*****
Matahari menyongsong dengan gagahnya, langit jadi tak lagi gelap. Kicauan burung mengiringi pancaran cahaya hangat matahari. Orang-orang sibuk dengan kegiatan pagi mereka masing-masing. Begitu juga para pelayan di rumah keluarga Nam.
Selagi para pelayan sibuk di sekitaran dapur dan ruang tengah, seorang tuan muda Nam masih terlelap dalam tidurnya. Pemeriksaannya kemarin sungguh sangat menyita tenaga. Dalam keadaan yang belum pulih ditambah pengaruh obat, tidur nyenyaknya agak sedikit lebih panjang.
Bahkan kehadiran seorang pelayan yang asyik menikmati pemandangan wajah damai majikan mudanya yang terlelap, tak sedikitpun mengusik tidur Woohyun. Sebut Sunggyu lancang, tapi rasa penasarannya sudah memuncak sejak dua hari mulai tinggal di bawah atap yang sama dengan Woohyun.
"Hidungnya... bibirnya... melihatnya sekilas pun meskipun tidak tahu namanya, aku pasti langsung mengenalimu Woohyunie." bisik Sunggyu dalam hati.
Sunggyu berdiri di dekat kaki Woohyun. Tatapannya tertuju pada wajah tampan tuan mudanya. Sejujurnya ujung tiap jarinya terasa gatal ingin menyentuh Woohyun. Tapi apa daya.
Saking fokusnya pada kegiatan tatap-menatap, Sunggyu sampai tidak sadar bahwa objeknya sudah membuka mata. Woohyun tidak langsung meneriakinya. Melihat ekspresi Sunggyu dengan rona merah di wajahnya, entah kenapa menolak batinnya yang berniat mengusir Sunggyu segera dari kamarnya.
"Ehm..."
Sunggyu belum juga bergeming meski Woohyun sudah berdeham sebagai peringatan. Senyumnya malah makin lebar. Tapi saat manik matanya bertemu dengan milik Woohyun, Sunggyu shock menyadari perbuatannya.
"M-mianhaeyo, tuan Woohyun." Sunggyu menekuk tubuhnya 90derajat. Dalam hati mengumpat pada diri sendiri.
"Nde."
Jawaban singkat Woohyun sedikitnya melegakan hati Sunggyu. Setidaknya bukan racauan kemarahan yang harus didengarnya pagi ini.
Sunggyu memberanikan diri untuk kembali ke posisi berdiri tegak. Dengan kepala tertunduk, dia mengangkat sebelah tangannya.
"Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tuan. Mohon maafkan saya."
Lucu sekali, Woohyun menyeringai. Tingkah Sunggyu berhasil melukis senyum diwajah lelah Woohyun.
"Kau pelayan baru yang bernama Sunggyu, bukan?"
Sunggyu tak menyangka Woohyun mengenalinya. Ya meski sebagai Sunggyu, setidaknya dia ingat. Pasti karna kejadian menguping semalam. Duh bisa tamat kalau Woohyun mengungkit kesalahannya itu.
"N-nde."
"Sudah, turunkan tanganmu."
Sunggyu menurut dan seketika menurunkan tangannya. Agak pegal sih memang. Untung saja Woohyun peka.
"Mendekat kemari."
Sunggyu melangkah ragu sambil tetap menundukkan kepalanya.
"Angkat wajahmu Sunggyu ssi."
Tangan Sunggyu gemetaran. Saat mengangkat wajahnya pun matanya dipejamkan. Takut membayangkan apa yang dikatakan Sungjong benar.
"... Dia tidak segan melempar piring ke depan wajahmu bahkan meludahkan makanannya kalau tidak sesuai dengan lidahnya."
Sekian detik tak ada tindakan apapun yang diterima, Sunggyu memberanikan diri membuka matanya. Dan apa yang dilihatnya selanjutnya membuatnya hampir terjungkal. Beruntung tangan besar Woohyun menarik tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/125068803-288-k44873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUED] Fate On Us
FanficMain Cast : Woohyun Sunggyu Genre : Romance, Slight-Angst "Takdir punya cara mainnya sendiri. Kau dan Aku hanya perlu ikuti alurnya." Start post 11.12 RATING : 12nd August #23_Woohyun