Page 3

3.2K 74 2
                                    

Suatu malam aku bermimpi, dalam mimpi itu cowokku mendatangiku. Wajah yang terlihat memang wajah cowokku tapi ada yang berbeda.

Pada wajahnya terlihat hitam gosong, matanya hitam semua.

Terlihat wajah cowokku itu begitu marah besar. Di mimpi itu cowokku memarahiku, memaki maki aku, aku tidak bisa berbuat apa apa, hanya bisa menangis, berusaha teriak memanggil manggil ibuku dan saudara-saudaraku yang lain, tapi tak ada suarapun yang keluar dari mulutku.

Tak ada seorangpun yang membantuku di mimpi itu. Aku tak mampu berbuat apa apa, serasa freeze semua anggota tubuhku, hanya air mata saja yang beruraian.

Pandanganku hanya tertuju pada sosok cowokku itu. Tak berapa lama, dalam mimpi itu muncul lagi beberapa sosok yang aneh-aneh dan mengerikan.

Sosok-sosok itu sama dengan yang sering ku lihat di film-film horror. Aku kira selama ini sosok itu hanya dongeng saja, ternyata memang ada.

Disisi kiri dan kanan cowokku itu sudah berdiri macam-macam demit, ada si kunti yang tertawanya begitu melengking, ada si gondrong (genduruwo) dengan erangannya yang menggetarkan, serta sosok beberapa perempuan yang wajahnya tidak karuan bentuknya.

Semua mata mereka tertuju padaku. Mereka semua berusaha mendekati, aku pasrah dan berusaha membaca ayat-ayat pendek yang kuingat.

Seketika itu juga aku berhasil menggerakkan badanku, seketika itu juga aku berusaha lari, tapi ada yang menahan kakiku.

Kali ini sosok hitam pekat yang memegang erat kakiku. Tangisan ku makin menjadi, "lepaskan aku..." teriakku.

Tiba-tiba cowokku mendekat, sambil memegang perutku yang besar, "rasakan balasanku...hehehehe" kata cowokku.

Kemudian sayup-sayup kudengar suara adzan, seketika itu juga aku tersadar dari mimpiku, dan perlahan ku mendengar suara ibuku "Alhamdulillah, akhirnya sadar juga...kamu tidak apa-apa nak", aku langsung memeluk ibuku.

Ku ceritakan semua yang kualami dalam mimpi tadi kepada ibuku dan keluarga ku yang lain.

Ibuku berusaha menghiburku, jika mimpiku itu hanya bunga tidur. Tetep saja aku merasa tidak tenang karena ku merasa itu begitu nyata.

Ibuku juga bilang bahwa aku ngigau teriak teriak dari jam 2 sampai adzan shubuh. Akhirnya selepas bangun itu, akupun bergegas mandi tuk segera menunaikan solatku.

Selesai solatpun aku tak berani kembali tidur, padahal biasanya, sering lewat mah subuhannya...

Semenjak kejadian mimpi itu, pikiranku selalu terbayang-bayang wajah cowokku dan para demitnya.

Hari demi hari kulalui bersama calon bayiku. Hingga akhirnya tiba masanya calon debayku hadir ke dunia.

Akhirnya proses sebagai seorang ibu bisa ku lalui. Alhamdulillah. Seorang debay yang begitu menggemaskan telah hadir menemani kehidupanku.

Santet 8 Penjuru AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang