seven

286 26 6
                                    

Ini rated yaaaa wkwkkw


Satu bulan berlalu dan permasalahan tindak korupsi dari Papa Hanbin masih saja belum terselesaikan,

malah sekarang ia mencari Jisoo karena menurut laporan mama Hanbin, anaknya sudah berhari-hari tidak pulang kerumah.


Ketukan keras terdengar dari pintu rumah Jisoo, tak lama kemudian ia melangkahkan kakinya untuk membuka knop pintu tersebut dan menemukan Papa Hanbin berdiri di depannya.


“Saya percaya bahwa kamu ada kabar baru dari Hanbin” Lelaki paruh baya itu masuk ke dalam rumah Jisoo.


“Saya nggak ketemuan sama dia sama sekali, om” Jisoo menutup pintu.


“Bohong, Untungnya kamu punya banyak orang yang care sama kamu, kalau kamu ga bisa nemuin Hanbin, kamu harus mikir siapa yang bakalan jadi target selanjutnya karena mereka melindungi anak dari koruptor juga. Think, siapa selanjutnya? Jennie? Jaewon? Atau Taeyong?” lelaki itu tersenyum sinis.


“Jadi gimanapun caranya, kamu harus menemukan anak saya” lanjutnya.


He doesn’t care about me anymore, you made sure of that, Om yang merusak hidup dia sampe dia jauhin aku karena ulah bapaknya sendiri, Now he’s your problem.. You can let yourself out ”Jisoo berjalan membuka pintu rumah.












Jisoo dan keluarga kecilnya sudah merasa tidak aman untuk tinggal dirumahnya karena masalah yang menyangkut orangtuanya,

sebenarnya ia sendiri tak masalah jika ia harus menyerahkan property yang ia gunakan sekarang, tapi ia tak kuasa jika adiknya ikut terseret dalam permasalahan ini
Jisoo yang ditemani Taeyong dan Unclenya Minjun berjalan menuju kamar Donghyuk,

Jisoo dengan sopan mengetuk pintu dan berkata “Can we talk?” disambut dengan anggukan adiknya mempersilahkan ia masuk.


“Nuna lagi mikirin tentang yang lo bilang tadi, tentang kita harus segera pindah dari rumah ini” Jisoo berjalan kearah tempat tidur donghyuk dan duduk didepannya.


Nuna, I didn’t mean anything about that” donghyuk menggelengkan kepala.


“Lo bener, lo ga seharusnya keseret dalam masalah ini dan lo ga seharusnya menyerah sama hidup normal yg lo punya karena gue.”


“Ini kenapa sih?” tanya Donghyuk kepada Taeyong.


“gini Hyuk, lo bakalan keluar kota dalam waktu yang lama, sangat lama, lo bakalan tinggal ditempat yang nyaman, lo bakalan dapet temen temen baru, lo bisa lakuin apa yang lo lakuin disana” Taeyong sedang berbicara menatap mata Donghyuk untuk meng-compelled nya.


“Dan juga tolong, dia bakalan ninggalin kota ini tanpa harus pikir panjang, dan ga perlu kembali” kali ini Minjun bersuara.

Taeyong menatap Jisoo pertanda meminta persetujuan. Jisoo meng-iyakan.


“lo bakalan ninggalin kota ini tanpa harus pikir panjang, dan ga perlu kembali” Taeyong menambahkan. Jisoo menitihkan air mata karena sebentar lagi ia tak akan hidup bersama dengan adik kesayangannya.












Jisoo keluar dari rumahnya dan berada di teras yang disusul dengan Taeyong mengekor dibelakangnya


“Sumpah deh yong, gue kaya orang jahat”


“Lo itu barusan nyelametin dia Jis” Taeyong berjalan mendekat ke Jisoo dan menyisakan 2 cm jarak diantara mereka.


He’s so lucky to have you,Jis” Taeyong meyakinkan Jisoo.


Thankyou


No problem” balas Taeyong dengan senyum menyeringai.


Not just for this, Taeyong. For everything, I don’t know what would I do if you weren’t here” Jisoo menatap Taeyong dengan mengucapkan ucapan terimakasih yang tulus.


Taeyong menelan salivanya dan berjalan mundur mengatakan “You should know this, Jisoo.
Waktu itu Hanbin nyuruh gue pergi jauhin dia karena dia gamau gue kena masalah langsung dari Papanya”


“Kalo dia ngelindungin lo dari papanya kenapa dia harus gitu? Kenapa? I mean.. artinya apa?”


“Artinya, gue yang bodoh, Jis. Karena gue mikir,gue gaakan merasa bersalah lagi..”


What are you talking about? Merasa bersalah karena apa?” Taeyong melangkahkan kakinya untuk selangkah lebih maju dan mendekat pada Jisoo


For wanting what I want” Jawabnya.


Jisoo yang menatapnya seolah mengerti apa yang dimaksud sahabatnya lantas berkata


“Taeyong…”


“Iya gue ngerti..pacar temen gue..”
Taeyong memutuskan untuk pulang, dan belum sampai lima langkah ia membalikkan badannya berjalan kearah Jisoo


“Engga.. you know what.. Kalo gue merasa bersalah sama satu hal, gue bakalan merasa bersalah karena ini..” tanpa membuang buang waktu, ia segera menjalankan aksinya,

Taeyong mulai mencium bibir lembut Jisoo, sensasi apa yang ia rasakan sekarang? Ciuman kini berpindah alih. Jisoo memejamkan matanya, merasakan sentuhan antara kedua bibir yang perlahan membuat wajahnya memerah,
ciuman itu pun berubah panas, dibumbui dengan luapan emosi yang selama ini harus terpendam dalam hati.
Perlahan ia melingkarkan tagannya di leher Taeyong dan menariknya agar ciuman mereka semakin dalam. Pikirannya mulai kacau, rasanya ia tak ingin mengakhirinya.
Taeyong mulai mengangkat dagu Jisoo, memagut bibirnya, menautkannya, mencium dan menghisapnya sangat dalam hingga menyesakkan.
Kaki Jisoo tidak kuat menopang badannya, Taeyong juga tidak melepaskan malah lidahnya masuk kedalam, melilitkannya, menariknya, membuat Jisoo menukarkan salivanya.

“T-tae mpphh” Jisoo mencoba sekuat tenaga membuatnya lepas tapi nihil. Jisoo tidak bisa bernafas, wajahnya makin memerah, tangan Taeyong tidak berdiam diri dan meraba bagian bawah, mengusap-usapnya lalu sesaat setelahnya Jisoo tersenyum dan melepaskan tautan


“Good night” ucap Taeyong. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Labil [ taeyong jisoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang