part 6

48 21 26
                                        

Author POV

"CILLAA!"

"BANGUN UDAH SIANG!"

Tok!Tok!Tok!

"Cilla bangun udah siang, nanti kamu terlambat."

"Cilla..ini kan hari Senin. Kamu upacara."

"Cilla...kalau kamu gak bangun juga. Jangan salahin mama kalau kamu terlambat ke sekolah."

Reva, kesal sambil mengelus-elus dadanya untuk menenangkan dirinya. Karena tidak ada sahutan apapun, Reva akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

Cilla Arqilla POV

"Jantungku,degdegan." gumam Cilla

Namun tiba-tiba aku merasakan tubuhku terguncang-guncang.
Yaallah kenapa terjadi gempa mendadak begini.

Lalu kemudian terdengar suara orang memanggil-manggil namaku, sebentar.....sepertinya ku kenal dengan pemilik suara itu..mama.
Terus dimana mamaku. Suara itu semakin lama semakin terdengar sangat jelas.
Aku yakin itu suara mama.

Author POV

"Cilla..bangun!" teriak Reva-mamanya Cilla yang sedang mengguncangkan tubuh Cilla berkali-kali.

"AAAAAAAA!GEMPAAA!" teriak Cilla yang langsung duduk di atas ranjangnya.

Cilla mengerjap-ngerjapkan matanya.

Shit!cuma mimpi-batin Cilla

Cilla menoleh ke sebelah kananya. Dilihatlah mama nya yang sudah nampak memerah mukanya. Dan bersidekap sambil membawa handuk di tangannya.

Cilla yakin ini semua pasti ulah mamanya.
Mamanya mengguncang-guncangkan tubuhnya. Cilla mencibirkan bibirnya kesal.

"Cilla kamu itu udah gede. Masa iya tiap hari dibangunin. Seharusnya kamu itu malu sama anak ayam tetangga. Jadi gadis tidurnya kayak kebo. Diteriakin enggak bangun, diguncangin tubuhnya baru bangun. Pantes cowok-cowok ogah sama kamu, sekarang kamu mandi." titah Reva

Cilla senyum-senyum sendiri tak jelas, ia mengingat mimpi nya tadi. Ia bermimpi bahwa cowok yang ia tumpahkan soto ke bajunya tanpa disengaja, sedang senyum kepadanya.

Sedangkan Reva menatap anaknya jengah. Bagaimana tidak Reva memarahi Cilla namun Cilla malah senyum-senyum sendiri. Siapa yang enggak bingung coba.

Tak!

Reva menyentil jidad Cilla. Lalu kemudian Cilla.
Mengaduh sambil mengusap-usap jidad yang berdenyut karena sakit.

"Di marahin malah senyum-senyum." cibir Reva

Cilla malah cengengesan sambil menggaruk-nggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Udah sana cepat mandi, udah siang, ni handuk nya, hari ini kamu upacara."

"Ohiya!" Cilla bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Reva yang melihat tingkah putrinya hanya menggeleng-nggelengkan kepalanya.

"Udah remaja padahal." ujar Reva kemudian pergi keluar dari kamar Cilla.

***

"Yaampun waktunya tinggal lima menit lagi." gumamnya pelan

Cilla yang sudah nampak rapih dengan seragam putih abu-abu nya, langsung turun dari lantai atas menuju lantai bawah dengan terburu-buru.

Cilla mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat. Ia melahap makanannya dengan cepat.

Ruang makan hanya di isi dengan Cilla dan Reva. Ayahnya sedang pergi ke luar kota untuk kesepakatan bisnisnya.

Sejauh Matahari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang