Sebelumnya, Tiffany yang berhasil selamat dibawa oleh Seohyun ke Penthousenya. Seohyun menggendongnya dari mobil tanpa bantuan siapapun, dia tahu kalau Tiffany tidak mau di sentuh apalagi di gendong oleh orang-orang selain dari yang dia kenal dengan baik. Seohyun langsung membawanya menuju kamar nya. Saat masuk, dia langsung membaringkan Tiffany di ranjang. Di ranjang itu terdapat pula Jessica...
Yang...
Berhasil...
Selamat...
Kembali....
Dari...
Kematiannya...
OH MY GOD!!!! Ψ(≧ω≦)Ψ
Jessica yang mendengar suara pintu terbuka pun menengok ke arahnya. Dia langsung terduduk melihatnya. Kondisi Jessica sudah lebih baik dan mulai dapat bergerak normal. Namun, tidak boleh kelelahan.
"Omo! Waeyo, Seohyun-ah?" tanya Jessica.
"Dia terjatuh dari sungai Han" terang Seohyun singkat.
"Eotteokeyo??""Seseorang menabraknya dan malah langsung kabur"
Jessica kembali mengalihkan pandangannya pada Tiffany yang belum sadar.
"Gwaenchanayo, depyonim baik-baik saja.. Hanya pingsan" Seohyun berusaha menenangkan Jessica yang terlihat panik. Seohyun berjalan ke arah rak baju dan mengambil satu setel baju hangat.
"Bisakah kau gantikan pakaiannya? Dia terlihat kedinginan dan pakaiannya masih basah" Seohyun menaruhnya disamping Tiffany.
"Arra" Ucap Jessica dan Seohyun pergi dari kamar mereka.
"Jaga mereka, jangan biarkan siapapun masuk" Bisik Seohyun pada salah satu penjaga.
"Nne" balas penjaga itu.Jessica melepas dan mengganti pakaian Tiffany yang basah. Dia memandang wajah Tiffany cukup lama dan kembali berbaring. Dia mengangkat kepala Tiffany hati-hati dan menaruhnya di atas tangannya sebagai bantalan. Dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Tiffany lalu mengecup keningnya pelan. Lalu dia memeluknya cukup erat.
---
3 Jam kemudian
Tiffany membuka matanya dan langsung bangkit duduk. Dia memandangi tangannya.
"A-aku masih... Hidup?" gumamnya. Dia melihat sekelilingnya dan berakhir menengok siapa orang yang ada disampingnya. Dia melihat Jessica yang sudah membuka matanya. Tiffany terlonjak.
"An-ani... Ini hanya mimpi" Tiffany merasa itu semua bohong dan menarik rambutnya. Dia merasa sakit akibat tarikan di rambutnya yang dibuat olehnya sendiri. Jessica yang melihatnya langsung menggenggam tangan Tiffany.
"Ani.. Ini bukan mimpi, sayang" ucap Jessica pelan. Tiffany merasakan hangat di tangannya dan menurunkan tangannya dari rambutnya. Dia berbalik dan langsung memeluk Jessica erat-erat. Dia menangis dipundak Jessica.
"Jangan tinggalkan aku" Lirih Tiffany di sela-sela isakan nya. Jessica tidak menjawab dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Ba-bagaimana bisa?" Tiffany masih bingung dengan keadaan Jessica.
"Aniyo... Aku tidak tahu kenapa" Jawab Jessica, "Khah... Sudahlah, lupakan" Lanjut Jessica lalu membaringkan tubuhnya.
"Chankamman-yo" Tiffany bangkit lalu berjalan kearah rak bukunya. Dia mengambil sebuah buku berukuran sedang."Tandai lah apa yang ingin kau lakukan nanti di buku ini. Kau tau mengapa?" Jessica menggelengkan kepalanya.
"Masih ingat saat aku koma dulu? Ya, disaat itu aku melupakan semua kenangan indah kita, dan hanya dirimu yang kuingat. Aku ingin memulainya lagi dari awal. Seperti dulu" ucap Tiffany dengan tulus.
"Ne" balas Jessica dan mengecup pipi Tiffany singkat lalu memeluknya dengan erat.
"Aku akan keluar sebentar" pamit Tiffany lalu pergi menghilang di balik pintu.---
Tiffany turun dari Penthousenya dan pergi ke basement. Dia melajukan mobilnya ke kantornya.
"Depyonim" Panggil seseorang dari lantai 2. Tiffany menengok dan melihat Seohyun.
-
"Bagaimana? Apa kau sudah berhasil melacak orang tersebut?" tanya Tiffany setelah sampai di ruangannya. Dan berbincang dengan Seohyun.
"Ne, dia berhasil dilacak, menurut laporan dia warga Jeonju dan menetap di Seoul. Dia menderita kelainan jiwa psikopat. Istri dan anaknya bahkan sampai dibunuh karena nafsunya akan darah. Mianhae, Ayahmu bersahabat baik dengannya, dan malah menjadi korban pelampiasannya" tutur Seohyun.
"Siapa namanya?""Kim Taeyeon"
"Hm... Lalu anak dan istrinya?"
"Istrinya bernama Lee Sunkyu dan anaknya bernama Kim Seolhyun"
"Arraseo, ada baiknya dia segera ditangkap dan hidupku lebih tenang"
"Nne"
---
Tiffany dalam perjalanan pulang ke Penthouse nya. Dia terlihat beberapa kali membuang nafasnya. Namun, di tengah jalan ada sebuah truk dengan kecepatan tinggi tepat berada di depannya. Truk itu semakin dekat dengan mobilnya. Tiffany kebingungan karena dia hanya berada di satu jalur kendaraan. Tidak ada jalan lain.
"Ahh.... Eottokaeyo..." Tiffany berusaha melepaskan sabuk pengaman nya. Namun, sangat sulit. Jaraknya dengan truk tinggal 50 meter. Tiffany menatap truk itu.
"Aish.. Tidak ada pilihan lain!" Tiffany melajukan mobilnya maju dengan kecepatan tinggi. Dia melihat ke trotoar samping yang tampak sepi karena ini sudah tengah malam. Tiffany membelokkan setir nya dan menginjak rem secara bersamaan atau biasa disebut drift.
"Akkhh!" Tiffany mengerang karena terdapat serpihan kaca mobil yang pecah menempel pada tangan kanannya. Dia berhasil selamat dari tabrakan yang bisa saja merenggut nyawanya. Tiffany kembali melajukan mobilnya dengan tangan kiri yang menyetir nya.
---
Jessica yang sedang tertidur langsung terbangun dengan keringat dingin di pelipisnya. Dia langsung memiliki firasat buruk dengan Tiffany.
"Kenapa ini?" ucap Jessica sambil memegang dada kirinya. Dia mengambil ponselnya dan menelepon Tiffany, tapi tidak ada jawaban.
--
Tiffany yang berhasil selamat bernafas lega. Dia memandang luka di tangan kanannya. Dia melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Beruntung hanya terdapat 1 serpihan kaca dan setelah mendapat perawatan boleh langsung pulang. Tangannya sudah baik-baik saja dan mungkin akan pulih dalam beberapa hari kedepan.계속
Hehe.. Kali ini pendek ya? Gapapa kaaaan😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Ended Sweet
Romance👋READ One Last Time BEFORE THIS👋 [SEQUEL of ONE LAST TIME] Sad/Happy ending...? 😉