Tiap tindakan pasti ada alasan dan penyebabnya
-Audrina Trixie-"Besok jemput mamah di bandara jam sembilan ya sayang." suara dari seberang negeri lain terdengar lembut dari speaker ponsel.
"Kenapa ga naik taksi aja mah?" Arthur gusar, jadwal nge-band-nya di hari sabtu bertabrakan dengan jadwal kepulangan Ifah, mamanya.
"Sekali-kali kamu jemput mamah kek, mamah kan kangen."
"Iya iya mah. Arthur tutup dulu ya, ngantuk mau tidur. Assalamu'alaikum."
"Jangan lupa stel alarm loh. Walaikumsalam."
Arthur menutup panggilan telepon singkat itu lantas membanting ponselnya ke sisi lain ranjang. Tubuhnya dilanda rasa malas setelah sibuk latihan bersama gengnya untuk acara pembukaan suatu gerai di kota.
Cowok bermata almond itu melamun sejenak, berpikir betapa kosong dirinya. Yang ia kerjakan setiap hari hanyalah sekolah, mengerjakan tugas, dan kadang bermain futsal atau latihan musik untuk mengisi waktu kosongnya daripada berdiam diri di rumah besar tanpa ditemani siapapun. Orang tuanya selalu sibuk bekerja, mengejar deadline dan sebagainya sampai ke negeri tetangga.
Kesepian sudah menjadi teman sehari-harinya, apalagi setelah dirinya kehilangan Olla. Rutinitas bertemu di klub sudah ia hindari. Hanya David yang tahu betapa Arthur mencintai Olla meski terkesan bodoh, mencintai perempuan yang tiap malam menghabiskan waktu di klub, minum, dan mabuk-mabukan. Sayangnya, luka di hati Arthur juga belum terobati.
Arthur menghela nafas panjang, tak lama kemudian ponselnya bergetar di sisi ranjang yang lain. Bayang-bayang Olla hilang dalam sekejap, tergantikan senyuman begitu melihat notifikasi pesan dari Audrina.
"Dasar cewek bego." gumamnya seraya membuka pesan itu.
Audrina Trixie
Sudah saya putuskan, hari senin, istirahat kedua, akan ada peristiwa besar di kantin. Saya prediksi, setelah peristiwa itu akan ada gosip panas berkeliaran selama tiga hari."Dasar gila. Ngomong apaan si." batin Arthur. Ia mengetik balasan pesan untuk Nana. Sedangkan Nana jauh disana malah cekikikan membaca pesan yang ia kirim.
Arthur Stavio
Bodoamat.Tak lama kemudian Arthur menyunggingkan senyum sinisnya. Entah apa yang terpikir di benaknya. Ia mengetik pesan balasan untuk yang kedua kalinya. Ia tau bahwa Nana pasti sudah menyusun rencana untuk dirinya.
Arthur Stavio
Sudah saya putuskan juga, besok akan ada bencana besar di kantin.Send.
Dan tak ada balasan lagi dari Nana.
Di kamarnya yang berantakan, Nana tampak menekan kontak nomor telepon lantas menempelkan ponselnya di telinga.
"Halo." sapa Nana.
"Hai, kenapa emangnya?" tanya David.
"Kok Arthur jadi banyak nantang sekarang ya? Perasaan tadinya dia kalem, diem."
"Tunggu aja Na. Mungkin dia udah mulai tertarik sama lo. Gue kasih tau rahasia ya, sebenernya Arthur lagi butuh cewek." ucap David seolah-olah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Conqueror [REVISI]
Teen FictionAudrina, cewek pelupa bahkan dengan kaos kakinya sendiri kecuali rumus matematika. Gak pernah pacaran dan ga akan pacaran kecuali kalo ada maksud tertentu. Arthur, cowok introvert yang menyimpan banyak rahasia. Nana suka ganggu dan bikin masalah...