1- With You

653 72 2
                                    

"Juaa." panggil seorang, kepada gadis yang sedang melaksanakan piket kelas, bernama Jua.

Nadzwa Alfia Fauza nama asli gadis yang sedang piket ini, kerap disapa dengan nama Jua karena mudah dalam penyebutan. Kelas 11 IPA 2 diSMA Panca Indra ini, ia tidak terlalu terkenal seperti kebanyakan gadis lainnya, tetapi mempunyai wajah cantik, imut dengan pipi bakpaonya, pastinya menggemaskan.

"iya ada apa?" balas Jua berhenti menyapu, lalu menoleh keseseorang yang memanggilnya.

"Mau hujan pulang yuk, rajin amat piket." Kata lelaki yang memanggilnya tadi.

"Tunggu, bentar lagi selesai kok," balas Jua.

"Gue gak kayak lo yang males piket." Cengir Jua.

"Sudahlah ayo."

• • •

"Azka!! bentar lagi hujan." Jua yang baru saja memandang langit, sangat kegirangan.

"Makanya ayo kita cepat ketaman, penting." Azka menarik tangan Jua menuju taman dekat sekolah.

Azka Rangga dwitama, lelaki setara dengan tinggi anak basket padahal tidak mengikuti ekstrakulikuler basket, wajah dingin namun jika kalian sudah kenal, wajah es itu akan berubah menjadi senyuman ceria, 11 IPS 2, berbeda kelas dengan Jua, andai kata S bisa diubah menjadi A maka akan sekelas dengan Jua.

Belum sampai tempat tujuan hujan sudah mulai turun perlahan-lahan, gerimis datang.

Jua memperlambat jalannya, supaya bisa terkena hujan terlebih dahulu, sangat senang jika gadis ini terkena hujan, karena hujan segala-gala baginya.

"Kita keayunan aja." ide Azka.

"Let's go!" Jua sangat bersemangat.

Sampailah mereka ditaman tempat tujuan, Jua menaiki ayunan beratap yang berhadapan, dengan dihadapnnya Azka.

Jua melihat dikursi kosong taman, sudah diduduki seorang lelaki memakai masker berwarna hijau dan seragam sama sepertinya, sepertinya lelaki itu ingin cepat berteduh supaya tidak kehujanan atau mungkin lelaki itu sejak tadi dikursi taman.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo ditaman ini, biarkan rumput sebagai pembuka menginjakkan ditaman ini, hujan menjadi saksi, gitar menjadi penutup, hm," kata Azka gugup.

"Mau gak lo jadi... pacar gue?" sambung Azka.

"Hah? Gue ga denger"

"Mau gak nadzwa alfia fauza jadi pacar azka rangga dwitama?"

"Lo serius?"

"Gue serius."

"Gue mau jadi pacar lo."

Kedua insan ciptaan tuhan ini saling berpelukan layaknya teletubis, tetapi mereka layaknya pasangan kebanyakan.

Kebahagiaan Jua mulai tumbuh sejak Orang Tua yang melahirkannya meninggal, ibundanya meninggal saat melahirkannya, sejak lahir Jua tidak pernah melihat langsung bagaimana wajah ibunda, hanya bisa melihat wajah ibunda dari foto yang diberikan Ayah.

Kebahagiaan memang sedang ada pada Jua, tapi tidak bagi lelaki bermasker hijau yang sedang duduk dikursi taman , dia sedih tapi tak ada yg mengetahuinya, entah apa yg membuatnya sedih.

"Dia kenapa?" Azka menunjuk lelaki dikursi taman yang akan menginjakkan kakinya pergi.

Jua langsung berlari menghampiri lelaki itu dengan cepat, tanpa aba-aba.

"Hey maaf sedang apa? Kenapa wajah lo murung?" ucap Jua mendekati lelaki itu, lelaki itu malah pergi tak menggubris perkataan Jua sama sekali.

"Hey lo yang mengenakan masker!! Gerimis pasti mau hujan deras, nanti lo pasti sakit atau mungkin sudah sakit." Jua meneriaki lelaki yang mengacuhkannya.

Rain [LENGKAP, TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang