"Taka, Ambilkan rotan." Titah Kizuto.
———————
Mata Aki terbelak mendengar apa yang Pamannya perintahkan. Ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tidak, tidak jangan itu lagi.
Batin Aki ketakutan tetapi Ia lebih takut lagi apabila memohon kepada Pamannya yang sedang emosi seperti sekarang.
"...Baik Tuan."
Taka langsung memberi kode anak buahnya untuk mengambilkan rotan dan setelah benda itu datang Ia langsung menerima rotan tersebut.
"Pukul dia sampai kubilang berhenti"
"Baik.. Kizuto-sama."
Taka melihat kearah anak buahnya sambil memberi kode dengan anggukan kepalanya. Dua orang anak buahnya langsung mendekati Aki. Ikatan tangan Aki pada tiang itu dibuka, baju bagian atas Aki juga dibuka pada bagian tangannya dan dibiarkan menggantung dipinggangnya oleh sabuk hakama sehingga Aki hanya bertelanjang dada. Lalu posisi tubuh Aki dibuat menghadap ke tiang kemudian tangannya diikat kembali ke belakang tiang dan ujung ikatan tersebut disangkutan yang ada dibelakang tiang sehingga posisi Aki saat ini berdiri seperti memeluk tiang tersebut tetapi Ia tidak bisa bergerak keatas atau kebawah karena kait tersebut mengunci pergerakannya. Taka berjalan kearah Aki sambil membawa kain yg sudah disimpul dan membawanya ke depan Aki.
"Aki-sama maaf saya tidak bisa berbuat apa-apa tapi mohon terima ini, paling tidak ini dapat mencegah Anda terluka lebih parah lagi."
Taka menyodorkan kain yang sudah Ia gulung ke arah mulut Aki.
Aki membuka mulutnya dan membiarkan Taka mengikat kain tersebut kebelakang kepalanya, sehingga Ia sekarang hanya bisa mengeluarkan gumaman kecil karna suaranya terhalang oleh simpul kain yg berada diantara giginya. Taka berharap kain tersebut dapat menghalau Aki menggeratkan gigi nya terlalu keras atau menggigit lidahnya secara tidak sengaja. Disisi lain Taka sebenernya merasa iba pada Aki namun Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi hanya hal ini yang dapat Ia lakukan untuk Aki. Aki hanya bisa pasrah karena melawan pun percuma, pamannya hanya akan menghukumnya lebih parah lagi.
"Mulai."
Kizuto memberi perintah dan salah satu pria berbaju hitam yang telah memegang rotan mendekat ke arah belakang Aki. Ia mengangkat rotan tersebut tinggi-tinggi. Setelah itu hanya suara rotan yang bertemu dengan kulit dan erangan tertahan saja yang terdengar.
🌸🌸🌸
Ren keluar dari kamar mandi dia hanya memakai bathrobe. Tubuh atletisnya mampu membuat semua wanita berteluk lutut dibawah kakinya. Ia berjalan kearah lemari pakaiannya dan mengambil celana training panjang lalu memakainya dan membuka bathrobenya.
Ia berjalan bertelanjang dada menuju ke balkon kamarnya.Mansion Ren berada di daerah pinggir kota dengan pohon pinus menjulang tinggi di bagian depan masuk mansionnya. Tanah seluas dua hektar tersebut adalah wilayah tempat tinggal nya.
Ren menyalakan pematik dan mengarahkan ke puntung rokok yang sudah terselip diantara bibirnya. Ia menghirup rokok tersebut dalam sekali tarikan lalu melepaskannya berlahan sembari melihat lurus tajam kearah kegelapan malam. Dia mengambil handphone nya lalu menelepon seseorang.
"Bagaimana Ken apakah sudah kau atur?"
"Semua beres Bos, sudah sesuai rencana dan mereka menyetujui pertemuan itu. Akan dilakasanakan besok siang."
"Kerja bagus, suruh Reo menggantikan posisimu, besok kau ikut denganku."
" Baik Bos."
Setelah itu Ren memutuskan kontaknya. Ren menaruh handphonenya kembali ke dalam saku celananya lalu tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Void Heart
RomanceWARNING! Kata-kata kasar dan kotor (Boyxboy) bagi yang jijik harap tidak melanjutkan! --------------------- Menikah harusnya menjadi sesuatu yang membahagiakan. Tetapi tidak untuk Aki. Pernikahan atas perjodohan bisnis yang diawali oleh kebohongan...