"Annyeong eonnie" sapa seorang yeoja saat mendapati sahabatnya ditepi sungai han, melamuni sesuatu
Merasa salamnya diabaikan, Lisa melambaikan tangannya didepan wajah Jisoo, membuat yeoja itu sadar dan kaget melihat Lisa yang sudah berada disampingnya "omo? Lisa-ah, kapan kau berada disini? Sungguh, kau membuatku kaget"
"Mian eon, tapi sudah dari 10 menit yang lalu aku disini, hanya eonnie saja yang tidak menyadarinya" jawab Lisa dengan senyum manisnya
"Jinjja? Ahh Lisa mianhae, aku benar-benar tidak sadar jika kau berada disampingku" ucap Jisoo dengan tatapan bersalah
Lisa tersenyum "ah eonnie, jangan menatapku dengan tatapan seperti itu, gwenchana, lagipula apa yang eonnie lakukan disini, ini sudah larut dan eon malah melamun ditepi sungai han"
Jisoo membalas senyuman Lisa "ahh aniya, aku hanya sedang mencari udara segar, sudahlah tidak usah dipikirkan, lebih baik kita pulang saat ini" ajak Jisoo
Lisa tahu eonnienya berbohong, pasti Jisoo sedang memikirkan kehidupannya, hidup yang jauh dari kata bahagia, namun Lisa tidak dapat berbuat banyak, cukup mengiyakan yang dikatakan oleh eonnienya, untuk saat ini dia akan berdiam diri, yah, hanya untuk saat ini
Jisoo dan Lisa berada ditepi jalan raya "mianhae Lisa-ah, eonnie tidak bisa mengantarmu pulang, kau tahu sendirikan ini sudah larut, eonnie harus segera pulang sebelum jam makan malam"
Lisa memandang arloji berwarna hitam yang melingkar ditangannya, pukul 18:45, tandanya 15 menit lagi, makan malam akan dimulai, Lisa tampak panik "eonnie, tinggal 15 menit lagi, apa eonnie bisa?" tanya Lisa khawatir
Jisoo memegang tangan Lisa "jangan khawatir, cukup doakan eonnie" Lisa nampak ragu dengan ucapan Jisoo, dan yeoja itu menyadarinya, sehingga Jisoo mencoba meyakinkan Lisa dengan senyumnya, akhirnya Lisa yakin dan menganggukan kepalanya
Jisoo langsung mencari taksi dan setelah dapat dia langsung naik dan mengucapkan alamat rumahnya pada supir taksi itu "nona, tolong pakai sabuk pengamannya"
"Ne, ku mohon cepatlah" Jisoo tampak gelisah ditempat duduknya, tinggal 8 menit dan rumahnya masih jauh lagi
Jisoo menggerakan kakinya, keringat dingin mulai membasahi wajahnya, Jisoo tak henti-henti melirik jam tangannya, berharap waktu dapat berputar lebih pelan, namun apa daya, malah dirasanya jarum jam semakin cepat berputar
"Ahh ku mohon, makin cepat" ucap Jisoo pada supir itu
"Maaf nona, tapi ini adalah batas kecepatan yang sudah menjadi peraturan untuk setiap taksi" jawab supir itu dengan tenang, berbanding terbalik dengan Jisoo yang makin gugup, tangannya semakin bergetar, apa yang akan terjadi? 3 menit lagi dan Jisoo masih berada didalam taksi terjebak dalam kemacetan
***
Ting tong
Jam dinding dikamar Jisoo berbunyi, tanda bahwa jam makan malam telah tiba, yeoja yang berada didalam kamar itu semakin gugup, badannya dibanjiri dengan keringat dingin, kakinya terus gemetaran, apa yang harus dilakukan oleh Jennie? Yah Jennie, yeoja itu mau membantu Jisoo untuk keluar dari rumahnya
Aku janji tidak akan lama Jennie, ku mohon, aku sangat ingin menikmati udara segar, kau tahu sendiri bukan keluargaku? Aku janji akan pulang sebelum jam makan malam
Jennie merutuki janji Jisoo sebelum Jisoo pergi, jika tahu akan seperti ini, Jennie tidak akan mengiyakan permintaan Jisoo yang bisa membuat hidup Jisoo terancam
Jennie terus berpikir apa yang akan dilakukannya saat eomma Jisoo menekan bel yang berada di pintu kamar Jisoo dan mencari Jisoo? Ahh pikirannya buntuh, dan kegugupannya berada dipuncak kepalanya saat bunyi bel menggema diruangan yang dipenuhi dengan kegugupan
"Omo, omo, apa yang harus ku lakukan, yak eonnie, cepatlah kembali" Jennie berjalan mondar-mandir, bel terus berbunyi, dan suara dari eomma Jisoo semakin membuat Jennie gugup
Jennie memandang pintu kamar mandi Jisoo, satu ide pun muncul dipikirannya, tanpa pikir panjang, Jennie langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower sekencang mungkin, lalu keluar dari kamar mandi, tak lupa ia menutup pintu kamar mandi
Jennie menarik nafas panjang dan menghembuskannya, berusaha menghilangkan kegugupan yang melandanya, dengan penuh keyakinan, Jennie membuka pintu kamar Jisoo, dan mendapati eomma Jisoo yang tetap cantik tanpa kerutan diwajahnya, diumurnya yang sudah berjalan memasuki 45 tahun
Eomma Jisoo tersenyum saat melihat Jennie "Jennie, kenapa lama sekali membuka pintunya?" tanya eomma Jisoo
"Ah mianhae ahjumma, aku dan Jisoo tertidur tadi saat sedang menonton sehingga agak lama membuka pintunya" jawab Jennie tentu dengan berbohong
Eomma Jisoo tetap menampilkan senyumnya "ne gwenchana, lalu dimana Jisoo?"
"Ah, Jisoo sedang mandi ahjumma, katanya badannya terasa lengket" jawab Jennie mantap, yeoja itu memang sudah memikirkan jawaban yang tepat dari tadi
"Kalau begitu, katakan pada Jisoo untuk segera turun ke bawah, aboejinya sudah menunggu, kau juga Jennie, kita makan malam bersama"
"Ah ne ahjumma"
Jennie menutup pintu kamar Jisoo dan menguncinya, setelah eomma Jisoo turun ke bawah, yeoja itu duduk dilantai dan menyandarkan punggungnya dipintu, Jennie tak sengaja mendapati handphonenya yang berada di kasur king size milik Jisoo
"Ah, kenapa aku tidak menghubunginya saja" Jennie lalu mengambil handphonenya dan menghubungi Jisoo
"Eonnie, eodiga?"
"..."
"Yak palli"
"..."
"Aku sudah mengurusnya, tenanglah"
"..."
"Ne"
Jennie langsung mematikan sambungannya
***
Alarm dihandphone Jisoo berbunyi, dia merasa dunianya runtuh saat ini juga, habislah dia, Jisoo sudah membayangkan apa yang akan terjadi saat dia pulang, percuma saja bebas dari macet, alarmnya telah berbunyi, sebentar lagi dia akan sampai dirumahnya
"Bagaimana keadaan Jennie? Pasti dia benar-benar takut sekarang, mianhae Jennie-ah" ucap Jisoo, bersamaan dengan itu handphonenya berbunyi
JennieKim💜 is calling...
"..."
"Aku sudah dekat, 5 meter lagi"
"..."
"Mwo? Apa tidak terjadi sesuatu?"
"..."
"Ah Jennie-ya, gomawoyo"
"..."
Sambungan terputus secara sepihak, Jennie yang melakukannya
Taksi berhenti tepat disamping rumahnya, setelah memberikan beberapa lembar uang kepada supir, Jisoo langsung turun dan berjalan mengendap-endap
Setelah berhasil meloncat ke pekarangan samping rumahnya, Jisoo langsung mengambil batu dan melemparnya ke arah kamarnya yang berada dilantai 2 "yak Jennie-ya palli" gumam Jisoo sambil terus melemparkan batu, untung saja pintu disamping kamarnya menggunakan kaca yang anti peluru dan serangan apapun
Tak lama kemudian, pintu yang terus-menerus dilemparnya terbuka, Jennie langsung melempar sebuah kain yang sudah terikat kuat digagang pintu ke arah Jisoo, dengan sigap Jisoo menaikinya
Sesampainya diatas, Jisoo langsung bersiap
•••
Gimana chingu? Feelnya dapat nggak sih?
Cari idenya susah lho, semoga nggak ngebosenin yah :)Jangan lupa vomments∩_∩

KAMU SEDANG MEMBACA
Why?? - BLACKPINK
FanficHidup itu indah, jika yang menjalaninya merasakan suatu kebahagiaan tulus dalam hidupnya, namun apakah hidup akan dikatakan indah, saat yang menjalaninya memiliki berbagai pergumulan dalam hidupnya? Cerita setiap orang berbeda, masalah dan pergumul...