Rainbow~ 3

56 3 0
                                    

Setelah ibu Rheyna masuk, Rheyna langsung menghampiri ibunya yang terlihat sedikit basah.
"Ibu, ibu basah! Hahahaa..." Rheyna terkekeh melihat ibunya yang basah.
"Kamu ini!, Ibumu seperti ini malah tertawa!" Balas ibunya kesal.
Pria yang ada di samping wanita itu hanya tersenyum geli.

"Ini mas, uangnya." Kata wanita itu sambil menyerahkan uang pada pria tersebut.
"Eh, iya terima kasih tante..."
"Sudah, ayo pulang ibu.." Kata Rheyna memotong pembicaraan.
"Kamu tidak mau disini saja? Sama mas...."
Wanita tersebut menghentikan perkataannya karena ia tidak tahu siapa nama pria tersebut..
"Revan.." Sahut pria itu dengan cepat.
"Iya... Sama Revan.. ibu rasa kamu tadi senang sama Revan saat ibu tidak ada." Kata ibu mengejek Rheyna.
Rheyna hanya memutar ke dua bola matanya.


Tiba-tiba hujan tidak turun lagi. Cuaca sekarang menjadi cerah dengan pelangi yang menghiasi langit Jakarta.
Mengetahui bahwa hujan sudah berhenti, Rheyna langsung lari keluar dari toko buku tersebut, yang membuat Revan bertanya-tanya
"Ada apa tante???" Tanya Revan bingung.
"Biasa lah.. Rheyna,, kalau Rheyna seperti itu, pasti ada pelangi di luar..." Jelas ibu Rheyna.
Revan hanya membulat kan mulutnya.

"Ya Tuhan,, betapa indahnya ciptaanmu ini!!" Gumam Rheyna menatap pelangi yang indah tersebut.
"Rheyna! Ayo pulang.. sudah hampir malam." Perkataan ibunya yang sontak mengagetkan Rheyna.
"Hah!! Ibu, jangan mengagetkan ibu.. Rheyna takut jantung Rheyna lepas, haha.."
"Apa??" Gumam wanita itu lirih.. dia mencoba mencerna kata-kata dari anaknya yang mengatakan bahwa ia takut jantungnya lepas, walau wanita itu tahu kalau anaknya hanya bercanda, tapi membuat wanita itu seperti di tusuk hatinya, dan membuatnya ingin menangis.

"Ibu,, ibu kenapa?? Lihat pelangi itu ibu, ingin rasanya Rheyna mengambil pelangi itu lalu Rheyna bawa pulang, hahahaa..!"
Kata Rheyna mencoba menghibur ibunya.
"Haha,, kamu ini.." Tawa ibunya yang di paksakan.
"Ayo, pulang.." Kata wanita tersebut sambil  menarik tangan anaknya tersebut.

Setelah itu, Rheyna dan Bu Kinta pulang. Di dalam mobil, mereka tak banyak bicara. Tidak ada suara, kecuali suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya kota Jakarta. Setelah sampai di rumah, Rheyna menghempaskan badannya di kamar.


"Huuffttt!!!" Dengus Rheyna kelelahan.
"Aww!!! Ya Tuhan!ah!! Sakit!!!sakit sekali!" Teriak Rheyna kesakitan sambil memegang dada bagian kirinya.
Rheyna segera mengambil tabung obat di kantongnya.
"Ya ampun!! Kenapa sakit sekali!!" Rintih Rheyna.
"I..ibu!!" Ucap Rheyna lirih memanggil ibunya dan tidak terdengar oleh ibunya.
Rheyna segera memakan obat yang ada di kantongnya tadi.
Setelah memakan obatnya, Rheyna berbaring di tempat tidurnya. Rasa sakitnya perlahan hilang.

"Astaga!, Sakit sekali, sebelumya tidak pernah seperti ini..!! Hhh..." Keluh Rheyna menahan sedikit rasa sakit.
"Ibu!!..." Ucap Rheyna lirih.
Rasa sakitnya tadi membuat Rheyna menangis. Ia terus berfikir akan penyakitnya.
"Kenapa penyakitku ini menyiksaku sekali?? Menjauhlah dari tubuhku! Aku tidak ingin selalu menahan sakit seperti ini!! Sebenarnya aku ini sakit apa!!" Teriak Rheyna dari dalam kamar.
Ibunya pun mendengar teriakan Rheyna yang keras tersebut. Membuat wanita itu ingin masuk ke dalam kamar Rheyna.


TOK..TOK..TOKKK!!!!


"Rheyna,, kamu di dalam nak?? Ibu masuk ya?" Teriak ibu dari luar kamar.
Rheyna hanya menunduk terdiam di kamarnya.
"Rheyna, kamu baik-baik saja??" Tanya ibu cemas yang masih berdiri di depan pintu kamar anaknya.
Lagi-lagi Rheyna terdiam sambil menangis.
Ibunya mendengar suara sesenggukan dari dalam kamar Rheyna. Ibunya menyadari bahwa Rheyna sedang menangis. Tidak bertanya lagi, ibunya langsung membuka pintu kamar anaknya tersebut. Ibu Kinta kaget karena ada obat berceceran di kasur Rheyna.


"Rheyna, sakit kamu tadi kambuh?" Tanya ibu dengan nada khawatir.
Rheyna hanya menganggukkan kepalanya.
"Kenapa Rheyna tidak memanggil ibu? Kenapa?!!" Tanya Bu Kinta dengan nada tinggi.
"Rheyna kesakitan ibu! Berbicara saja membuat Rheyna sakit!!! Aku sudah memanggil ibu!! Mungkin ibu tidak mendengar! Aku sangat tersiksa ibu!! Aku kesakitan! Aku tidak kuat untuk teriak saat aku kesakitan!! Aku tersiksa dengan penyakitku ini! Sebenarnya aku ini sakit apa ibu?? Ibu jawab! Aku sakit apa? Penyakit apa yang mengganggu tubuhku ibu? Ibu jawab!" Jelas Rheyna mengencangjan suaranya sambil menguatkan tangisannya. Sekarang tangisan Rheyna semakin menjadi, membuat ibunya ikut menangis.

"Ibu,?? Ibu dengar Rheyna kan? Ibu jawab Rheyna!ibu! Jawab Rheyna ibu!" Teriak Rheyna sambil menangis sejadi-jadinya.
Ibunya diam sejenak.
"Apa ini waktu yang tepat untuk memberi tahukan penyakitnya?" Batin ibu Kinta.
"Ibu! Apa penyakitku?? Ibu jawab.. kumohon ibu.." Ucap Rheyna sambil menggoyang goyangkan tubuh ibunya.
"Eemm,, lebih baik sekarang kamu tidur. Atau Rheyna mau makan dulu?" Tanya ibu mengalihkan pembicaraan.

Sebenarnya Rheyna tahu bahwa ibunya sedang mengalihkan pembicaraan. Tapi, Rheyna mencoba mengerti. Mungkin ibunya tidak ingin membicarakan penyakitnya.
"Lebih baik, aku tanyakan ini besok saja.. mungkin ibu sudah lelah,, jadi tidak ingin membicarakan nya..." Batin Rheyna.
"Tidak ibu, Rheyna langsung tidur saja.. Rheyna mengantuk.." Jelas Rheyna menghentikan tangisannya.
"Ya sudah.. tidur yang nyenyak ya sayang.." Ucap Bu Kinta sambil mengecup dahi anaknya tersebut. Lalu, ibu Kinta melangkahkan kaki keluar dari kamar Rheyna.
"Ibu.." panggil Rheyna.
"Ya sayang?"
"Tolong matikan lampunya ibu.."
"Iya."
Segera ibu Kinta mematikan lampu, lalu beranjak pergi keluar dari kamar anak gadisnya











Yahh!!! Sorry ya chepternya dikit2.. soalnya mau UAS.. mau fokus dulu belajarnya,,

Makasih buat yang udah nyempetin baca cerita gaje ini😅.. mau buat yang sedih kok susah ya😅...

Makasih.. jangan lupa vcoment!!!
Thanks!! Paypay

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang