chap 04

305 47 6
                                    

Yoongi POV

  Di pagi hari burung mulai bernyanyi yang diikuti kegaduhan suara langkah dan seruan – seruan orang yang sedang sibuk. Para warga tengah sibuk mempersiapkan Upacara "Kedamaian" yang akan dilakukan di atas bukit sehingga membuatku terbangun dari alam mimpi. Tidak rela rasanya bangkit dari tempat tidur dengan waktu sangat singkat yang membuatku enggan untuk membuka mata. Tiba-tiba pintu gudang tempatku tidur didobrak dengan keras, membuatku terperanjat hingga mataku terbuka lebar, aku membalikan badan dan mendapati Sihyuk Haraboji melipat kedua tanganya di depan dada dengan wajah geram.

satu

dua

ti....

"SAMPAI KAPAN KAU MAU TIDUR PEMALAS!!!!!" yah...., teriakan itu sangat nyaring dan nyaris merusak telingaku. Dia memang sering begitu, setiap saat selalu memarahiku, entah apapun yang aku lakukan dia selalu saja mengomel khas omelan orang tua yang berisik. 

"sssttt..  Tenanglah jangan berteriak, kau akan membuat tekanan darah mu naik dan membuat jantungmu pecah karena berusaha terlalu keras." kata-kataku sukses membuatnya mengusirku dari gudangnya sambil dengan susah payah mengangkat kakinya untuk menendang bokongku. Setelah keluar dari gubuk tua itu para warga langsung menyuruhku membantu mereka membuat sebuah boneka dari kayu-kayu yang dirangkai dan diberi pakaian, bahkan tanpa membiarkanku untuk membasuh muka. Tak jauh dari tempatku merangkai boneka kayu seorang nenek yang mengenakan gaun panjang sedang dirias dengan berbagai hiasan rambut dan manik-manik pada gaun yang ia kenakan. Sesekali orang desa mampir untuk memeluknya erat dengan raut muka sedih. Selesai dirias, beberapa orang menuntun sang nenek masuk ke tandu yang sudah mereka siapkan. Tak lama setelah itu warga desa segera berangkat ke bukit dipimpin oleh para pemuda yang memanggul boneka kayu dan tandu, diikuti wanita-wanita yang membawa beberapa makanan untuk sesajen.  

  Dalam kelompok pemuda, aku turut memanggul tandu si nenek pada baris kedua. Jalanan yang menanjak menambah beban tandu di keenam pundak kami. Jalanan berbatu yang tidak rata tiba-tiba membuatku tidak sengaja tersandung sebuah batu dan membuat tandunya sedikit oleng,  ya sedikit saja.....  Karena aku langsung menyeimbangkan badanku agar tandunya kembali stabil. Yang membuatku kesal hanya tatapan mereka padaku kala itu. Tatapan tidak suka dan mencemooh yang membuatku risih.  

  Merasa tandunya sedikit oleng nenek itu membuka tirai tandu dan melihat keluar ke arahku. Aku tahu dia menatapku, namun aku mengabaikannya dan tetap menatap lurus kedepan tanpa berbicara apapun. Si nenek terkekeh sedikit melihat kelakuanku, kurasa dia tahu aku sengaja mengabaikanya. 

"kau anak laki-laki itu? Anak baru yang suka berbuat onar? Hmm... Siapa namamu? " dia terlihat serius memikirkan namaku. 

"Min Yoongi" aku menjawab karena tidak tega nenek itu berusaha keras hanya untuk mengingat namaku. 

" ahhh..  Ya...  Yoongi (berkilau dalam Bahasa Korea) , nama yang indah. Nama itu cocok denganmu,  kau memiliki kulit yang putih dan berkilau saat terkena sinar matahari. " aku tetap melihat lurus ke depan tanpa mempedulikan si nenek berceloteh. 

Valhalla : escapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang