Tiffany menarik tubuh Jessica hingga terjatuh di atas ranjang. Tiffany menimpa tubuh Jessica, tapi masih disangga oleh tangannya. Dia mendekatkan wajahnya dengan Jessica.
"O-omo" Gumam Jessica. Dia mulai menutup matanya. Tiffany terkekeh melihat tingkah Jessica yang menurutnya terlihat lucu. Tiffany menyingkir dan Jessica malah mengambil posisi duduk.
"Jja~ tidurlah" Ucap Tiffany sambil menepuk lengan atasnya yang terletak di atas bantal.
"Eoh?" Jessica malah bingung. Tiffany akhirnya menarik Jessica agar jatuh ke dekapannya.
Chu~
Tiffany mengecup kening Jessica singkat.
"Kau ini kenapa? Terlihat sangat gugup" ucap Tiffany rendah.
"Mollayo, aku merasa aneh" Jessica tersenyum malu. Malu-maluin (canda~✌).
"Aaiisshh.. Kau ini... " Ucap Tiffany yang mulai mendekatkan wajahnya hendak melakukan kisseu dengan Jessica, tapi..
"Depyonim" Ada seorang penjaga yang tiba-tiba masuk.
"O-oh!" Tiffany dan Jessica langsung bangun dan salah tingkah. Jessica duduk manis.
"Kenapa tidak mengetuk pintu?" Tanya Tiffany sopan.
"Mianhae, depyonim, saya belum terbiasa dengan pernikahan anda" Ucapnya.
"Arraseo, ada apa?" Lanjut Tiffany.
"Juhyun-ssi ingin bertemu anda di kebun" Ucap penjaga itu."Kenapa tidak kesini?"
"Mollayo"
"Arraseo, kau boleh pergi"
Tiffany kembali menatap Jessica. Dia tersenyum kecil.
"Ku ingatkan padamu lagi, aku suka hal-hal yang berbau dewasa, kau mau?" Tanya Tiffany dengan memberi Jessica wink nya.
"Eoh? Yah!!" Pekik Jessica. Tiffany segera berlari, menghindari amukan dewi es.
---
Di kebun...
"SeoHyun-ah, ada apa? Kenapa tidak ke kamar saja?" Sapa Tiffany pada Seohyun.
"Oh, Stephanie eonnie""Ani, hanya saja aku tidak bisa eonnie" Ucap Seohyun pelan.
"Waeyo?" Tanya Tiffany balik.
"Aniyo, gwaenchanayo" Seohyun memberi jeda pada ucapannya, "ah, ini ada surat untukmu" Seohyun memberikan secarik surat. Tiffany membuka dan membacanya. Dia terkejut.
"Lihatlah" Tiffany memperlihatkan surat tersebut.
"Omo!! Ini surat ancaman! Apa perlu penjagaan nya di perketat?" Tanya Seohyun.
"Arraseo, hal ini selalu terulang dan benar terjadi" Ucap Tiffany.
"Aku akan kembali, dah" Pamit Tiffany dan segera menuju ke kamarnya.
"Depyonim, apa kami siapkan makan malam?" Tanya seorang pelayan hotel.
"Baiklah, kami akan makan" Jawab Tiffany.
"Tapi, istri anda tertidur" Ucap pelayan itu lagi. Tiffany berhenti."Dia tertidur?"
"Ne"
Tiffany berjalan menuju kamarnya dan melihat Jessica tidur dengan nyenyak.
"Akan kami siapkan?"
"Ani, nanti saja jika dia bangun"
"Anda bisa kelaparan"
"Gwaenchanayo"
Pelayan itu pergi. Tiffany menatap wajah damai Jessica. Dia kemudian mengelus kepala Jessica pelan.
*Kriing.. Kriing..
Ponsel Tiffany tiba-tiba berdering. Dia melihat nama yang tertera. "Tidak diketahui"
Akhirnya, Tiffany mengangkatnya saja.
"Yeobuseo?""Bagaimana hidupmu?" Balas orang tersebut dengan suara serak.
"Nuguya?"
"Aku yang membunuh keluargamu"
"Ne?"
"Ku lihat, kau memiliki keluarga baru"
"Mwo?" Tiffany mulai terlonjak.
"Sekarang gilirannya"
"Yah!" Tiffany hampir berteriak kalau saja dia tidak teringat Jessica yang sedang tidur disampingnya.
"Aku akan menyarangkan peluru ke kepalanya"
*Tut.. Tut.. Tut.."Yeo-yebuseo? Yeobuseo?" Orang itu memutuskan sambungannya secara sepihak.
"Eunggghh" Erang Jessica yang baru saja terbangun.
"Pany-ah? Waeyo?" Jessica mengambil posisi duduk. Tiffany menemani Jessica dengan ikut duduk disampingnya.
"Aniyo, tidak ada" Bohong Tiffany pada Jessica.
"Bagaimana tidurmu?""Aku bermimpi"
"Bermimpi apa?"
"Mimpi yang indah"
"Mimpi yang indah?"
"Ne!" Jessica langsung reflek memeluk Tiffany dari samping.
"Mm.. Sica-ya, apa kau tidak lapar? Aku lapar" Cengir Tiffany.
"Arraseo, kajja" Jessica menggandeng tangan Tiffany.
---
"Kau ingin makan apa?" Tanya Jessica pada Tiffany.
"Hanya satu hal yang bisa ku masak""Apa itu?"
"Ramyun.. Haha" Tawa Tiffany garing. Jessica hanya menatapnya datar. Tiffany yang sadar akhirnya menghentikan tawa garingnya😆.
"Arraseo, kita masak itu saja dan anggap itu sah" Ucap Jessica yang mulai mengambil 2 bungkus Ramyun. Dan beberapa bahan pelengkap, daun bawang dan daging sapi.Setelah selesai memasak mereka berdua makan bersama di meja makan. Diiringi dengan beberapa candaan Tiffany dan Jessica yang tertawa. Setelah habis, mereka menuju ke kamar dengan bergandengan tangan. Meninggalkan sisa mangkuk yang akan di bersihkan oleh pelayan mereka. Mereka membaringkan tubuhnya dengan posisi Jessica bersandar di dada Tiffany dengan tangan Tiffany sebagai bantalan. Tiffany mengecup pipi Jessica singkat dan mengeratkan pelukannya pada Jessica.
---
"Nona, anda ingin sarapan atau mandi dahulu?" Tanya seorang pelayan yang berada di samping ranjang JeTi.
"Siapkan airnya dulu, setelah itu bangun kan aku, ne" Ucap Jessica dengan bergumam dan masih menutup matanya. 30 menit kemudian..
"Nona, airnya sudah siap anda bisa mandi" Ucap pelayan tersebut setelah menyiapkan air untuk Jessica.
"Mmh.. Arraseo, pergilah" Jessica mulai mengambil posisi duduk. Dia menengok ke belakang dan menemukan dirinya sendirian di ranjang dan kamar tersebut.
"Hmm.. Mungkin dia sedang dikantor"
Jessica mulai beranjak menuju ke kamar mandi.
--
*BUKH.. BUGH.. BUK..
Suara tendangan dan pukulan menggema di ruangan tersebut.
"Seohyun-ah" Sapa seseorang.
"Eoh? Stephanie eonnie, waeyo?" Seohyun menghentikan latihan taekwondo nya dan keluar dari ring tersebut.
"Kau selalu berlatih disini, bisa ajari aku?" Pinta Tiffany.
"Kenapa tiba-tiba?" Seohyun keheranan dengan permintaan bosnya tersebut.
"Aniya, akhir-akhir ini kau lihat sendiri kan? Mulai bertambah banyak musuhku" Jelas Tiffany.
"Arraseo" Pasrah Seohyun. Akhirnya, Seohyun dengan senang hati mengajari Tiffany taekwondo. Sambil menunggu Tiffany berganti pakaian, Seohyun mengambil sepasang sarung tangan khusus dan sebotol air untuk nya sendiri. Tidak lama, Tiffany keluar dengan pakaian T-shirt tanpa lengan dan celana diatas lutut.
"Eonnie, pakailah ini" Seohyun memberikan sarung tangan tersebut pada Tiffany.
"Arraseo" Tiffany langsung memakai nya. Seohyun berjalan ke atas ring dan Tiffany mengikutinya. Seohyun mengambil sepasang alat bantu semacam sarung tangan khusus untuk dipukul.
"Kajja, serang aku" Ucap Seohyun. Tiffany segera melayangkan pukulannya dan ditahan oleh Seohyun dengan alat bantu yang berada di kedua tangannya. Seohyun beberapa kali menyerang balik dan Tiffany berhasil menghindar dengan cepat dan tepat.
"Bagus, eonnie!" Seru Seohyun. Tiffany tersenyum menampilkan mata sabitnya.
"Geurae, sekarang tendangan" Seohyun berjalan ke pinggir ring Dan mengambil alat bantu lain yang berbentuk bantal.
"Tendanglah ini eonnie" pinta Seohyun. Tiffany menendangnya dengan keras.
"Bagus! Lebih keras!"
Tiffany menambah kecepatan dan powernya dalam menendang bantalan tersebut.
"Sekarang tendangan atas" Seohyun menaikan bantalan yang tadi dari betisnya ke sebelah kanan kepalanya.
"Tendanglah yang tinggi eonnie!"
Tiffany mengambil ancang-ancang dan menendang nya.
"Bagus, lebih keras!"
*drap.. drap.. BUGH..
Tiffany melompat dan menendangnya dengan keras dan yabg paling keras.계속
Eaps... sebenernya mau bikin NC di chapter ini, tapi gak jadi.. 😁 tunggu ajalah di lain chapter!
Jujur nihh, aku hampir lupa kalo malem ini bakal janji update😁🙃 untung buka wattpad😉Oh, iya!
Di chapter sebelumnya ada beberapa komenan kalian yang bingung tentang ini genre nya gxg/bxg... genrenya sama dari S1 sampe sekarang itu GxG!! Cuman... Untuk kebutuhan cerita kadang2 bakalan aku ubah si Pany jadi Boy! Udah gitu aja, BYE👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Ended Sweet
Romance👋READ One Last Time BEFORE THIS👋 [SEQUEL of ONE LAST TIME] Sad/Happy ending...? 😉