Page 2

3.3K 71 4
                                    

Hingga waktu tersisa 7 hari lagi, disekolah aku hari itu aku tak melihat batang hidung cowokku.

Hp nya pun tidak aktif. Seharian ku menanti tetap tak ada dia.

Ku coba tanyakan dengan teman teman akrabnya. Sungguh jawaban yang kudapat dari teman-temannya diluar dugaanku.

Si Rudy ternyata telah berangkat meninggalkan kota kelahiranku. Tanpa pikir panjang lagi, segera ku pergi menuju rumah cowokku.

Ketika ku datang ke rumah cowokku, semua keluarganya hanya terdiam, dan tak ada yang bisa memberi jawaban yang memuaskan.

Aku tak mampu lagi membendung air mataku. Sambil menangis, ku caci maki semua keluarga cowokku.

Tak ada lagi akal ku bermain. Begitu meletup-letupnya amarahku. Setelah semua perkataan kotor ku telah habis keluar dari mulutku, akupun berlari pulang.

Tanpa kusadari dengan ucapan itu, disitulah awal penderitaanku yang lebih besar yang akan kualami kelak bersama anakku.

Keluarga besarku yang mengetahui kejadian itu, lalu mendatangi pihak keluarga cowokku.

Terjadilah ketegangan antara keluargaku dan keluarga cowokku. Abang-abangku yang sedari tadi menahan diri akhirnya tak mampu lagi bersabar, maka terjadilah pemukulan terhadap salah satu keluarga cowokku.

Tidak sempat berlarut perkelahian tersebut karena dipisahkan oleh masing-masing pihak keluarga.

Hingga akhirnya keluarlah kata-kata yang mengancam keluargaku. Salah satu pihak keluarga cowokku mengatakan "aku bersumpah akan membalas semua perbuatan kalian, akan kubuat keluargamu menderita, ingat itu!!!".

Ibuku terkejut mendengar hal itu, tapi tidak dengan abang-abangku. "silahkan aja, kami tunggu!!" tantang abangku.

Sebulan pasca kejadian itu, akupun telah dinyatakan lulus sekolah dengan nilai pas-pasan.

Bagiku tak masalah karena memang aku ga ada rencana tuk melanjutkan sekolahku. Tanpa terasa perutku pun semakin bertambah besar.

Bulan itu juga kejadian-kejadian buruk dan menyeramkan mulai kualami.

Santet 8 Penjuru AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang