Chapter 9. Si Bodoh

422 74 8
                                    

"Sebenarnya, aku tau sebuah cerita. Pernah dulu ada orang bodoh yang sangat beruntung karena bisa mendapatkan hati Donghan. Namun saking bodohnya orang itu, ia berkali-kali menyakiti hati Donghan dan bahkan tidak mampu memperjuangkan Donghan. Dan aku yakin, orang itu pasti menyesal seumur hidup atas kebodohannya itu"

Taedong tersenyum pahit

"Wah kau rupanya tahu banyak tentang Donghan. Jika tidak keberatan, bisa kau ceritakan seperti apa orang itu? Orang yang kau sebut bodonh itu?"

"Dia adalah..."
































Taedong sudah pergi meninggalkan Chanyeol sendiri

Chanyeol mengerutkan dahinya, jawaban Taedong tadi menimbulkan banyak pertanyaan baru di otaknya.


"Aku tidak akan menjadi bodoh sepertimu" janji Chanyeol pada dirinya sendiri

Hari demi hari berlalu, tidak terasa sudah seminggu Donghan menjadi seorang Dosen. Dan akibatnya Donghan menjadi lebih sering bertemu dengan Taedong baik di kampus maupun saat tidak sengaja berpapasan di depan pintu apartemen.

Keduanya masih sama-sama bersikap dingin.

Tidak ada hal spesial yang terjadi seperti yang kalian harapkan.

Mereka berdua bersikap layaknya orang asing yang belum pernah bertemu sebelumnya.
.
.
.
.
.
.
Chanyeol berdiri di depan pintu apartemen Donghan dan menekan beberapa kali bel pintu dengan tidak sabaran.

Wajahnya terlihat pucat dan sepertinya ia sedang menangis.

Donghan sedang sibuk di dapur mencoba resep baru dari acara kuliner yang baru saja ditontonnya lalu berlari menuju pintu.

Ketika pintu dibuka Chanyeol langsung menghambur ke pelukan Donghan tanpa peduli seberapa kotornya celemek yang dipakai Donghan. 

"Hey bae... kamu kenapa?"
Donghan mengelus pelan kepala kekasihnya yang sedang terisak di dalam dekapannya

Chanyeol tidak menjawab pertanyaan Donghan, ia masih terisak. Donghan pun tidak menuntut, ia hanya mengeratkan pelukannya agar Chanyeol merasa nyaman.

Setelah tangisnya mereda, Chanyeol menarik nafas dan mulai menjelaskan apa yang terjadi.

"Mommy sakit bae... Tadi aku dapat telepon dari Canada. Aku harus kesana"
Tangis Chanyeol kembali pecah

Sekedar informasi, Mommy dan Daddy Chanyeol tinggal di negara berbeda. Daddynya menjalankan bisnis property mereka di Korea sedangkan Mommynya mengurus bisnis fashionnya di Canada.

"Sshh, jangan sedih. Kamu harus berdoa supaya Mommy cepat membaik. Jangan khawatir, disana kan ada adik kamu Sehun yang jagain Mommy. Percaya aja, semuanya pasti akan baik-baik aja. Humm?"

Chanyeol mengangguk sambil menyeka air mata dari sudut matanya

"Kapan kamu berangkat? Aku akan ikut"

"Aku berangkat malam ini. Aku udah beli tiketnya. Kamu kan dosen baru sayang. Jangan ngebolos. Aku berangkat sendiri aja"

Batin Donghan mengiyakan kata-kata Chanyeol. Belum ada sebulan ia bekerja, ia belum berani membolos. Lagi Canada bukanlah tempat yang dekat, dua hari saja tidak akan cukup. Ia pasti perlu waktu berminggu-minggu disana.

"Yaudah, sekarang aku bantu kamu packing ya?"

Donghan dan Chanyeol lalu berjalan menuju kamar Chanyeol yang ada disebelah.

Saat mereka keluar dari pintu apartemen Donghan, tidak sengaja mereka berpapasan dengan Taedong yang juga baru keluar dari kamarnya.

Namun Donghan hanya mengabaikannya, Chanyeol pun hanya tersenyum tipis dan tidak menyapa Taedong. Taedong terlihat membalas senyum Chanyeol lalu ia buru-buru pergi.

Donghan duduk di atas kasur Chanyeol sambil melipat beberapa pasang pakaian dan kemudian memasukkannya ke dalam koper berwarna cokelat gelap yang berukuran sedang.

Chanyeol duduk di belakang Donghan lalu meletakkan dagunya di pundak Donghan. Membuat Donghan sejenak menoleh lalu tersenyum.

"Aku gak mau jadi si bodoh" ucap Chanyeol

"Memang siapa si Bodoh?"
Donghan kurang paham, siapa yang sedang di bicarakan oleh kekasihnya ini

Last Love - TaeDonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang