9

3.8K 390 40
                                    

Ketika kau meninggalkan seorang wanita demi wanita lain maka kau harus merelakan jika kelak ada pria lain yang mencintai (eks) wanitamu.

Di

***

Hidan tak berkomentar sepatah kata pun saat Sakura mengabaikan keberadaan laki-laki itu di kamar mereka. Sebenarnya perasaan Hidan sama sekali tak tenang. Ia hanya berpura-pura bersikap seperti biasa padahal ia benci diacuhkan. Ia kesal gadis itu tak menaruh minat sedikit pun padanya. Oke, dia mungkin memang keterlaluan karena masuk tanpa permisi saat Sakura berganti baju. Tapi, bukankah itu sudah haknya? Bagaimana jika Sasuke atau Suigetsu yang masuk ke kamar mereka? Hidan tak ingin membayangkannya.

"Sakura, aku butuh bantuanmu sekarang juga!" Seorang gadis berkacamata menerobos masuk pintu kamar Hidan dan Sakura tanpa permisi.

"Karin, ada apa?" tanya Sakura menatap Karin penasaran.

"Sasuke, Sasuke—dia..."

Sakura tak menjawab selain langsung bangkit berdiri melewati Hidan yang mengernyit jengkel. Gadis itu sengaja tak menatap wajah laki-laki menyebalkan seperti Hidan. Ia masih marah atas tindakan tak senonoh Hidan padanya beberapa jam lalu.

Kini, Sakura telah berdiri di ambang pintu kamar Sasuke dan menemukan laki-laki itu tergeletak tak berdaya sembari menangkup kedua matanya. Ada darah mengalir dari sela kelopak mata Sasuke yang membuat Sakura langsung mengalirkan chakra medis.

"Tenanglah, Sasuke, aku akan membantumu," bisik Sakura yang masih mengalirkan chakra maksimal saat Sasuke mengerang kesakitan.

"Dia tadi baik-baik saja. Kenapa Sasuke mendadak terluka seperti ini?" Karin ikut cemas disamping Sakura yang masih menganalisa keadaan.

"Apakah dia pernah menggunakan sharingan sebelumnya. Mangekyou sharingan?" tanya Sakura yang dibalas anggukan Karin.

"Saat Madara meminta kami menginvasi daerah Iwagakure demi mendapatkan jinchuriki satunya selain Naruto."

"Kau tidak boleh menggunakan chakra untuk sementara waktu, Sasuke. Seandainya aku memiliki bahan obat—"

"Sakura, katakan jenis tumbuhan apa yang kau perlukan! Aku akan mencari obat itu demi Sasuke-kun."

Sakura menghela napas sebelum mengatakan beberapa bahan tumbuhan yang ia perlukan untuk meracik obat. Selepas kepergian Karin, Sakura mengambil perban dari tas kecilnya dan mulai mengikatkannya pada kedua mata Sasuke.

"Ini lebih baik agar kau tak menggunakan matamu terlebih dahulu sampai aku selesai meracik tanaman obat."

Sasuke menangkap pergelangan tangan Sakura sebelum kata khas itu keluar. "Hn"

"Kenapa kau ingin menggunakan teknik itu, Sasuke?" tanya Sakura pada laki-laki yang pernah dikaguminya tersebut.

"Mungkin hanya Uchiha Shisui yang bisa melakukan teknik teleportasi terbaik. Tetapi, aku hanya ingin mencoba keluar sebentar, Sakura."

"Bohong. Kau tahu kalau markas ini disegel, bukan? Kau tak bisa keluar masuk sesuka hatimu di sini."

"Hn."

"Kau belum pulih benar maka sebaiknya tak menggunakan sharingan untuk sementara waktu. Lagi pula, siapa yang ingin kau hubungi?"

"Konoha."

Jawaban Sasuke sukses membuat bibir Sakura terkatup rapat. Gadis itu menyembunyikan bahunya yang gemetar dengan menggelengkan kepala.

"Bukankah sudah kubilang bahwa apa yang kau lakukan sia-sia, Sasuke. Aku tidak akan pernah kembali ke Konoha. Aku—aku bukan Haruno Sakura yang dulu."

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang