Akuuu udah putusin buat ini jadi baku semuanya, nanti tinggal perbaharuin yang sebelumnya okeeee!!!!
Sepasang mavri dan aenor itu masih diam menikmati kehangatan masing masing,mereka nyaman dengan posisi mereka saat ini , sampai saat
Krskkkk
Srkkkkk
Srkkkk
"i itu apa guan? Kau tidak meminta pengawalmu menangkapku kan"wajah jihoon memucat takut dengan jarinya meremas jubah putihnya yang menggantung
"Tidak kenapa kau masih berfikiran aku seperti itu? "Guanlin paham bahwa ini sangat aneh cahaya dari aenor dan kegelapan mavri tidak akan bisa bersama dalam waktu yang lama namun saat ini terlupakan mengingat tangan keduanya yang saling bertaut nyaman
"Sstt diamlah jihoon, aku akan melihat, tetaplah dibelakangku"guanlin refleks meremat lembut tangan jihoon digenggamannya
Tidak dipungkiri guanlin gelisah saat ini, tidak ada yang ditakuti olehnya prajurit, laba laba beracun, siluman hutan bahkan Raja dari kedua bangsa sekalipun guanlin tidak merasa takut
Namun ia gelisah mengingat ia sedang bersama seseorang saat ini.
Guanlin melangkah perlahan mendekati semak, tangannya yg bebas dari genggaman jihoon meraih pedang peraknya .
Perlahan ia menyibak semak semak di depannya
Srkkkk
Srkkk
"Waaaaaaa"
"Waaaaa itu sangat lucuuu kemarikannn "jihoon refleks memekik senang saat melihat mahluk berbulu favoritnya
Guanlin mendengus geli "apa kau sebahagia ini jika sedang dihadapkan bola berbulu ini? " ucapnya sambil mengambil kelinci didepannya dengan satu tangannya
Jihoon melotot dan mengambil cepat kelinci di tangan guanlin
"Jangan begitu memegangnya, itu akan menyakitinya , kau ini dasar" jihoon memeluk kelinci itu dengan sayang lalu mencium bulu bulu halus itu dengan antusias
Guanlin yang melihat itu tersenyum kecil ,
"Ayo kita kembali duduk disana " ajak jihoon dengan masih menggendong kelinci di dadanya
"Apa tak apa pulang lewat tengah malam? "Guanlin memastikan sebelum tangan jihoon berhasil menariknya
"Apa ini sudah tengah malam? Sungguh? Ah cepat sekali" bibir jihoon melengkung kebawah menandakan bahwa ia masih ingin ditempat ini
"Eum besok malam jika kau ingin kau bisa kembali menemuiku ditempat ini , tak apa ayo aku akan mengantarmu keperbatasan "guanlin mengelus rambut jihoon membuat laki laki itu mendongak
"Baiklah ayo" senyum guanlin mengembang tulus melihat senyuman manis jihoon
Mereka berjalan di keheningan tak ada percakapan secara langsung hanya terdengar dengusan geli dari guanlin yang mendengar suara jihoon yang bergumam dengan kelinci yang ada digendongannya
"Apa kau akan membawa kelinci itu keistana mu? "Guanlin menunjuk kelinci yang ada pada jihoon
"Aku tidak tinggal diistana selama ini "jihoon tersenyum kecil "tapi.... Aku tidak bisa membawanya ayah akan tau kalau aku keluar diam diam semalam"
"Berikan padaku, aku akan menjaganya engggg.... Untukmu? "Guanlin menggaruk tengkuknya bingung dengan apa yang diucapkannya
Tentu saja, bahkan kelinci itu seharusnya jadi menu makan malam bangsa mavri, dan apa dia bilang? Dia mau menjaga kelinci itu?
"Ahh benarkah? Kau terbaik, ini jaga baik baik yaa "jihoon menyerahkan nya dengan pelan
Mereka berubah canggung ketika telapak tangan guanlin tidak sengaja mengenai lengan halus jihoon
"Eum i ituu, maaf aku tidak bisa mengantarmu, aku masih ingin hidup dan melihatmu esok hari"
"Tak apa guanlin, sampai jumpa "
~
Saat ini pengawal dan orang-orang bangsa aenor sedang sibuk mempersiapkan pesta menjelang musim dingin tahunan yang mulai di adakan sejak seratus sembilan belas tahun yang lalu
Banyak yang mengatakan tahun ini aan jadi pesta yang lebih meriah dari tahun tahun sebelumnya
Sebenarnya mereka bertanya tanya maksut Raja mereka mengadakan pesta menjelang musim dingin, namun Raja jonghyun hanya menjawab untuk rasa bersyukur untuk musim yang telah diberikan oleh para dewa
Banyak kabar mengatakan bahwa Raja jonghyun akan mengangkat seseorang untuk dijadikan Putra mahkota yang akan menemani Daniel Putra pertamanya mengemban tugas kerajaan dimasa depan
Kabar itu sampai ditelinga jihoon yang saat ini sedang berbaring malas di kamar rumah nya didesa
"Ayah akan mengangkat Putra mahkota? Apa tidak cukup Daniel saja? Aku harap yang akan diangkatnya adalah kau atau jinyoung"
Lelaki disampingnya menepuk bibir jihoon yang mengrucut "Bukan bodoh! Maksut ayahmu itu memperkenalkan dirimu pada rakyat aenor"
"Aku tidak siap, apa tidak bisa seperti ini saja? " jihoon menelungkupkan wajahnya ditempat tidur
"Tidak apa jihoon , rakyat aenor sudah menyukai dan menyayangimu bahkan tanpa pendar yang membuat kami terlihat sebagai lampu berjalan" dengus daehwi
Tawa jihoon meledak saat menyadari raut wajah seseorang dibelakang daehwi
"Siapa yang kau bilang lampu berjalan? Aku? "
Daehwi memutar bola matanya malas "aku tidak, memang benar kan pendar teranghanya membuat kita seperti lampu berjalan"
Jinyoung bersmirk kecil "kau mengatai Raja jonghyun sebagai lampu berjalan? "
Daehwi menggeleng kuat "Kau yang bilang begitu, pendar paman seperti matahari, pendarmu yang seperti lampu , mengingat kepalamu yang kecil seperti kepala lampu lentera"
Kali ini jihoon dan daehwi tertawa lebih keras,
Jinyoung terkejut mendengar suara yang lebih berat dari keduanya
"Yang mulia " jinyoung segera membungkuk ketika melihat Raja nya dibelakang
Jonghyun mengusap kepalanya
"Semenjak kau menjadi ksatria kerajaan aenor kau tidak pernah memanggilku paman lagi "
Jinyoung tersenyum kikuk dan menggaruk belakang kepalanya
Daehwi dan jihoon hanya tersenyum, dan berniat menggoda jinyoung lagi
"Biasakan lagi memanggilku paman jinyoung, karna sebentar lagi kau akan kupaksa terbiasa memanggil ku ayah " senyum jonghyun mengembang saat mengatakannya
Senyuman daehwi dan jihoon menghilang tergantikan wajah bersalah dan kecewa
Sedangkan jinyoung tersenyum dengan binar bahagia di wajahnya
~
"Mereka benar benar akan mngenalkan aenor lemah itu sebagai Putra mahkota kedua? "Mavri itu tersenyum jahat melihat undangan ditangannya
Bagaimanapun juga kedua bangsa itu pernah berhubungan baik walaupun tak dapat bersentuhan
"Dan mereka menjodohkan pangeran tersembunyi nya dengan ksatria agar dapat perlindungan? Lucu sekali " sahut mavri lainnya
Guanlin mengepalkan tangannya ketika mendengar ocehan kedua penasehat kerajaannya
Guanlin tidak pernah semarah ini mendengar ocehan mereka berdua,
Ia memilih beranjak dari singgasana disamping ayahnya dari pada dadanya tiba tiba merasa panas mendengar ocehan ocehan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Different| PANWINK(fantasy)
Fanfictionmereka tau mereka berbeda . tapi mereka terlanjur jatuh pada pesona perbedaan masing masing. Cover by : Vkchu137