Chapter 7 - Introgasi

1K 75 13
                                    

Airmata Aki sudah tidak terbendung dan Ia menahan sakit dihati maupun sakit pada rambutnya yang masih dijambak pria berstatus suaminya tersebut. Aki berusaha tidak mengeluarkan rintihan dengan menggigit bibir bawahnya. Tiba-tiba Ren kembali menciumnya. Kali ini ciumannya lebih kasar dan menuntut. Ditambah kali ini tangannya masuk ke hakama Aki dan mulai memainkan putingnya dengan sesekali mencubit-cubit tonjolan tersebut. Aki yang sebelumnya tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh siapapun, merasa direndahkan dan Ia mendorong Ren sekuat tenaga kemudian menampar pipinya dalam gerakan refleks.

Ren tidak menyangka akan hal baru dilakukan remaja didepannya. Tidak pernah ada orang yang berani menyentuhnya. Tatapan datarnya seketika menggelap dan Aki masih sibuk mengembalikan nafasnya sehingga tidak melihat tanda bahaya yang akan datang kepadanya.

Aki tersadar dengan apa yang baru saja Ia lakukan dan ingin meminta maaf. Saat penatap kearah Ren, raut muka pria didepannya itu menampakan aura yang menyeramkan dan Aki seketika merasakan mengigil diseluruh tubuhnya dengan udara disekitarnya yang menjadi menyesakkan.

PLAK

BRUGH

Tanpa aba-aba Ren menampar Aki sangat kuat hingga kepala aki membentur kaca mobil hingga jidat Aki terbentur dengan kuat membuat pandangannya memburam dan rasa sakitnya membuat Aki merasa kesadarannya terengut dengan paksa.

"Nghh..AHHH!"

Ren tidak membiarkan Aki untuk pingsan, Ia menarik tangan Aki dengan kencang dan memutarnya kebelakang hingga Aki yang sebelumnya hampir pingsan langsung menjerit kesakitan. Ren menekannya ke jendela mobil sehingga Aki harus memalingkan mukanya kesamping dan berusaha melepaskan puntiran Ren dari tangannya.
Ren kemudian beralih mencekram leher Aki dari belakang dan mendekatkan dirinya kesamping telinga kiri Aki dimana kepalanya menghadap. Ren menatap ke arah Aki dan hal itu membuat kedua pandangan mereka bertemu. Satu menatap dengan tatapan dingin dan keji, dengan yang lainya dengan tatapan dengan sirat ketakutan dan jika diperhatikan lebih dalam tersirat pula keputusasaan.

"Aku belum mengatakan kau dapat tertidur, Istriku."

Terdengar sangat datar dan Aki dapat menangkap nada sarkas pada kalimat terakhir yang diucapkan pria yang masih mencekik lehernya dari belakang tersebut. Tidak terlalu kencang namun tetap membuat Aki kesulitan dalam menerima pasokan oksigen yang dibutuhkannya.

Tidak berapa lama mereka sampai di mansion. Ren melepaskan tangannya dari leher Aki yang segera terbatuk-batuk dan berusaha mengambil nafas. Ia segera keluar dari mobil dan berjalan kearah pintu sebrangnya lalu membukanya dan langsung menarik tangan Aki.

"Temui aku diatas, Ken."

Ren berkata dan disambut anggukan kepala oleh Ken tanda Ia mengerti maksud dari atasannya tersebut. Ken memerhatikan Ren yang berjalan sembari menarik Aki yang berusaha mengimbangi tarikan kuat pada lengannya.

Ren mencekram tangan Aki dengan kuat. Bisa dipastikan tangan remaja itu akan memerah dan meninggalkan memar disana. Aki berusaha meronta tetapi tenaga yang digunakan Ren tidak sebanding dengan tubuh kecil Aki. Ditambah lagi kepalanya pening efek tamparan Ren dimobil tadi. Aki hanya bisa pasrah sembari berusaha tidak terjatuh dengan langkah kecilnya yang menyeimbangi langkah besar orang yang sedang menyeretnya sekarang.

Aki di bawa ke satu ruangan paling ujung di lantai atas. Ren membuka pintu ruangan tersebut lalu melempar Aki ke lantai begitu saja. Ren masih berdiri di pintu dengan dua orang anak buahnya yang Ia suruh untuk mengikutinya dibelakang. Ren memandang kearah Aki dengan tatapan dingin dan tajam. Aki dibuat gemetar oleh tatapannya tersebut, sehingga Ia hanya berani menunduk takut menunggu apa yang akan dilakukan lelaki yang baru saja resmi menjadi pasangan hidupnya tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Void HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang