25. jun

2.4K 312 1
                                    

Budidayakan VOTE sebelum membaca

Suara terbukanya pintu apartemen membangunkanmu dari tidur mu.

Kau mengerjapkan kedua matamu. Disaat kau melihat jam, disana tertera pukul 12 malam. Kau bingung siapa yang masuk apartemen jam segini? Apa mungkin jun? Bukannya dia menginap di dorm?

Kaupun melangkah keluar kamar dan menemukan jun sedang duduk di sofa ruang tamu. Tampak dia sedang memejamkan kedua matanya dengan tangan yang di rentangkan.

'pasti dia sangat kelelahan.' pikirmu.

Kaupun berjalan menghampirinya, lalu membuka sepatu yang melekat di kakinya begitu juga dengan kaus kakinya.

Merasa terusik, jun membuka kedua matanya.

"kau belum tidur?" tanyanya lalu memosisikan duduknya menghadapmu.

"tadi aku sudah tertidur, tetapi karena mendengar suara pintu terbuka aku terbangun." jelasmu.

"maaf aku mengganggu tidur mu." jelasnya sambil menyingkirkan rambut yang menghalangi wajahmu meletakkannya dibelakang telingamu.

"itu tak masalah." jawabmu.

"kenapa kau pulang? Bukannya menginap di dorm? Kaliankan baru siap konser." tanyamu. Kau merasa kasihan jika jun harus pulang kerumah karena jarak jumah kalian dan dorm itu cukup jauh. Kau tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"aku rindu kalian." jawabnya sambil tersenyum dan mengusap wajahnya yang kelihatan kelah.

"lagian apakah aku tak boleh pulang kerumahku?" tanyanya.

"aku khawatir." katamu. Lalu tiba-tiba jun membawamu masuk dalam dekapannya.

"dia sudah tidur?" tanya jun.

"hmm... Tadi siang dia tidak ada tidur, jadi malam ini mungkin dia akan tertidur dengan pulas dan kita tidak akan bergadang." jelasmu.

"kau pasti kelelahan karena mengurusnya." kata jun.

"tidak sebanding denganmu yang harus latihan tiap hari dan konser." ujarmu.

"aku sangat ngantuk." katanya sambil meletakkan kepalanya di bahumu.

"mandilah dulu." perintahmu.

"air hangat atau air biasa?" tanyamu.

"hangat." jawabnya.

"baiklah. Akan ku siapkan dulu." ujarmu lalu meninggalkannya di sofa sendirian.

Setelah 10 menit kau kembali ke ruang tamu. Dan kau melihat jun sudah tertidur.

Awalnya kau tidak tega jika harus meninggalkannya. Tetapi jika jun tidur sebelum mandi pasti jun akan tidak nyaman tidurnya.

Jadi kau memutuskan untuk membangunkannya.

"oppa, mandi dulu lalu habis itu tidur." ujarmu sambil menepuk nepuk pelan pipinya.

Setelah jun terbangun, dia langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi, dia segera menyusulmu ke tempat tidur dan tidur sambil memelukmu.

---

"oekkk... Oekkk..." tanpa disangka-sangka anakmu terbangun disaat jam menunjukkan pukul 3 pagi.

Kau segera meranjak dari tempat tidur dan menuju kamar bayimu dan melihatnya.

Kau memeriksa apakan dia pipis dicelana apa tidak.

Rupanya popoknya basah. Kau segera menggantinya.

"sssshhhh... Anak bunda jangan nangis ya." ujarmu sambil menggendongnya lalu memangganti popoknya.

Setelah mengganti popoknya kau segera menyusuinya.

Setelah disusui bayimu tidak juga tidur. Dia malah menangis.

"oek..."

"sshhh... Papa baru tidur jam 1 tadi. Adek jangan nangis ya. Nanti papa kebangun." ujarmu sambil menggendongnya untuk menghentikan tangsinya.

"oekkk..." tetapi bayimu tak kunjung berhenti menangis.

"shhh... Iya iya... Anak bunda tidur ya." katamu. Tetapi dia juga tak kunjung tidur dan tidak berhenti menangis.

Tiba-tiba kau dikejutkan oleh suara pintu terbuka.

Kau melihat jun masuk kedalam.

"kau terbangun?" tanyamu.

"hmm... Kenapa dia menangis?" tanya jun.

"tadi dia pipis celana. Habis itu tadi aku susui, tetapi selesai di susui dia tidak tidur tapi malah menangis." jelasmu.

Jun segera mengambil alih bayi itu. Jun menggendongnya dengan sayang sambil menepuk bokongnya pelan.

"anak papa tidur ya." ujarnya.

Dan bayi itu tidak menangis lagi!

"ternyata dia mau sama papanya." ujarmu. Lalu bayi kalianpun tertidur dan jun meletakkannya di tempat tidur bayi dengan hati-hati.

"mungkin dia rindu denganku." ujar jun sambil tersenyum memandang anak kalian yang sedang tidur.

Setelah selesai meletakkannya kalian kembali kekamar.

"maaf ya, karena yara nangis kamu jadi kebangun. Padahal kamu sedang kelelahan. " katamu di pelukannya.

"hei, bukannya aku yang minta buah hati hadir diantara kita. Jadi itu gak masalah buat aku. Dengar suara yara itu jadi stamina buat aku." jelasnya.

Sebenarnya kalian sudah menikah selama 4 tahun. Tetapi kalian tidak ingin memiliki anak dulu karena jun yang sedang memiliki jadwal yang padat.

Tetapi setelah kalian datang ke pesta ulang tahun anak temanmu yang berumur satu tahun, jun memutuskan ingin mempunyai anak.

"baiklah. Sebaiknya kau melanjutkan tidur mu, karena besok kau harus konser lagi." katamu.

"hmmm..." ujarnya sambil mengeratkan lagi pelukannya di tubuhmu. Dan kalian tertidur dengan lelap tanpa tangisan bayi lagi.
.
.
.
.
.
.
END

Gimana ceritanya bagus gak?
Sebenarnya yang baca lumayan banyak. Tapi yang vote kok sedikit ya? Aku mau next kalau yang nge vote ini sampai 70

Seventeen ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang