"Hirery—"
"Sudah kubilang jangan menyentuhku! Kenapa memaksa sih?!"
Gila, Hirery total kesal.
Dirinya pusing dan sang pacar tidak membantu sama sekali.
"Apa?! Mau menyentuh ku lagi?! Sentuh saja dan buat aku pingsan lagi!"
Hirery berseru ketus, Karma meringis. Tidak tahu jika pacarnya marah bisa se-sarkastis ini. Dirinya terkejut loh,
"Ya aku minta maaf, mana aku tahu kalau kau disentuh bisa pingsan begitu"
Hirery mendengus mendengar perkataan Karma. Tapi kemudian beringsut menjauh saat Karma mendekatinya.
"Apa?!"
"Hei tenang dulu dong, aku kan hanya mau bertanya"
"Tanya apa? Gece!"
"Duh galak"
Dan Karma tertawa ketika Hirery mendelik sebal. "Aku mau tanya—"
"Ya tanya, cepat. Lama sekali"
"Iya ini mau tanya, sabar dong. Tapi janji jangan marah"
"Ini sudah marah"
"Yasudah jangan ngamuk"
Hirery mendesis sebal, "iya janji, cepat tanya apa"
"Kau ada trauma ya?"
Gerakan Hirery yang ingin mengambil hot choco miliknya sempat terhenti, tapi kemudian hanya mengendikan bahunya, "ya menurutmu? Aku punya phobia bukan tanpa alasan bodoh".
Karma mendecih, "ya alasannya apa?".
Hirery terdiam, bimbang antara ingin memberi tahu atau tidak. Disatu sisi ia ingin menyembunyikannya, merasa itu bukan urusan Karma. Tapi di sisi lain, Karma itu pacarnya, dia jelas punya hak untuk mengetahuinya.
Hei tapi, ia hanya kekasih sementara kan? Toh, kau juga akan kembali pada kenyataan.
Dengan pemikiran itu, Hirery berkata,"bukan urusanmu, tidak penting".
Merasa bersalah sih, secara Karma itu kan husbando nya yang nomor satu. Cinta mati.
Tapi ya sadar diri saja, dirinya nyata, Karma hanya anime buatan manusia.
Duh sakit.
"Ya jelas itu urusanku! Aku kekasihmu!"
"Itu privasi"
"Halah, privasi apa sih? Aku ada hak untuk tahu!"
"Hak apa? Memangnya kau punya hak?"
"Wah, minta putus ya kamu"
"Yasudah putus saja, toh akhirnya aku akan pergi juga"
Oops.
"Kau—apa? Pergi? Kemana?"
Hirery merutuki mulutnya yang suka berbicara seenaknya, "tidak—bukan apa-apa".
"Aku dengar dirimu dengan jelas Hirery, kau mau pergi? Kemana? Keluar kota? Atau negeri?"
"Berisik, aku tidak kemana-mana"
Karma jengkel luar biasa melihat pacarnya yang terus menyangkal ucapannya. Dirinya dongkol tahu tidak?
"Hoi, aku serius ini"
"Ya aku juga serius"
Karma menggeram, berujung Hirery yang nafasnya kembali tersendat karena sang pacar mengukungnya.
"Ka-karma—"
"Katakan Hirery,"
Karma semakin menekan kedua bahu Hirery, mengabaikan Hirery yang meringis. Salah sendiri, tahu Karma tempramental, malah dipancing.
"Kau menyembunyikan sesuatu kan?"
Hirery menggeleng, "aku tidak— menyembunyikan a-apapun—
Tolong l-lepas"
Karma mendesis, "tidak akan sampai kau beri tahu."
Hirery keukeuh menggeleng, menolak untuk memberi tahu. Tapi dirinya kian meringis ketika Karma tidak melepaskan cengkramannya, justru menguatkan.
"Karma-"
"Serius Hirery, jujur padaku. Peduli setan jika kau pingsan lagi"
Nafas Hirery mulai tersengal, meremat lengan kemeja Karma. Berusaha melepaskan, tapi sia-sia. Berakhir pada dirinya yang menyerah,
"Ak-aku akan memberitahu,
le-pas"__
Jadi kan gitu,
Aku males nulis konflik :((
Maunya bikin mereka cuddling unyu pas ujan dengan suasana cozy :((
Tapi Hirery nya haphephobia,
Heung-
((Syedi))
-AkaReRY118
P.S ;
Judul kuganti jadi ma boyfie!
KAMU SEDANG MEMBACA
[Karma X OC] Má Boyfie! -DISCONTINUE-
FanfictionYukio Hirery namanya. Cinta menggambar, tak bisa hidup tanpa anime. Imajinasi sudah menjadi makanan sehari-hari. Selalu bermimpi agar 'tersedot' ke dunia anime. Katanya sih mustahil. Tapi kalau benar terjadi- Mau bicara apa? . . . . Warning : -Typ...