chap 02

420 57 1
                                    


Main char POV

  Keributan yang terjadi di gurun itu memberiku kesempatan meraih kunci borgol dan berlari meninggalkan orang-orang yang menggila seperti kerasukan disana. Kaki ku terus melaju tanpa menghiraukan otot-otot kaki yang sudah membiru karena berjalan entah berapa lama. Berlari cepat sembari menggendong seorang gadis kecil di punggungku. Aku bahkan lupa kenapa aku harus berlari secepat ini,  aku merasa seperti jauh di sana ada sebuah harta karun yang harus aku dapatkan. Aku terus berlaru hingga bau pasir yang panas berganti dengan bau rerumputan hijau padang rumput savana.

  Teriknya sinar mataharipun berganti dengan remang cahaya rembulan yang menerangi jalanan gelap yang kami lalui. Langkahku melamban mengikuti alunan rerumputan yang tertiup angin lembut nan menusuk dan tak lama kemudian aku menjatuhkan lututku didepan sebuah gua yang yang ditumbuhi semak belukar. Gua itu terlihat cukup dalam karena aku tidak bisa melihat ujungnya, namun tidak terlalu tinggi yang membuatku harus membungkuk untuk memasukinya. Aku bernafas terengah meraup oksigen sebanyak banyaknya, dengan langkah kaki yang semakin melambat kujatuhkan diriku bersama gadis itu dalam posisi menyamping.  Saat nafasku mulai terkontrol aku menelaah sekelilingku. Suara-suara khas hutan pada malam hari,  lolongan hewan, berbagai suara serangga dan gemerisik tarian dedauan yang terhembus angin malam membuatku bangkit berdiri untuk mengawasi sekitar. Melihat beberapa buah yang terjatuh dari pohon,  aku segera mengambil sebanyak - banyak nya yang dapat kugenggam dan membawanya masuk ke gua dengan awas,  karena takut gua itu berpenghuni. Di tengah kesunyian malam itu suara desisan tiba – tiba memecah keheningan, sontak aku menoleh pada sumber bunyi tersebut. Dari sumber bunyi itu aku mendapati ular ...., ular itu tidak berbisa, aku dapat melihatnya walau hanya dengan sinar rembulan yang remang,  karena sudah terlatih melihat dalam gelap. Aku menaruh buah-buahan yang aku pungut,  dengan perlahan mendekati ular tersebut. Sadar akan keberadaan ku dia mulai mengangkat kepala nya, matanya yang menyala dalam gelap memandang tajam kearahku dan mendesis sambil menjulurkan lidahnya siap menerjang ke arahku. Saat dirasa jarak antara kami sudah cukup dekat aku menggerakan tangan ku seakan akan menangkap lehernya, dia membalas dengan patukan yang sukses aku hindari dan sekarang aku mencengkeram leher ular itu, membawanya keluar gua dan melemparnya jauh dalam rerumputan. Aku membawa gadis kecil yang tergeletak di tanah itu masuk ke dalam gua. 

  Badan gadis mungil itu panas,  aku mencoba membangunkanya tetapi ia hanya berguman tidak jelas, jadi aku mengambil inisiatif untuk mengambil buah - buahan yang kupungut, menekan pipi gadis itu sampai mulutnya terbuka dan memeras buah itu agar sarinya masuk dalam mulut gadis itu. Gadis itu mulai membuka matanya dan terbatuk karena cairan yang masuk tanpa ijin ke dalam kerongkongannya. Mata gadis itu memandangiku dengan tatapan lelah dan sayu. "hei, tetaplah bertahan dan minumlah sari buah ini" kataku. Dia mendongak mengatupkan mulutnya dan membuka nya perlahan memintaku untuk memberinya sari buah itu,  aku tersenyum tipis dan membantunya menegak sari buah tersebut. Dia menegak sari buah tersebut sambil memandangiku, tanganku yang satunya mengambil buah - buah tersebut dan memasukan ke mulutku,  seketika kerongkonganku yang kering itu terasa segar dan rasa lapar yang tertahan entah berapa lama itu semakin membuatku ingin melahap semua buah itu. Sadar akan kurangnya buah yang kubawa akibat tangan yang kurus ini untuk memenuhi rasa lapar kami, aku menyisakan lebih banyak untuk si gadis kecil.

  Aku sedang menyuapi gadis kecil itu ketika dia mulai bersuara hendak memulai pembicaraan. Tersadar akan hal itu, aku menghentikan sejenak apa yang kulakukan. "siapa nama mu? " tanya gadis itu dengan suara serak dan lemah. "min Yoongi... Kau bisa memanggilku Yoongi", balasku. Gadis itu berguman menyebut namaku dan tersenyum tipis,  matanya mulai terlihat berat sehingga menutup dan membuka secara perlahan. "tidurlah.... tidurlah untuk mendapatkan tenaga mu kembali, setelah itu bangun dan berjuanglah", tukasku. Setelah itu dia tersenyum dan matanya pun perlahan menutup.  

Valhalla : escapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang