^^Satu^^

190 11 0
                                    

Tata mengetuk pintu ruang kelas X.3. Seisi kelas serentak menoleh pada asal suara, hening sesaat, kemudian tawa riuh pecah memenuhi ruangan.

Hah, oh no. Tata lupa, kondisinya sekarang mirip ibu hamil yang sedang menggembel karena sepatunya tak terpasang dengan rapih dan tali sepatunya mencokelat akibat terseret di tanah. Ingin rasanya Tata menghentikan waktu, mengeluarkan jubah menghilang Harry Potter dari kantung ajaib Doraemon. Andai bisa seperti itu, tapi nyatanya dunia tak semanis drama korea.

Dengan pasrah, Tata akhirnya menyeret kakinya masuk mendekati meja guru dan menjelaskan kejadian yang dialaminya. Setelah mendapatkan izin, Tata langsung duduk di bangkunya. Pelajaran pun dimulai kembali. Tata hanya bisa tersenyum pahit. Berharap waktu berbaik hati berjalan lebih cepat dari biasanya.

~~~

“Ta, kocak lu. Ke sekolah pake sarung segala. Mau ngaji apa gimane bu Hajah?” Rini teman sebangku Tata menyikut lengan Tata setelah Bu Endang –Guru matematika, keluar kelas karena sudah bel istirahat.

“Jangan mulai deh Rin, Please.”

“Gokil lu Ta. Ngapa dah?” Giliran Sasa yang langsung membalikkan tubuhnya.

“Lu kebanyakan micin Ta tadi pagi?” Bella mendorong punggung Tata dengan pulpen. Fira dan Kelli langsung terkekeh geli. “Tata ga kaya Lu kali Bel, yang pagi-pagi ngemilin micin” timpal Fira.

Mereka berenam adalah teman dekat sejak pertama kali masuk SMA. Dua bangku di depan Tata diisi oleh Sasa dan Fira, sedangkan Kelli dan Bella berada di belakang bangku Tata. Mereka bukan geng atau semacamnya, pada mulanya. Namun, karena ke-enam cewek ini adalah deretan cewek-cewek hits dan cantik diantara murid-murid kelas X lainnya, mereka sering dijuluki ‘Geng Cewek Hits’. Bukan salah mereka bila akhirnya nama itu menjadi kenyataan. Seminggu yang lalu mereka merubah nama grup Whatsapp menjadi Geng Cewek Hits.

“Jadi… “ Tata menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya.

“Kalian tau kan ya gua sama orang tua gua tuh bikin perjanjian. Kalau gua ga telat sama sekali dalam tiga bulan pertama sekolah, gua akan diijinin bawa motor ke sekolah. Nah, betapa beruntungnya gua pas tadi berangkat jalanan ada yang dibenerin dan angkot yang gua naikin harus lewat jalur muter gitu deh.”

“Lagian lu sih Ta, kan udah sering gua tawarin buat bareng gua kalo berangkat.” Rini menimpali.

“Yaelah Rin, tawaran lu mah cuma berlaku seminggu di awal aja. Terus kan lu PDKT sama si cumi itu kan? Yang tiap hari dianter jemput gebetan mah beda.”

Rini yang mendengar jawaban Tata menjadi gemas. “Ih, Tata. Namanya tuh Roy, bukan cumi. Eh Ta, by the way gua boleh minta lontong ga sama lu”

“Hah? Lu mau lontong? Nah kebetulan tadi gua dikasih lontong nih sama ibu-ibu penjual di depan. Mau?”

“Ta, lu kayanya kebanyakan micin. Fiks sih ini mah.” Fira menoyor kepala temannya itu. “Rini tuh minta tolong maksudnya.”

“Oh, haha. Lagian sih lu, ibu hamil kan loading-nya lagi lama nih. Kenapa Rin? Mau tukeran tempat duduk sama si cumi?” Tata melahap lontong miliknya.

“Iya Ta, bener. Wah lu bakat nih kayanya jadi cenayang. Ko lu pinter sih?” entah kemana rasa gemas Rini ketika Roy disebut cumi oleh Tata, Rini malah cengar-cengir tak jelas.

Hijrah Cinta : AnomaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang