Tiga tahun berlalu, si debay telah tumbuh menjadi anak yang patut ku banggakan. Tiba masanya aku memikirkan masa depanku dan buah hatiku.
Karena sekarang hanya tersisa aku, anakku dan beberapa adikku yang masih bujang.
Ibuku telah 'pergi' setahun yang lalu, sementara abang-abangku dan kakak-kakakku yang cewek semua sudah pada berumah tangga masing-masing.
Kami tinggal dirumah peninggalan orang tuaku.
Malam itu hawanya begitu dingin, maklum seharian tadi hujan mengguyuri Tepian kotaku, baru berhenti sejam yang lalu.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Anakku sudah terlelap duluan, mungkin kelelahan seharian bermain dengan temannya.
Tiba-tiba aku merasa dibadan terasa ada yang berat, terutama di sekitar pundak dan leherku. Padahal malam itu hawanya dingin, tapi yang kurasakan di belakang tubuhku begitu panas. Mataku pun terasa berat sekali.
Sebenarnya mau tunaikan shalat isya, tapi perasaanku begitu berat tuk melaksanakannya.
Akhirnya ku putuskan bawa tidur aja, mungkin dengan tidur hawa yang tidak nyaman tadi bisa hilang pikirku. Seketika aku langsung tak sadarkan diri, terlelap dalam mimpi.
Kali ini dalam mimpi itu kembali sang mantan cowokku yang telah lama kulupakan, ia hadir bersama para demit yang dulu pernah ku lihat dalam mimpiku.
Dia hanya berpesan jika hidupku tidak akan pernah tenang. Hanya sekejap akupun terjaga dari tidurku.
Entah apa maksud perkataan mantan cowokku tadi. Perlahan kubuka, kututup dan kembali kubuka mataku.
Astaghfirullah...tiba-tiba depan wajahku sudah ada wajah seorang wanita yang hancur, penuh darah dan ulat belatung.
Astaghfirullah... Astaghfirullah... Astaghfirullah... kembali cepat-cepat kututup mataku dan ucap istighfar berulang-ulang. "hihihihihihihihihi..." terdengar nyaringnya lengkingan suaranya.
Entah kubaca ayat-ayat apa saja yang kuingat, alfateha, al ikhlas, doa makan, bahkan mungkin doa buka puasa pun kuucapkan karena saking paniknya aku.
Mungkin ada sekitar ½ menit, tidak kudengar lagi lengkingan suaranya.
Perlahan ku intip dengan membuka satu mataku. Alhamdulillah dalam hatiku terucap, langsung ku berlari keluar kamar.
Tanpa kusadari, aku meninggalkan anakku yang tertidur sendiri. Ku bangunkan adikku.
Lalu kuceritakan kejadian yang baru kualami. Dengan sedikit kantuk, adikku tidak begitu menghiraukan ceritaku.
Akhirnya ku berusaha menenangkan diriku sendiri. Begitu ku melihat jam dinding, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 4.30.
Hampir subuh pikirku, sebentar lagi juga adzan subuh. Kembalilah aku ke kamar.
Baru keluar dari kamar adikku, tak kuduga didepan kamarku ada lagi cewek tadi.
Astaghfirullah... Astaghfirullah...kembali istighfar kuucapkan. Tiba-tiba badanku freeze, tak mampu ku gerak sedikitpun.
Demit cewek tadi menembus pintu masuk kamarku sambil tertawakan aku. Ya Allah aku hanya pasrah, berserah diri, entah apalagi yang harus kulakukan.
Tak berapa lama aku bisa menggerakkan badanku. Segera ku berlari ke kamarku karena teringat ada anakku disitu.
Kucoba buka pintu kamar. Tidak bisa terbuka, padahal pintu itu tidak ada kuncinya, maka tambah panik diriku, kucoba terus membukanya, sambil membaca ayat-ayat pendek, akhirnya terbukalah pintu itu.
"Astaghfirullah, Ya Allah dimana anakku!!!" pekikku dalam hatiku.
Rasanya jantung ini mau lepas dari badanku. Kemana anakku, apa jangan jangan dibawa mereka para demit tadi.
Kubuka jendela kamarku, coba lihat keluar, kosong. Kucari ke sisi lain dari ranjangku, dan ternyata anakku ada di bawah ranjang, mungkin terjatuh waktu tidur.
Alhamdulillah...kulihat anakku masih terlelap tidurnya. Langsung ku angkat anakku tuk pindah kamar adikku yang lain.
Karena lelahnya aku sampai lalai menjalankan kewajibanku sebagai muslimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santet 8 Penjuru Angin
ParanormalSANTET adalah proses mencelakakan, merugikan dan bertindak jahat yang dilakukan seseorang (dukun) dengan menggunakan ilmu hitam, bisa dilakukan jarak dekat dan jarak jauh. Namun kebanyakan jarak jauh dengan berbagai media. Nama lain daripada santet...