Chapter 4 - Syarat

1.1K 61 1
                                    

Setelah Ren pulang kizuto langsung menuju ke tempat Taka membawa keponakannya itu. Aki yang baru siuman melihat Kizuto datang dan langsung mendekatinya.

"AKHH! Sa-"

PLAK

Kizuto menjambak rambut Aki hingga Ia sedikit terangkat dan belum sempat Aki mengutarakan rasa sakitnya, Kizuto menampar Aki dengan keras hingga sudut bibir Aki berdarah.

Aki memegang pipinya yang sekarang berwarna merah padam itu dengan mata yang bekaca-kaca menahan tangis dan telinganya yang berdenging menjelaskan betapa keras tamparan tersebut. Aki yang masih masih berusaha mencerna situasinya hanya mendengar samar-samar ucapan Kizuto.

"Kurang ajar kau menghancurkan rencanaku!"

PLAK

Kizuto sangat geram hingga kembali menampar Aki hingga Ia terjatuh kebelakang futon yang sempat ditidurinya ketika Taka membawanya. Aki tidak berani melihat kearah Pamannya. Ia menundukkan kepalanya dengan posisi tangannya menopang tubuhnya akibat tamparan Kizuto. Aki melihat darah menetes ke futon dibawahnya dan tanpa perlu Ia lihat dapat dirasakannya rasa anyir di sekitar bibirnya.

"Berapa kali kukatakan untuk tidak muncul di dekat pavilion depan hah! Kalau sampai kerjasamaku batal kau akan tahu akibatnya!"

Kizuto lekas berlalu meninggalkan Aki yang masih menatap nanar ke futon dibawahnya. Taka yang melihat tuannya sudah menghilang dibalik pintu segera menghampiri Aki dan membantu mengelap sudut bibirnya.

Aki hanya terdiam dengan pandangan kosong selama Taka membantu membersihkan luka dan mengganti pakaian basahnya dalam diam. Taka lantas membantu Aki berdiri dan menuntun Aki untuk kembali kekamarnya karena jika Kizuto tau Aki tidur diruangan lain selain kamarnya Aki juga yang akan dalam masalah. Taka membantu menggelar alas tidur Aki dan membantu Aki untuk berbaring dan menyelimutinya. Taka merasa pilu dengan keadaan Aki namun Ia pun tak bisa berbuat banyak.

"Aki-sama, beristirahatlah. Jangan memikirkan macam-macam. Aku akan membangunkanmu besok pagi." ucap Taka.

Tidak mendengar sedikitpun respon dari Tuan Mudanya, Taka pun menghela nafas dan berjalan keluar dari kamar Aki.

Begitu mendengar pintu yang tertutup Aki langsung membaringkan tubuhnya ke samping dan meringkuk. Airmata yang sendari tadi ditahannya pun jatuh dan Ia terisak sembari sesekali memanggil Ibunya.

Taka yang sendari menutup pintu belum beranjak dari depan kamar Aki pun mendengar isakan memilukan dari ruangan yang baru saja Ia tutup pintunya.

Aku berjanji akan membantumu lepas dari Kizuto-sama Batin Taka.

🌸🌸🌸

Keesokan harinya

Sebelum masuk kekediaman Kizuto, Ken mendapat telpon dari seseorang lalu ia segera menghampiri Bosnya itu untuk memberitahukan berita itu kepada Ren. Ren yang mendengarnya yang disampaikan oelh Ken sedikit terkejut tetapi ia tetap memasang wajah datarnya dan kemudian tersenyum licik dan melanjutkan masuk.

Tampak Ren yang kini masih menunggu kedatangan Kizuto sembari menikmati teh yang disuguhkan. Ia berada diruangan kemarin. Namun Ia tidak melihat sosok mungil yang kemarin ditolongnya itu. Ren merasa sosok itu sangat familiar, seperti Ia pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Tak berapa lama Kizuto datang dan ren berkata sembari masih memegang cawan teh ditangannya tanpa melihat ke arah Kizuto.

"Tidak usah berbasa-basi. Aku sudah membaca perjanjian kita dan menurutku itu akan sangat menguntungkan Aku kemari akan menandatangi kerjasama antara Yumei dan Takazawa dengan tiga syarat tambahan. Aku akan memberikan 10% daerah kekuasaanku kepada Takazawa Grup tetapi dengan penghasilan di daerah tersebut dibagi rata. Lalu apabila ada salah satu dari anggota Yumei Grup yang melanggar perjanjian, orang tersebut akan menjadi milik Takazawa Grup begitu pula sebaliknya. Apakah kau setuju?"

Kizuto mendengarkan Ren dengan seksama sembari berpikir apa yang ditawarkan Ren tidaklah merugikannya bahkan Ia mendapat tambahan daerah dari perjanjian ini. Kizuto mengangguk dan tersenyum puas.

"Aku tidak keberatan dengan dua syarat yang Kau berikan. Lalu apa syarat terakhir?"

Ren meletakkan cawannya dan kini memandang Kizuto tepat dimatanya lalu mengeluarkan smirk khasnya.

"Syarat terakhir adalah........."

🌸🌸🌸

Kizuto berada diruangannya tampak berpikir. Pembicaraannya dengan Ren tadi siang masih berputar dalam kepalanya. Persyaratan yang diajukan Ren untuk kedua syarat Kizuto tidak keberatan karena itu menguntungkan Takazawa Grup. Namun yang menjadi pemikirannya adalah syarat terakhir yang diajukan Ren. Kizuto tak menyangka Ren akan meminta hal seperti itu. Hal itu sama sekali diluar perkiraannya.

Flashback

"Aku tidak keberatan dengan dua syarat yang Kau berikan. Lalu apa syarat terakhir?"

Ren meletakkan cawannya dan kini memandang Kizuto tepat dimatanya lalu mengeluarkan smirk khasnya.

"Syarat terakhir adalah........."

"Aku ingin kau menyerahkan pegawaimu yang kemarin ku selamatkan kepadaku. Aku tertarik dengannya."

Kizuto sangat terkejut dengan permintaan Ren.

Menyerahkan Aki pada pria didepannya? Itu terlalu beresiko tinggi. Namun Kizuto berfikir tidak mungkin membatalkan perjanjian ini dengan alasan anak sialan itu. Kedua persyaratan pertama akan sangat penguntungkan baginya.

"Kenapa kau tertarik dengan nya? Dia hanya seorang tak berguna."

Kizuto berucap hati-hati dan Ia berusaha untuk membuat Ren membatalkan keinginan terkahirnya itu.

"Jika Ia tidak berguna untukmu, dia akan berguna untukku."

Jawaban Ren membuat Kizuto terdiam. Ia memutar otaknya keras bagaimana untuk menolak permintaan Ren. Ia pun mencoba senjata terakhirnya.

"Maafkan Aku Ren-san. Sebenarnya pegawai kemarin itu adalah keponakan jauh ku. Ia bekerja disini karena kedua orangtuanya yang menitipkannya kepadaku untuk melatihnya tanpa melihat hubungan saudara yang ada. Aku tak mungkin langsung mengambil keputusan hal ini harus kubicarakan dahulu dengan orangtuanya."

Ren berusaha menahan seringainya mendengarkan kebohongan yang diucapkan Kizuto.

"Justru itu lebih baik. Aku tertarik padanya. Aku dapat menikahinya sehingga hubungan kerjasama kita dapat menjadi hubungan kekeluargaan juga. Jika begitu aku tak akan segan untuk menjalin kerjasama lainnya dengan Takazawa Grup."

Kizuto membolakkan matanya. Menikah? Kerjasama lainnya? Kizuto tak mau gegabah karena Ren terkenal dengan tidak mudah mempercayai orang dan kini Ia menawarkan kerjasamanya lainnya dengan Kizuto padahal kerjasama pertama saja belum deal. Kizuto merasa buntu.

"Aku akan memberikan waktu untukmu mendiskusikan dengan keluarganya dan tentang tawaranku. Tapi kau harus ingat satu hal Kizuto-san aku bukanlah orang yang sabar dan dapat menerima penolakan. Aku menunggu jawaban baik darimu."

Dengan itu Ren berdiri dan keluar dari mansion Takazawa meninggalkan Kizuto dengan pikirannya.

Flashback end

Kizuto memikirkan semuanya dan Ia akhirnya mantap untuk mengambil keputusan. Ia mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.

"Bawa anak itu kemari."

Setelah itu Kizuto menutup teleponnya.

———————

Tbc



Maaf apabila banyak typo yaa ^^

Bagaimana menurut kalian cerita ini? Maaf masih gajelas ini cerita pertamaku.

Mohon sarannya yaa.. Jangan lupa voment nyaa

Bagi yang tidak menyukai harap tidak meninggalkan komen negatif

terimakaasih ^^

Salam ----Shirotani31.

Void HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang