Jungkook's .
Esakkan tangisanku semakin menjadi setelah kelibat mereka sepuluh orang menghilang secara tiba tiba .
Rindu dalam hati kian menebal . Apa perlu aku lakukan ?
Sedang aku leka melayan perasaan sendiri , tiba tiba pintu rumahku diketuk . Aku cuba menghentikan tangisan sambil mengelap air mata yang mengalir ke pipi .
" Sekejap ! " Aku menjerit dari dalam rumah agar orang itu menunggu seketika .
Setelah tangisanku sedikit reda , aku mula membuka langkah ke pintu . Pintu dibuka sedikit muat muat untuk kepalaku memandangkan aku hanya memakai tuala dipinggang .
Seorang gadis sedang berdiri dihadapan pintu rumahku dengan senyuman manis mekar dibibirnya .
" Eunmi ? "
" Hi Jungkook ! Sorry menganggu awak . Awak dah makan ? Ini , saya ada masak makanan lebih jadi saya bekalkan untuk awak . Saya harap awak suka . " Eunmi menghulurkan sebekas mangkuk tingkat kepadaku .
Aku memandang huluran sebelum menyambut bekas makanan itu . Kepalaku diangkat untuk memandangnya .
" Gomawo . Susah susah je . " Sedikit senyuman aku berikan kepadanya walaupun aku tahu ianya hambar .
Mata Eunmi memandang mukaku tanpa berkelip . Ya tuhan , indahnya ciptaanmu tetapi kenapa matanya merah dan bengkak ?
Aku yang perasan akan pandangan itu kerana dia terdiam tanpa membalas ucapan terima kasihku , melayangkan tangan dihadapan muka gadis itu .
" Eunmi ? "
Badan Eunmi sedikit tersentak sebelum dia mengelengkan kepala . " Ah , apa awak cakap tadi ? "
" Tak ada apa apa cuma terima kasih , susah je awak masakkan untuk saya . " Ucapku ikhlas . What ? Betullah susah je dia masakkan untuk aku en ?
Eunmi tersenyum manis . " Haha tak ada apalah setakat masak senang je . Hm Jungkook , awak tak apa apa ? "
Keningku bercantum mendengar kata kata Eunmi . " Maksud awak ? "
" Maksud saya , awak sakitkah ? Mata awak sembab , bengkak dan merah . Awak baru lepas menangis ya ? " Soal Eunmi prihati .
Aku jadi termalu sendiri . Iyalah , dia nampak mata aku merah sah sahlah dia tahu aku baru lepas menangis . Tch Jungkook , kau memang memalukan .
" Eerr .. Tak . Tak adalah cuma .. Saya sakit kepala sikit tu yang sampai mata merah , sembab dan bengkak . " Mulut Eunmi melopong mendengar balasan kata kataku .
Tangannya pantas menolak pintu rumahku sehingga membuatkan tubuhku terdorong ke belakang dan pintu terbuka luas . Bekal ditanganku juga dirampas olehnya sekelip mata .
" Omo , awak sakit kepala sampai macam ni ? Dikira teruk jika sampai begini . Tak apa , awak duduk biar saya sediakan makanan ini dan- er saya rasa awak patut naik tukar baju . "
Tiba tiba aku lihat pipi Eunmi berona merah . Dia juga melarikan pandangannya ke belakangku . Kenapa perempuan ini ? Dia yang masuk rumah aku secara tiba tiba tanpa rasa malu sekarang baru malu pula ?
Aku melihat tubuhku . Automatik aku menepuk dahiku perlahan . Bagaimana aku boleh lupa tadikan aku baru lepas mandi .
" Em .. Okay saya naik dulu nanti saya turun balik ! " Sejurus itu aku terus berlari anak mendaki tangga untuk ke bilik . Jelingan mata garang seseorang disebalik pintu bilik milik empat gadis itu , tidak aku hiraukan . Tak mahu menangis lagi .
Beberapa minit kemudian , aku turun ke bawah semula . Kakiku laju melangkah ke dapur . Dari kejauhan , aku nampak tubuh Eunmi mengigil dan kepalanya tertoleh ke kiri dan kanan . Dia seolah olah .. Ketakutan ?
Segera aku merapatinya lalu bahunya aku sentuh . " Eunmi . "
" ARGHhhhh ! "
End Jungkook's .
-
Eunmi's .
Selepas saja kelibat Jungkook menghilang ke atas , terus aku menekup pipiku yang terasa hangat . Ah mesti merah ni . Ish memalukan !
Tetapi , tubuh Jungkook yang hanya tersangkut sehelai tuala dipinggangnya sangat memukau . Seksi !
Tiba tiba aku teringat akan matanya . Betulkah dia hanya sakit kepala ? Matanya betul betul seperti orang baru saja lepas nangis . Jika dia betul betul baru lepas menangis , mengapa pula lelaki itu mahu menangis ?
Sungguh , lelaki kacak itu penuh dengan misteri .
Beberapa minit aku berteleku diruang tamu ini , baru aku teringat akan tujuan aku meredah masuk ke rumah ini tanpa rasa malu tadi .
" Ah , baik aku sediakan cepat kejap lagi Jungkook akan turun . " Langkah kaki aku buka sebesar yang boleh menuju ke ruangan dapur .
Segala bentuk didalam rumah Jungkook ini sama saja dengan reka bentuk dirumahku . Cuma yang membezakannya ialah dekorasi rumah ini nampak lebih santai berbanding rumahku yang bertemakan ala ala rumah orang putih .
Bekas makanan aku letakkan diatas bar lalu beberapa biji mangkuk aku capai daripada rak pinggan mangkuknya . Segala makanan yang aku isi ke dalam mangkuk tingkat tadi aku masukkan ke dalam mangkuk dengan berhati hati agar tidak comot .
Selepas itu , aku angkat mangkuk mangkuk itu dan diletakkan ke atas meja makan . Setelah itu , aku masuk ke dalam dapur semula untuk membancuh air . Yelah , takkan makan tanpa air , kan ?
Sedang aku leka membancuh air , tiba tiba terasa angin kuat berada dibelakang . Aku tersenyum lebar . Jungkook ni ..
" Jungkook ? Jangan bermain . Saya tak takutlah . " Ujarku bersahaja tanpa berniat untuk menoleh ke belakang .
Tetapi tiada balasan daripada Jungkook membuatkan aku berasa pelik . Kepalaku menoleh ke belakang . Kosong . Mataku meliar untuk mencari Jungkook . Mana tahu dia ajak bermain hide and seek .
Aku kembali memberikan perhatian membancuh air . Tiba tiba bunyi tapak kaki melangkah ke arahku . Aku hanya menghiraukan . Sekali lagi , ianya Jungkook , kan ?
' pergi '
Pergerakkan tanganku mati . Suara itu bukan suara Jungkook . Suara perempuan ! Suara itu benar benar berada ditepi telingaku . Bulu romaku mula menaik .
Siapa ?
" Jungkook , jangan bermain . Saya serius . "
Namun tiada balasan . Aku menelan air liur . Tangan kembali bergerak untuk melakukan kerja .
' pergi ! '
Sekali lagi suara itu berbunyi ditepi telingaku bersama sedikit tiupan kecil tetapi kali ini sedikit keras . Badanku mula mengigil , kepalaku tertoleh ke kiri dan kanan untuk mencari punca suara itu .
Dan tiba tiba terasa bahuku disentuh bersama panggilan namaku .
" Eunmi "
Jantungku seakan akan terhenti . Katakan ini semua mimpi .
" ARGHhhhhhh . "