Akhir Bahagia Yang Dinanti (END)

1.2K 101 38
                                    


(Saran dari gue: puter lagu di mulmed sambil baca terus kebawah)

Melina meletakkan sepiring nasi goreng di atas meja makan lengkap dengan segelas air putih di sebelahnya. Baru saja tangannya hendak meraih tudung saji, suara putranya terlebih dulu menginterupsi.

"Pagi, Ma,"sapa Aldi sambil mengancingkan kancing seragamnya.

"Pagi. Tumben banget kamu bangun pagi pas hari Sabtu gini?"tanya Melina bingung. Ia menyingkirkan tudung saji yang tadinya ia gunakan untuk menutup makanan Aldi.

Aldi tersenyum misterius, "Ada janji."

"Hayoo, anak Mama lagi ada janji sama pacarnya ya? Kok nggak cerita cerita sih,"ledek Melina.

"Apa sih, Ma. Bukan pacar kok,"kilah Aldi tenang.

"Beneran?"

"Iya, Ma."

"Kalau iya nggak apa apa kok,"desak Melina.

Aldi tersenyum lebar, "Bukan, Mama. Aku nggak janjian sama pacar."

"Aldi..."

"Ya?"

"Kamu nggak homo kan?"tanya Melina tiba tiba membuat Aldi memelototkan matanya.

Setelah ia berhasil mengontrol napasnya, Aldi terkekeh dan menatap ibunya dengan lembut.

"Nggak, Ma. Jangan mikir aneh aneh, deh. Udah ya, Aldi pamit,"ucap Aldi sambil mendorong kursinya.

"Iya. Hati hati di jalan,"pesan Melina.

"Sip!"Aldi mengacungkan jempolnya selagi memakai sneakers nya. Kini lengkap sudah penampilannya.

Kaos hitam bermotif dipadu dengan jaket denim, ditambah dengan sneakers kesayanannya, Aldi benar benar menjadi sosok yang sangat tampan dan pasti digandrungi gadis gadis.

"Oke, yang ini jangan lupa,"gumam Aldi sambil menggotong tas ranselnya dan menuju mobil.

******

"Hei, hei! Liat itu! Ganteng bangeeet...,"bisik salah seorang gadis sambil menunjuk Aldi.

"Iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya. Aduuh, pacarable banget siih,"balas temannya.

"Eh tapi dia bawa bawa bunga. Punya pacar dong,"lirih gadis lainnya.

"Aduuh, iri banget gue. Coba aja gue jadi ceweknya."

Aldi yang mendengar semua bisikan bisikan cewek di belakangnya hanya memasang wajah cuek. Ia sudah terbiasa dengan kasak kusuk seperti itu.

Dan kini di tangannya sudah ada sebuket bunga mawar merah. Senyum pun terus bertengger di wajahnya.

Ting!

"Nah, ini saatnya,"gumam Aldi seraya masuk ke dalam lift.

********

Suasana pagi di kamar rawat Salsha tidak terasa menyenangkan. Suasananya suram dan menyedihkan. Terdapat Shena yang mati matian menahan air matanya dan Iqbaal yang memasang wajah datar.

 Love Letters [AM X SA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang