4 √

115 33 12
                                    

Elena Johanson's POV

Sesampainya di rumah kepala desa, kami langsung disuguhi berbagai macam makanan khas dari daerah ini. Susan, istri dari kepala desalah yang membuat semua makanan ini.

Aku dan Alex duduk di depan sang kepala desa beserta istrinya itu. Selain mereka berdua, Jack juga ikut dalam pembicaraan ini. Dan kami mengizinkannya untuk bergabung, karena tak ada salahnya, bukan?

"Dengar, kami berdua sudah masuk ke dalam portal itu. Dan aku telah memutuskan untuk merencanakan sesuatu." Alex berbicara langsung pada intinya, tanpa berbelat-belit.

"Aku desa ini segera membuat pasukan," Alex menarik napasnya perlahan, lalu menghembuskannya.

"Karena cepat atau lambat, aku berpikiran bahwa kaum dari portal itu akan menyerang desa kita bila kita tidak menyerahkan diri!"

Kulihat rahang Jack yang tiba-tiba mengeras saat Alex berkata seperti itu.

"Tapi, mereka datang bukan untuk berperang! Mereka datang untuk menawarkan kehidupan yang lebih baik!" Jack mulai berpendapat. Ia menyanggah semua perkataan Alex.

"Dan kau percaya dengan apa yang dikatakan Jacob itu?" Siapa Jacob? Mengapa Alex menyebut nama itu?

"Man, dia telah memperlihatkan kehidupan mewah padaku seandainya kita bergabung dengan dunia mereka. Jacob mengatakan dan menunjukkan yang sebenarnya!" Aku serius, siapa sih Jacob itu?

"Penjaga sialan itu hanya menunjukkanmu ilusi, Jack! Kau sudah terpengaruh ilusinya! Semua itu adalah kebohongan! Kau tak perlu memercayainya!" Oh, si penjaga itu bernama Jacob.

Di tengah-tengah perdebatan Jack dan Alex, Edward si kepala desa menarik napas dalam, lalu mulai berbicara.

"Jack, anakku, seharusnya kau sadar bahwa Alex itu benar!"

"Persetan dengan itu, ayah!"

"JACK! JAGA BICARAMU!" Susan membentak dan memelototi Jack yang kini berlalu pergi.

"Maafkan kelakuan anak kami," Susan menunduk di hadapan kami, lalu terduduk lagi.

"It's okay."

"Dengar, Alex ... apa yang kau katakan tentang pasukan itu adalah benar. Kita harus siap kapan saja bila mana ada kaum mereka yang menyerang. Aku khawatir bila peperangan besar akan terjadi lagi ... " ah , mendengar kata peperangan saja membuatku ingin menjerit.

Flashback On

2090

Aku menguping pembicaraan antara kedua orangtuaku mengenai serangan yang belakangan ini terjadi di belahan dunia. Dalam pembicaraan mereka, aku menyimpulkan bahwa kaum Phises—orang yang memiliki keseimbangan dalam kehidupan—sedang terancam. Manusia-manusia yang tak diberkati merasa iri akan kaum kami yang luar biasa. Mereka takut bahwa suatu saat nanti kaum kami akan mendominasi dunia. Mereka takut bahwa kaum kami akan menyerang dan memusnahkan mereka terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga ingin membalaskan dendam mereka kepada kaum kami hanya karena seorang Phises terkutuk.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang