#Extra Part

1.5K 103 17
                                    

"Salsha, kamu siap?"tanya Helen pada putri semata wayangnya itu.

Salsha tersenyum lebar dan mengangguk dengan yakin, "Iya, Ma. Wish me all the best."

"Pasti, dear."Hasdi ikut bersuara.

Salsha pun mengangguk pada perawat yang sedari tadi menunggunya. Perawat tersebut mendekati bangkar Salsha, kemudian mendorong bangkar itu keluar dari kamar rawat.

Semoga aku bisa keluar dari ruangan operasi dengan selamat. Aku masih harus memberi jawabanku.

Hari ini,

Salsha akan dioperasi dan menerima jantung baru.

**********

(Flashback On)

"Makasih Sal, udah mau ngasih kesempatan buat aku. Aku janji, nggak akan mengulangi semua kesalahan aku yang pernah bikin kamu sakit,"ucap Aldi.

Salsha melepaskan pelukannya, "Ald, aku maafin kamu udah nyakitin hati aku selama bertahun tahun."

"Iya. Sekarang, kamu mau kan jadi pacar aku?"

"Nggak, Di."

Aldi mengernyit, matanya menatap Salsha dengan heran. Bukannya gadis ini sudah mengatakan akan memberinya kesempatan? Lantas, mengapa ia ditolak?

"Kenapa, Sal?"

"Karena dia juga udah bilang mau ngasih gue kesempatan,"jawab seseorang dari belakang.

Aldi dengan cepat menoleh ke belakang. Ia mengernyit begitu mendapati Iqbaal tengah berdiri di belakangnya.

"Maksud kalian?"tanya Aldi tak mengerti.

"Aku maafin kamu, Di. Aku maafin semua keenggak pekaan kamu, semua kata kata kamu yang nyebelin."

"Terus? Kamu mau bilang perasaan kamu udah berubah?"tanya Aldi mulai emosi.

"Nggak gitu, Ald. Perasaan itu masih ada, cuman...."Salsha tak meneruskan kalimatnya. Matanya menatap Iqbaal penuh makna.

Aldi menghela napas, "Cuman perasaan kamu udah tergugah sama ketulusan yang dikasih Iqbaal."

Salsha menundukkan kepalanya dan mengangguk pelan. Bukan maksudnya untuk sok jual mahal, tapi memang seperti itu adanya.

Ia cinta pada Aldi.

Tapi tak bisa dipungkiri juga,

Perhatian dan kasih sayang Iqbaal menyentuh hati kecilnya sebagai wanita.

Suasana antara ketiganya membeku untuk beberapa saat. Tak ada yang membuka mulut, hanya tetap diam. Sampai akhirnya helaan napas Aldi memecah suasana.

"Jadi, pilihanmu sekarang...?"tanya Aldi pada Salsha.

"Aku nggak bisa kasih jawaban sekarang. Bisa kasih aku waktu sampai aku kembali dari Singapura?"pinta Salsha.

Iqbaal tersenyum dan meraih tangan Salsha, "Gue bakal nungguin sampe lo sendiri yang nolak gue."

Salsha tersenyum tipis dan menarik tangannya kembali. Ia menatap Aldi, menunggu jawaban dari pemuda itu.

Samar samar, Aldi mengangguk.

(Flashback Off)

*********

Gadis itu melepas perlahan kacamata hitam yang digunakannya. Dihirupnya udara Indonesia yang cukup lama tak ia rasakan.

Meski di tubuhnya terdapat jantung baru, ia tetap Salsha yang sama. Hanya dengan tubuh yang lebih kuat.

"Pa, sini koper aku. Biar aku bawa sendiri,"ucap Salsha sambil menarik koper berwarna pink miliknya.

Keluarga kecil itu berjalan menyusuri lorong bandara yang lumayan panjang sampai akhirnya tiba di halaman luas Bandara Soekarno Hatta.

Suara bising kendaraan langsung terdengar, begitu pula udara panas Jakarta yang langsung mendera. Namun itu semua tak merusak suasana hati Salsha.

Terlebih ketika ia melihat kedua sosok yang dinanti. Sebuah senyuman terukir di wajahnya yang cantik. Salsha menatap kedua orangtuanya dengan gembira.

"Pa, Ma, aku pergi dulu ya. Aku janji nggak pulang malem,"pamit Salsha pada kedua orangtuanya.

Hasdi dan Helen mengangguk bersamaan. Setelah mengambil barang yang kiranya perlu dibawa, Salsha langsung menghampiri kedua pemuda yang tengah menunggunya.

"Aldi! Iqbaal!"panggil Salsha senang.

Kedua pemuda itu menoleh dan serempak tersenyum melihat gadis pujaan hati. Sebulan telah berlalu bagi ketiganya, dan kini waktunya.

"Yuk, berangkat. Kita udah milih spot yang bakal lo suka,"ajak Aldi.

Salsha mengangguk. Ia hanya tersenyum tipis ketika tangannya digenggam oleh kedua pemuda itu.

Aku beruntung bisa kenal kalian berdua, Ald, Baal,Batin Salsha.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari bandara, mereka sampai di sebuah kafe bernuansa taman. Tanpa membuang waktu lagi, ketiganya langsung masuk.

"Sudah siap?"tanya Salsha begitu ketiganya sudah duduk.

Kedua pemuda itu mengangguk.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yak.

Sampe disini aja Extra Partnya sodara sodara. Ini gue bikin untuk menyelamatkan Iqbaal dari kengenesan yang parah (?)

Untuk siapa yang Salsha pilih, silahkan dibayangkan sesuai keinginan masing masing.

Wkwkwkwk.

See you in the next story!

Love u,

Arviannaz.

#BeneranEnd

 Love Letters [AM X SA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang