Hilangnya pemeran utama dalam cerita bukan pertanda berakhir nya cerita.
Mencintai 1 jiwa dalam raga yang berbeda, seakan membagi cerita dalam sebuah teka teki lama.
sebaiknya raga yang hilang, kubangunkan raga yang mulai membeku. Karna rindu mungk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dara ghyllze
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dyto pramudja putra
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reymichel Medison
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tysha yurryputri
Layak kah aku ada Harus berapa lama lagi? Haruskah aku bermimpi Meski ingatanku tak kunjung tiba Meski nya aku tak harus hadir Mama, papa dan Dyto Aku kasihan dengan mereka Begitu tulusnya cinta mereka untukku Disatu sisi tuhan adil untukku walau nyatanya aku pernah meringis ingin enyah dari Dunia ini
Tttttttt
"Dara, sadarlah. Dara!!" -Dy suara itu menggaung ditelinga nya. Matanya perlahan mecoba membuka dan melihat kearah sumber suara itu
"Dyto?" -D suara lemahnya, membuat hati Dyto sedikit tenang
"syukurlah.kau membuatku kaget, mama dan papamu akan segera menjemputmu"-Dy
Dara memperhatikan sekelilingnya,memijat kepalanya yang terasa sakit. ia benar benar tak ingat apa yang terjadi. Terakhir yang ia ingat, ia sedang berada di dalam kelas.
Wajah Dara pucat pasi, tubuhnya bersuhu dingin dan kekebalan tubuhnya berkurang drastis, itulah yang dokter ucapkan kepada Dyto sebelum Dara sadar.
"Dara!" -M Suara itu memecah keheningan saat mamanya datang dan memeluk Dara
"mama sudah bilang, hari ini kamu jangan sekolah. Tapi kamu emang anak yang keras kepala" -M
"Papa mana?" -D
"maafkan papa tidak bisa menjemputmu, hari ini papa ada urusan mendadak," -M
~~
Dara duduk termangu di atas balkon kamarnya, sepintas kenangan beberapa tahun lalunya mulai meraja. Saat dimana ia begitu bahagia, menikmati keindahan dunia.
Ayunan berkarat di bawah pohon besar itu, benar benar kenangan yang paling ia ingat. Derai tawa itu, terus saja menggema, menghempas gendang telinganya. Seketika, pelupuk matanya basah.
"andai kau tak disitu waktu itu," -D
Dara terus saja menyesali kenangan itu. Walau nyatanya bukan dia penyebabnya. Rambut ikal, dengan wajah seri. Itulah yang paling diingat Dara setelah tragedi itu
~Flasback Peluru itu memegas, keluar dari liangnya. Menggema dengan dasyatnya. Saat itu, begitu cepat. Cepat sekali
~~
Dara jatuh kelantai setelah mencoba menggapai kotak hitam diatas lemari.
Dengan cemas, Ryta datang membantunya berdiri.
"Bibikan sudah bilang non? Kalau mau apa apa, panggil saja," -R
"Ara bisa bi!" -D
"Non mau apa?"-R
Dara hanya menunjuk kotak hitam diatas lemari itu. Seakan ia memang menginginkan itu.
"emang ini kotak apa Non?"-R tanya Ryta penasaran sembari mencoba membuka kotak itu
Namun seketika Dara mengambil alih kotak itu dari tangan Ryta.
~~ Malam datang, bintang mulai berkilauan. Namun Dara masih enggan beranjak dari meja belajarnya. Sejak umur 3 tahun, Dara memang suka menulis. Tentang apapun itu, dia suka syair syair puisi dibanding cerita menghebohkan yang sering menggila di kelasnya. Korea, bahkan sedikitpun Dara tak pernah ingin melancong ke sana bahkan tak mau.
Tik..
Setetes darah mengotori bukunya, dengan cekatan ia meraih kotak tisu di depannya. Ia sumpal hidungnya, mencoba menghentikan darah yang terus mengalir.
"Dara! Darah...." -Dy ia terkejut melihat tempat sampah Dara hanya terdapat tisu yang bersimbah darah
"mimisan lagi? Bukannya sudah sering kubilang, istirahatlah Dara... Kini kau tak lagi sekuat dulu" -Dy
Plakkk
Kelima jari tangan Dara mendarat di pipi Dyto, yang membuatnya terdiam.
"sudah ku katakan berkali kali dengan kau. Aku masih sama!" -D
Karna Dara tak dapat menahan emosinya, sesak dadanya menghampirinya lagi. Dyto menggapai segelas air putih di atas meja dan merogoh laci Dara, membaca 1 per 1 obat yang tepat
"minumlah," -Dy
~~~
Dara dan Dyto duduk di atas balkon kamar Dara, menikmati angin malam dan melihat bintang dan bulan yang begitu jauh
"lihat itu dia bukan?" -D
Bukannya melihat kearah yang ditunjuk Dara, namun Dyto malah melihat Dara.
"bukan aku Dyto. Tapi itu, lihat. Dia menyapa kita," -D
~~~~~~~ Ramein ya? Baru up lagi kalau udah nyampe target Jangan pelit pelit votenya ya❤