Pertama aku ucapkan terimakasih kepada tuhan yang telah menurunkan sosok manusia kaya kamu dibumi. Yang menjadi imigran, lalu bersembunyi didalam kandungan ibumu yang di bantu oleh bapakmu sebagai yang memprosesnya.
Tak terasa kita sudah mau lewati fase lulusan SMA, yang akan menentukan selanjutnya kita mau kemana..
;"Katanya kamu mau lanjut
kuliah??"
; Eee iya.
;"Kuliah dimana??"
; Masih bingung..Awal dadi kegundahan.
Kata "masih bingung", sebenernya yang bingung itu aku. Jika kau lanjut ke universitas yang lain dengan aku. Barangkali kau akan didekatin beberapa cowok yang akan berawal huruf "p" yang mungkin akan meruntuhkan apa yang kita buat selama ini.Tenanglah, semua bisa baik" saja.
Hingga beberapa Minggu kemudian, kau memutuskan kuliah disalah satu universitas di Malang yang notabenenya orang orang kaum dermawan. Dan aku sendiri disalah satu universitas di Semarang..
LDR pun tidak bisa dielakkan lagi. Dan mungkin atas perhatianku yang cuma tertuang di kolom centang biru, kau perlahan lahan berubah sikap.
Barangkali kau lebih banyak menerima perhatian langsung dari cowok yang baru kau kenal, aku akan tersingkirkan dari hati yang jadi tempatku pulang.Hingga bulan ketiga kita menjalani LDR, kau sudah berubah total. Kita lalu pulang, kau ngajak makan berdua. Tanpa apa yang aku pikirkan terjadi. Ajakan makan tersebut adalah hal terakhir yang bisa saling tatap bola mata, saling berbagi arguman untuk kehidupan selanjutnya. Tapi semua sudah lenyap dimakan hening, dibisukan sepi dalam pekat aroma kopi.
Entahlah apa yang aku pikirkan saat itu, aku hanya terpaku diam tanpa bisa berbicara apapun. Mungkin ini kehendak Tuhan berkata beda dengan hati kita.
Sudahlah, terimakasih atas segalanya. Pada hari ini turut mengucap bahagia, mencoba ihklas walau air mata terus menerus terkuras..
Terimakasih...