Nada masuk ke dalam kelas dengan mata dengan mata sembab dan jejak air mata yang terdapat di sekeliing matanya. Laras yang sedang asik membaca buku, terganggu karena Nada menenglungkupkan tangannya ke meja menyebabkan sedikit gesekan meja. Menimbulkan sebuah bunyi.
Laras menatap Nada dengan kerutan di dahinya. Ia memegang bahu Nada.
Nada menatap Laras dengan senyuman.
"Gue gak papa Ras"
"Mata bengkak kaya gini lo bilang gak papa Nad?"
"Iya gue gak papa. Liat gue senyum kan. Gu-"
Laras menghela nafas pelan. Ia menaruh tangannya di bahu Nada. Menatap Nada dengan sayang. Laras sangat menyayangi Nada. Ia menganggap Nada seperti adiknya sendiri. Ia menatap Nada lembut
"Lo udah gue anggap kaya adik gue sendiri Nad. Jadi apa yang terjadi. Kasih tau sama gue. Jangan diem aja. Kalau diem gue ga bisa apa apa Nad"
Nada mulai terisak pelan
"Ada yang nyium gue Ras hiks.."
Laras mengepalkan tangannya kuat kuat
"Siapa?"
"Raga"Nada menutup wajahnya menggunakan kedua tangan mungilnya. Mendadak mendengar nama Raga membuat Laras naik pitam. Dia harus memberi pelajaran kepada sepupunya itu. Raga Alfa Dirgantara adalah sepupu Laras. Semua siswa di sekolah ini tidak ada yang tahu kalau ia adalah sepupu Raga. Laras tidak ingin, jika orang tau ia sepup Raga maka banyak lah yang berteman dengannya. Namun bukan asli dari hati mereka tapi mereka hanya ingin dekat dengan Raga melalui Laras
Semua guru tahu akan hal itu. Tetapi mereka menutupi semuanya atas keinginan Laras.
"Gue bakalan ngasih pelajaran ke dia. Yang nama Raga Raga itu. Jadi please jangan nangis gini ya" bujun Laras. Ia mengumpat dalam hati
"I..iiya.. dia..di..dia udah nyium gue. Bi..bibir gue Ras"
Mendengar jika bibir Nada yang di cium oleh Raga membuat Laras gila-gilaan. Oke ini ga bisa dibiarin. Ujarnya dalam hati. Ia mengamati Nada dalam diam, lalu menepuk bahu Nada pelan
"Lo tunggu sini. Gue ada urusan bentar."
Nada mengangguk
🍁🍁🍁
Laras sedang menunggu Raga di taman belakang sekolah mereka. Laras menghentakkan kakinya berulang kali. Menunggu Raga 2 menit, itu membuat ia semakin menggerutu. 2 menit rasanya 1 jam.
Raga sampai di taman janjian ia bersama Laras. Seperti biasa, Raga menatap datar dan tajam ke ara Laras
"Udah dateng lo" ujar Laras dingin
"Udah" jawab Raga dingin pula
"To the point aja. Gue gak suka basa basi. Kenapa lo nyium sahabat gue?"
Raga mengerutkan keningnya tanda tak mengerti. Sahabat Laras? Siapa? Ia menerka dalam benak nya.
"Gak usah sok gak tau lo. Cewek yang lo cium tadi"
Raga tersentak. Ia baru ingat gadis yang ia tarik ke rooftop bersama nya. Dan ia tak sengaja mencium gadis itu disana
"Gue mohon. Jangan ada lagi kejadian yang dulu terulang,Kak. Gue mohon. Gue gak mau sahabat gue harus ngalamin hal yang sama kaya kakak gue. Hiks"
Laras terisak. Ia menunduk dan menutup wajahnya dengan tangan. Bahunya bergetar. Raga melihat itu, ia seakan melihat Lira. Lira adalah adik kelas Raga.
Lira duduk di bangku taman sekolah menunggu Raga kakak kelas yang begitu ia idamkan. Raga sampai di taman dengan nafas yang tersenggal-senggal. Lira tersenyum lembut lalu menghampiri Raga dan mengelus pundak Raga pelan dengan penuh sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Find The Beauty In Everyday
Fiksi RemajaNada merasakan hancur ketika orang yang ia benci sekaligus sayang berhenti bernafas "Please jangan tinggalin aku. Aku maafin kamu, aku maafin. Jangan becanda. Jangan jadiin hal ini candaan kamu" Nada menjerit histeris, memukul tubuh yang terbaring l...