Akan ada satu masa dimana segala rasa akan hilang seketika,
Tanpa berfikir apa apa, tanpa berkata apa dan harus bagaimana.
Sementara segala rasa menghantam kita menerka segala linimasa kita, seakan akan segala rasa memusuhi bersatunya kita dan seketika waktu meledakkan kita hingga terjadi pertengkaran hebat, segala rasa bertumpah ruah bercampur aduk menjadi lantunan kata kata pedas terlontar dari mulut, memaksa mata mengeluarkan air mata.Aku tak terima ditusuk oleh orang yang benar benar kupeluk erat.
Sedih berganti kecewa, kecewa berganti marah.Ironisnya menjadi marah adalah hal yang paling menyenangkan, betapa senang membiarkan rasa kecewa tetap dipelihara, tanpa kita sadari kekecewaan itu menjadi rasa rindu ingin bertemu namun ragu tuk menyapa.
Aku pun terdiam lama, merenung sambil berfikir "apa yang aku lakukan terhadap rasaku sendiri".
Emosi hanyalah membawa bencana, marah akan membawa luka, kini kutersadar betapa bodohnya diriku terhadap egoku yang tak bisa ku kontrol..