6/6 (Two Moons)

329 42 3
                                    

Selamat membaca !!

***
Malam ini bulan terasa seperti ada dua, lebih terang dari malam sebelum-sebelum nya. Di tambah ribuan bintang berhamburan di atas sana membuat semua orang yang berada dimuka bumi takjub akan keindahan nya.

Tadi sore memang hujan sangatlah deras, membuat suzy dan chanyeol terpaksa menunggu hujan reda untuk pulang. Bus pun sepertinya enggan berhenti di halte karena saat menunggu tadi tak ada satupun bus yang datang untuk mengantar mereka pulang.

Beruntung saat itu ayah dan ibu suzy melihat nya di halte bus, sehingga ia dan chanyeol bisa pulang kerumah.

Park chanyeol memutuskan menginap dirumah keluarga bae, karena dirinya takut ibunya khawatir melihat keadaannya yang mendadak demam.

Dia bisa saja menginap dirumah chen atau baekhyun, namun keluarga bae melarangnya dengan alasan mereka berdua tidak bisa merawat orang sakit.

Jadi disinilah chanyeol sekarang, di kamar tamu yang begitu luas bernuansa hitam putih sama seperti kamar miliknya.

Ia sedang memakan bubur, disuapi oleh suzy jangan lupakan tatapan menggoda dari chen dan baekhyun yang dilemparkan kepada keduanya.

Suzy sedikit tersipu ditatap intens oleh park chanyeol, ia mengingat bagaimana lembut serta dingin nya bibir park chanyeol saat menyentuh bibirnya, suzy sangat senang kala itu namun ia mencoba menutupi nya.

"Jangan menatapku" ketus suzy, menyuapi chanyeol dengan kasar.

"Wae? Kenapa aku tidak boleh menatapmu, kau itu obat untuk menyembuhkan ku" suzy tersipu malu, baru pertama kali ini gadis cantik bae tersebut seperti ini, seperti bukan dirinya saja.

"Lihat pasangan baru kita, mesra sekali" decak chen diangguki baekhyun.

"Diam kalian" ketus suzy malu-malu.

"Calm down suzy sayang" goda baekhyun dan chen kompak, tak lama mereka dilempari bantal oleh chanyeol.

"Jangan coba-coba memanggil nya sayang pasangan aneh seantero sma" protes park chanyeol.

"Ya! Kurang aja sekali kau park chanyeol!" pekik keduanya. Suzy tertawa keras karena bantal yang dilempari park chanyeol mengenai wajah mereka berdua.

Mereka bertiga melongo melihat dan mendengar suzy tertawa, chanyeol cepat-cepat memasang ponsel nya merekam wajah dan suara suzy yang sedang tertawa sungguh pemandangan yang tidak pernah chanyeol lihat sebelumnya, bae suzy terlihat lebih bersinar dari sebelum-sebelum nya.

Baekhyun dan chen cepat-cepat memperbaiki raut wajahnya, pura-pura geram dengan kelakuan park chanyeol.

"Chen-ah apa kau siap?" tanya baekhyun.

"Lebih dari siap" jawab chen menggerakan kepalanya kekanan kekiri, mengikuti pemain tinju yang akan mulai bertanding.

"Baiklah serang!" pekik keduanya, chanyeol panik buru-buru ia melempar ponselnya ke arah sofa yang berada disisi kiri ranjangnya.

"Suzy-ah minggir kita akan menghajar laki-laki kurang ajar ini"

Suzy menyingkir sambil tertawa terbahak-bahak, memegang perutnya tak kuasa menahan betapa lucunya mereka, tanpa diketahui kedua orang tua suzy melihat semuanya dan mereka bahagia melihat suzy seperti ini, putri mereka tidak seperti robot berjalan lagi, pelangi sudah mulai menyertai hidup suzy.

***

6 bulan kemudian

Chanyeol sedang sibuk-sibuk nya dengan tugas dan praktek, karena dia sudah kelas 3 sma jadi wajar disibukkan dengan berbagai tugas setiap harinya.

Jabatan osis pun sudah ia serahkan kepada kelas 2 saat ini, jadi ia bisa bersantai tanpa memikirkan tugas osis yang kadang membebankannya.

Park chanyeol, pemuda tampan itu meskipun tugas selalu ada setiap harinya tapi ia tak pernah absen untuk mengganggu suzy yang mulai belajar membuka hatinya kepada park chanyeol.

Seperti saat ini, kedua nya duduk di teras rumah bae suzy dengan chanyeol yang sedang sibuk dengan laptop nya dan suzy yang juga sibuk dengan buku tulis nya, mengerjakan PR matematika yang sangat disukainya.

Sesekali park chanyeol menganggu suzy, dengan merangkul pundak suzy lalu mengecup kepala suzy membuat suzy risih karena jika sedang mengerjakan tugas dia tidak ingin diganggu.

Setelah itu, memaksa kepala suzy melihat kearah park chanyeol hanya untuk menatap nya saja lalu kembali mengerjakan tugas. Membuat suzy mendengus sebal, sengaja mematikan laptop park chanyeol sebagai balasan.

Tak kapok chanyeol sekarang ini malah berbaring di paha suzy, sambil memainkan rambut suzy yang mulai memanjang.

"Sunbae menyingkirlah" usir suzy.

"Oppa, panggil aku oppa" pinta chanyeol.

"Belum saat nya" tolak suzy datar.

"Kapan?" tanya chanyeol mulai tak sabaran.

"Setelah kau selesai mengerjakan seluruh tugas-tugas sekolahmu" jawab suzy enggan, entah ia serius atau tidak tapi yang jelas saat ini dia hanya ingin menyingkirkan kepala park chanyeol dari pahanya.

"Baiklah-baiklah, setelah tugas ku selesai kau harus menjadi pacar ku dan panggil aku oppa ne?"

"Iyaiya" angguk suzy tak fokus dengan pembicaraan park chanyeol, sedangkan pemuda park itu menyeringai lebar membuat wajah tampanya semakin terlihat jelas, setelah itu ia memulai mengerjakan tugas nya dengan tenang tanpa menganggu suzy.

4 jam kemudian

Hari sudah malam lagi-lagi mereka berdua disuguhkan dengan keindahan lagit diatas sana, chanyeol sudah membereskan tugas begitupun suzy yang memang sudah menyelesaikan PR nya.

"Panggil aku oppa mulai sekarang" perintah chanyeol, memeluk tubuh mungil suzg menyalurkan kehangatan kedalam tubuh suzy yang tadinya sempat kedinginan.

"Mengapa harus?" tanya suzy, menyadarkan kepalanya ke dada park chanyeol, nyaman itu yang rasakan keduanya.

"Kau sudah berjanji, zy"

"Aku tidak pernah berjanji" tukas suzy.

"Kau berjanji zy, kau juga berjanji untuk menjadi pacarku"

"Eyy, kau menghayal park sunbae"

"Aku tidak menghayal" protes chanyeol mengeratkan pelukannya.

"Iya"

"Tidak"

"Iya"

"Aku tidak mau tahu, kau sudah menjadi pacarku saat ini dan seterus nya, eh tidak-tidak seterusnya, dimasa depan kau akan menjadi istri dan ibu dari anak-anak ku" jelas park chanyeol membuat suzy senang.

"Kau pemaksa, menyebalkan, dan tak mau kalah, tapi terimakasih tanpa ada kau mungkin aku masih menjadi anak gadis yang kaku"

"Cinta memang bisa membuat seseorang berubah zy, saranghae"

"Nado saranghae" balas suzy.

Kemudian park chanyeol melepaskan pelukannya, tangannya memegang tengkuk suzy lalu mengecup bibir yeoja yang sudah resmi menjadi kekasihnya.

Tak

"Berani sekali kau mencium uri suzy!!"

Park chanyeol mengaduh kesakitan saat kepalanya terkena lemparan sepatu, tanpa berbalik pun ia tahu siapa yang melempar sepatu ini.

Kalau bukan chen dan baekhyun ya siapa lagi, mereka memang selalu menganggu park chanyeol bukan?.

"Ya!! Oppa kau tidak apa-apa?" tanya suzy mengusap kepala park chanyeol, lalu menatap tajam baekhyun dan chen seketika keduanya menelan ludahnya dengan susah payah karena jika melihat suzy marah sama saja membangunkan singa yang sedang tidur.

"Kabur!!" teriak keduanya, memasuki rumah mereka masing-masing.

End

MAMA (Series) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang