one.

402 42 9
                                    

Mata jisoo terbelalak saat membuka pintu


Oh my god! Han-hanbin?” ungkap Jisoo sambil mengernyitkan alisnya menandakan ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.



“Hi, Jisoo” Pria itu memberikan senyumannya



What are you doing here?” Tanya Jisoo dengan nada tinggi.

Oh ayolah, siapa yang tidak kaget kalau pacar – yang mungkin sudah dianggap mantan tersebut menghilang dan sekarang tiba tiba muncul di hadapanmu, bagaimana rasanya? Jisoo sendiri tidak bisa memungkiri bahwa ia masih mencintai Pria bermarga Kim tersebut.


Tapi mengingat ia sudah berbulan-bulan tidak menghubunginya, ia merasa sangat kecewa.




Hey girl, chill. Gue kesini cuma mau mastiin lo baik baik aja, gue kangen”



ia mendekati wajah jisoo dan berbisik




“ngapain bengong? Engga kelas? Ntar telat lagi” lanjutnya. Sontak Jisoo kaget dan mendorong badan Hanbin






“Apaan sih lo! Minggir!” balas Jisoo yang sedang sibuk menaruh tas di pundaknya, ia melakukan ini semata mata agar terlihat kuat didepan Hanbin.





Sesampainya di kampus, Jisoo langsung bergegas menuju gedung A2 dan menaiki tangga menuju kelantai 3, rupanya Hanbin sedari tadi sedang menunggunya dengan santai bersandar pada pintu kelas.




Mereka berdua saling memandang yang tak lama kemudian Jisoo memilih untuk membuang muka.





“Lepasin gak, ngapain sih lo” Jisoo sibuk melepaskan tangannya dari genggaman Hanbin yang menggeretnya menuju kamar mandi.





“Gila ya lo, l-lepasin sekarang ga?”
Hanbin yang semula menggenggam jisoo sekarang sudah memojokkannya, tak lagi menggenggam tangan mungil jisoo.

Tangan kanannya menjadi tumpuan untuk kepala Jisoo agar tidak terbentur ke tembok dan tangan kirinya memegang leher Jisoo.

Ia mencium bibir Jisoo, yang awalnya hanya sekedar kecupan tapi Jisoo sudah lama tidak merasakan ciuman dari orang yang ia cinta, tanpa berpikir panjang Jisoo langsung melumat bibir Hanbin,sampai dimana ia sadar, bahwa Hanbin meninggalkannya berbulan bulan tanpa memberi kabar dan menghentikan ciumannya
Jisoo menatap Hanbin dan menggelengkan kepala 


“Engga.. gue ga bisa gini”.

Ia langsung bergegas pergi meninggalkan kamar mandi.



Selesai kelas, Jisoo menghampiri Hanbin yang tepat ada di barisan belakang dan memulai pembicaraan.



“Bin, gue mau ngomong”


“Ngomong aja..”


Seriously? Gaada yang mau dijelasin gitu ke gue?”


“Perlakuan lo ke gue tadi bikin gue sadar, lo udah ga cinta lagi kan sama gue, Jis ”

Hanbin menatap mata Jisoo dalam dalam

“udahlah, gaada yang perlu dibicarain. Gue mau kerja, tuh Taeyong nungguin lo di depan”

lanjut Hanbin sembari membawa tasnya untuk segera keluar dari kelas.




Jisoo menoleh kebelakang dan menemukan sosok Taeyong yang sedang tersenyum dan bersandar di dekat pintu dengan menaruh tangan kiri di saku celananya, tangan kanannya sibuk melambaikan tangan kearah Jisoo.







🎈




Taeyong menyeruput Caramel Macchiato kesukaannya dan memandang gadis didepannya.




“Kayanya ada yang aneh deh dari mama lo.” Celetuk Jisoo membuyarkan konsentrasi Taeyong yang sedang menatapnya.  





“Kenapa mama lo setiap gue dateng kerumah lo, dia selalu kaya ngeliatin gue gitu” pungkasnya.





“Mama gue mikirnya kita pacaran” jawab Taeyong singkat.




“hah? Maksudnya?” Tanya Jisoo tak mengerti.




Donghyuk mendatangi meja Jisoo dengan membawa pesanannya, Frappuccino whip cream.


Jisoo melihat kearah Donghyuk dan berkata



“Hanbin tuker table lagi ya? Sengaja banget ngehindar dari gue”



“Hm~ ya begitulah” balas Donghyuk sambil mengangkat bahunya tanda tidak tahu-menahu apa yang sedang dipikirkan Hanbin, dan segera meninggalkan meja mereka berdua.




“Ya kan secara kita deket, mama juga udah sering liat lo kerumah gue, main di kamar gue.”






“That’s weird, kita engga pacaran. Lucu deh”

Jisoo sengaja mengeraskan volume bicaranya agar Donghyuk mendengarnya.




Dua jam sudah Taeyong dan Jisoo menghabiskan waktu dengan mengobrol dan minum kopi, seperti biasa Taeyong mengantar Jisoo sampai didepan rumah dan ketika Jisoo hendak masuk, langkahnya terhenti karna Taeyong memanggilnya.






“Uhm.. Jisoo”




“Yap?”

Jisoo memberikan senyumannya kepada pria yang memanggilnya barusan.





“Lo.. beneran masih mau bertahan kaya gini?”


“Yes, Taeyong. Gue bakalan bertahan, since I love him”



Entah setelah mendengar ucapan Jisoo, diri Taeyong tidak terkontrol dan langsung mencium bibir Jisoo dan melumat dengan penuh perasaan.


Jisoo yang menerima perlakuan Taeyong awalnya sempat kaget, tapi ia menikmatinya. Jisoo membiarkan Taeyong untuk menciumi bibirnya, ia memberikan kesempatan padanya dengan cara agak sedikit membuka mulutnya, Taeyong belum sempat menggunakan lidahnya untuk membalas perlakuan wanita yang sedang diciumnya ini malah mendorong Taeyong.





“Kenapa sih hari ini orang orang pada ciumin gue?” ungkap Jisoo salah tingkah karena menyadari perbuatannya barusan, ia bergegas masuk kerumah dan menutup pintu.





Berbeda dengan Jisoo yang salah tingkah karena dicium Taeyong, Taeyong malah kebingungan dengan apa yang dikatakan Jisoo barusan. Ia mencoba mencerna kalimat yang diucapkan Jisoo.



Lanjut ga? Aduh ko berasa absurd sih wkwkwk maaf ya sudah membaca tulisan sampissss ini wkwk

Labil [ taeyong jisoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang