Bab 1

226 3 0
                                    

" Jika masa depan dapat diprediksi, kakiku akan berbelok kearah lain"

***

"Ja, Lo dipanggil Ke ruang Kepsek."

Senja yang sedang mengerjakan tugasnya tiba-tiba menengadahkan kepalanya kala mendengar suara Ambar, Teman Sebangkunya.

"Thanks, Mbar."

Senja, Gadis berambut Sebahu itu, berjalan melewati koridor dengan langkah pelan, dipikirannya, Kenapa kepsek memanggilnya? Apa dia disuruh untuk membantu siswa pemalas lagi? Senja benar-benar lelah mengajari para siswa pemalas, Bukankah itu seharusnya tugas guru? Tapi senja enggan menolak tiap kali dia diperintahkan untuk membantu mereka.

Senja memang Gadis berprestasi dalam Akademik, Dia juga masuk kesekolah dengan Beasiswa yang didapatkannya. Oleh Karena itu, kepala sekolah selalu mempercayakan Senja dalam mengajari teman sebayanya.

Akhirnya Senja tiba di depan pintu ruangan kepala sekolah, dia menarik napas lalu membuangnya di udara.

Semoga, Hal baik yang akan Didengarnya.

"Itu dia Pak, anak yang saya maksud," Ujar kepala Sekolah Usai Senja Menutup Pintu, "Senja, Sini Nak." Kepala sekolah memanggil Senja mendekat, Senja beranjak lalu duduk disofa yang tepat dihadapan para pria paruh baya itu.

"Senja, Ini Ketua Yayasan, Dia ingin kamu membantu mengajari anaknya, Bapak minta tolong Ya, Senja?"

Senja sudah bisa menebak, Jika dia dipanggil keruang Kepala Sekolah pasti tidak jauh dari kata mengajari.

Senja Mengangguk Pasrah, Kedua Pria Paruh Baya Tersebut tersenyum Lega.

"Nama anak saya adalah Aditya Pratama, Kamu pasti mengenalnya, Bukan?" Pria Paruh Baya yang memakai Setelan Formal, baru saja menyebutkan nama Anaknya yang membuat Senja Hampir Terlonjak dari sofa yang didudukinya, Jika saja dia tidak ingat sedang berada di ruang kepala sekolah.

Aditya Pratama? Dia tidak salah dengar'kan? Tentu saja dia sudah sangat hafal dengan tabiat cowok tersebut, Cowok Paling Pemalas diantara Semua Cowok yang pernah dikenalnya dikelas, Cowok tersebut susah diatur, lantas bagaimana Senja bisa mengajari cowok tersebut?

Senja menelan ludahnya dengan susah payah, Dia sedang membasahi kerongkongannya yang seakan kering begitu saja tatkala mendengar nama anaknya.

"I-iya, Pak." Jawab senja Terbata-bata.

Ketukan dari luar terdengar, Seorang pemuda yang baru saja mereka bicarakan, memasuki ruangan dengan raut wajah datar.

"Adit, Ini Senja, Yang akan memberikan tambahan pelajaran di luar sekolah, Papa harap kali ini, Kamu mau bekerja sama dengan papa, ya?" Aditya yang sedang berdiri mengiyakan dengan anggukan malas.

Aditya memang Tampan, dengan Rambut Hitam Legam Acak-Acakan, Alis Tebal, Kulit Putih, Hidung Mancung, dan Postur Tubuh Jangkung, tak ayal banyak Gadis yang menaruh hati padanya. Namun, Bagi Senja, Cowok itu tidak lebih dari sekedar cowok pemalas, yang hanya mengandalkan tampangnya.

Cowok tersebut Mendengus ketika mendapati senja yang sejak tadi memperhatikannya.

"Kalau Begitu, Adit Keluar Dulu, Pa."

Pria Paruh Baya itu Tersenyum diiringi Anggukan Kecil.

" Lo, Ikut Gue." Adit menarik tangan Senja Keluar dari ruangan, Membawanya ketempat yang sepi, Jauh dari pasang mata. Syukurlah tidak ada yang melihatnya tadi digeret oleh Si Cowok Pemalas ini.

Aditya menghempaskan tangan Senja Kasar.

"Lo, Apa-Apaan Sih!?" Cerca Senja dengan menaikkan wajahnya menatap Aditya, Tatapan tidak suka kearah Aditya.

Heart Shot (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang