Kamila pergi menuju Bandung bersama dengan Iqbal, Amierra dan Djavier. Awalnya Iqbal hanya mengajak Milla dengan alasan supaya mereka bisa mengenal lebih dekat. Tetapi Milla tidak berani pergi hanya berdua apalagi menginap. Walau dia mempercayai Iqbal, tetapi tetap saja kalau sepasang manusia bersama maka yang ketiga nya setan.
Milla hanya ingin berjaga-jaga saja, ia tidak ingin sesuatu terjadi padanya maupun Iqbal di saat status mereka masih tidak jelas.
Saat ini mereka sudah sampai di hotel tempat mereka menginap. Milla baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya yang basah, ia melihat ke arah Amierra yang masih terlelap nyenyak.
"Ck, dasar kebo. Tidur lama amat," gumamnya berjalan menuju meja rias dan menyisir rambutnya yang sedikit pirang.
Terdiam sesaat seketika bunyi nyaring dari perutnya menggangu aktivitas menyisir Milla. "Astaga laper banget, padahal tadi sore udah makan," keluhnya.
Milla kembali menoleh ke arah Amierra yang tampak semakin nyenyak. "Astaga Mier kenapa loe kagak bisa siap di saat gue butuh!"
Milla terpaksa keluar dari kamar hanya dengan celana tidur panjang berwarna coklat gelap di padu dengan kaos oblog bergambar doraemon juga jaket tipis berwarna pink.
Milla sempat melirik ke arah kamar para pria yang tertutup rapat, ia berpikir pasti para pria tengah beristirahat karena menghabiskan perjalanan yang cukup jauh. Milla memutuskan untuk turun sendirian dan mencari pedagang pecel lele. Biasanya di Bandung banyak yang berjualan pecel lele, kesukaan Milla. Apalagi pecel Lele Lamongan, uchh mantap jiwa.
Milla mengeratkan pelukannya pada jaket yang ia gunakan, untuk menutupi tubuhnya yang terasa dingin saat pertama kali ia menginjakkan kaki di area luar hotel. Kota Bandung sungguh dingin berbeda dengan di Jakarta.
"Dingin, tau gini gue pake kaos kaki." Milla berjalan menyusuri jalanan yang cukup ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang dan beberapa orang yang berjalan kaki.
"Kalau gak salah tukang pecel lele tadi ada di dekat sini deh," gumamnya seraya celingak celinguk mencari penjual pecel lele.
"Kamu cari apa?"
"Astagfirulloh!" Milla terlonjak kaget saat mendengar suara bass tepat di sampingnya. Ia sampai menoleh ke belakang dengan sedikit meloncat dan mengusap-usap dadanya.
"Astaga mas Iqbal, ngagetin saja," ucap Milla masih mengelus dadanya.
"Kamu cari apa? Dan kenapa keluar sendirian? Bahaya Mil. Ini di kota orang, kalau kamu nyasar bagaimana? Atau kalau ada orang jahat yang berniat macem-macem sama kamu bagaimana?"
"Aduh Mas, aku bukan anak SD. Gak perlu paranoid gitu, aku sudah biasa keliaran sendirian saat malam hari. Aku biasa hidup sendiri, dan lihat kan, aku bisa menjaga diriku sendiri." Ucapnya dengan penuh perasaan bangga.
"Tetap saja tidak baik untuk seorang perempuan keluyuran sendiri malam-malam," ucap Iqbal tetap pada pendiriannya. Milla akhirnya memilih diam, daripada harus berdebat dengan tentara satu ini.
"Ngomong-ngomong mas Iqbal sedang apa di sini?" Tanya Milla.
"Aku yang seharusnya bertanya seperti itu padamu, tadi aku melihat kamu berjalan menuju lift. Makanya aku ngikutin kamu," ucap Iqbal.
"Ngikutin? Daritadi di hotel?" Tanya Milla sedikit kaget.
Iqbal menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Wihh mantap, namanya juga tentara. Ngikutin tanpa suara ahlinya, gue pikir tadi diikutin makhluk halus penunggu hotel karena gak denger suara langkah kakinya. Pikir Milla
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Iqbal.
"Tidak ada!" Ucap Milla dengan cengiran lebarnya. "Aku kelaperan Mas, dan mau nyari makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terhalang Restu
SpiritüelNew Version Cerita Milla dan Iqbal yang kembali hadir dengan tambahan bab dan lebih lengkap. Yuk kepoin ceritanya. Allah selalu punya skenario terindah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti. Bersyukur atas semua kebai...