Bab 62 ( You're Late )

1.9K 202 20
                                    

Author POV

Hujan mulai turun. Yang awalnya hanya sekedar rintikan, kini berganti dengan cukup deras. Deras membasahi tanah dan tumbuhan untuk membuatnya segar kembali dan cukup membuat orang-orang kesal dan menjadi jengkel karena terlambat bahkan terkena becekan dijalanan.


Membuat beberapa orang menjadi galau ketika menggingat kisah-kisah yang tersirat disetiap jejak air yang turun. Meyegarkan ingatan bahwa ada kisah-kisah manis dan pilu yang selalu hidup diantara air yang turun melalui proses pembuatan hujan yang berlangsung secara alamiah dan berlangsung terus menerus.


Namun kali ini hujan sepertinya turun tanpa melalui proses alamiah yang seperti biasanya. Menurut orang-orang yang ada disini, mungkin hujan turut bersedih ketika kehilangan salah satu manusia yang baik dihari ini.


Tangisan yang memilukkan cukup memekakkan telinga Naomi yang hanya diam membisu. Menatap gundukkan tanah yang masih merah dan basah, menatap nisan yang masih baru karena baru saja menancap ditanah.


Frieska A Laksani


Nama itu tercetak rapi di nisan putih. Berdiri kokoh tak tergoyahkan meski didalam hati memberontak untuk membangkitkan seseorang yang baru saja diantar keasal dari mana dia berasal, untuk meminta maaf atas sebuah perasaan yang tak terbalaskan meski seseorang yang ada didalam sana takkan hidup lagi.


Hal yang pasti didalam hidup ini adalah Kematian. Apa yang berasal dari tanah pasti akan kembali ke tanah. Tak peduli dia pergi melalui cara yang tak masuk akal sekali pun seperti mutilasi, pembunuhan atau penyakit yang paling ganas sekalipun dia takkan pernah lari darimu. Mati adalah janji yang pasti ditepati tanpa mampu menggelak, hanya kita yang masih hidup tinggal munggu waktu untuk menanti garis takdir yang tak bisa dihilangkan meski kau sudah bersimpuh memohon dihadapan dia yang memberi kehidupan.


Frieska gagal bertahan dari penyakit Kanker Otaknya. Dia menyerah pada saat operasi, kondisi tubuh Frieska yang tiba-tiba down benar-benar membuat tim Dokter yang berusaha sekeras mungkin untuk menggembalikkan nyawanya akhirnya menyerah. Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang menggambil. Sekeras apapun mereka berusaha menghidupkannya kembali, jika Tuhan mengatakkan untuk berhenti itu pasti berhenti detik itu juga.


Semua orang terpukul mendengarnya, termasuk Naomi yang saat itu masih terjaga sepanjang malam didekat ruang operasi terdiam tak bersuara sedikitpun. Rasa menyesal menghantam hatinya telak. Dia penyemanggat gadis itu, dan dia juga menjadi sumber berhentinya harapan gadis itu untuk tetap bertahan.


Perlahan tapi pasti, orang-orang mulai meninggalkkan kuburan yang masih segar dengan bunga-bunga yang masih cantik. Hujan yang semakin deras justru tak mampu membuat seorang Shinta Naomi untuk melangkah pergi dari pusaran sang mantan kekasih.


Mantan kekasih ?


Bahkan perasaan Naomi sejak dulu selalu sama. Hanya sebatas teman, tak lebih. Masih pantaskah itu disebut mantan kekasih sedangkan yang mencintai hanya 1 orang ? itu lebih layak disebut si brengsek yang tak bersyukur dengan sesuatu yang ada.


"loe nyerah gitu aja ?" Tanya Naomi pada sesesok yang tak mungkin menjawabnya sama sekali.

Dear Shinta NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang