Surat Keduabelas--Bukan Karenanya Lagi

684 83 10
                                    

12

Untuk Aldi,

Kalau lo inget, gue pindah pas akhir semester 1. Sorry to say, Di. Kali ini lo bukan alasan utama gue pindah.

Tapi Iqbaal.

Yah, gue nggak sanggup nyakitin dia terus menerus. Meskipun sahabat lo yang satu itu nutupin terus rasa sedihnya, gue tahu kok.

Gue tahu dia sedih tiap gue keinget lo. Dia kecewa, gue nggak bisa ngasih hati gue ke dia.

I knew it.

Gue udah coba bilang baik baik ke dia, tapi dia nggak ngaku. Dia bilang dia nggak keberatan dan bakal maklumin kalau gue masih belum move on.

Padahal kelihatan jelas dia sedih, Di. Gue udah coba minta putus juga, tapi dia nggak mau. Udah gue coba segala cara, sampe gue jahatin juga pernah.

Tapi percuma. Dia tetep stay sama gue tiap hari.

Dan yang bikin gue makin ngerasa bersalah adalah,

Cara dia mulai jauhin lo buat gue.

Gue tahu, dia perlahan lahan sering tengkar sama lo gara gara belain gue. Meskipun tiap gue tanya Iqbaal dia jawab nothing happens between you guys, gue tahu kok.

Makanya, gue mutusin buat pindah.

Dengan harapan gue bisa pergi dari kehidupan lo, dan kehidupan Iqbaal.

Pas itu, gue sepenuhnya berharap, lo dan Iqbaal bisa sahabatan seperti dulu.

Seperti sebelum adanya gue di kehidupan lo, maupun Iqbaal.

Salshabilla Adriani,

Cewek Yang Masih Menyesal

 Love Letters [AM X SA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang