Bab 3

2K 117 7
                                    

***

"Surprise, Haha." Pekikan serentak dari Adenna, Kak Abel yang menggendong Aryana, Dania, Kak Dafa dan Kak Zayn terdengar nyaring menghantam gendang telingaku. Mereka tertawa melihat ekspresi terkejutku yang terbilang berlebihan. Bahkan suamiku tersenyum geli menatapku.

Awas saja, Setelah ini akan kubantai suami tengikku itu.

"Kalian Menyebalkan! Nggak lucu tau," Ucapku tak kalah nyaring dari mereka, Rupaku kini sudah berubah menjadi masam.

Aku memutar badan ingin membuka pintu, Namun sebuah lengan kokoh menahan pergerakanku.

"Miu, Ngambek?" Suara lembut suamiku membalikkan badanku lagi ke arah sekumpulan manusia yang telah mengerjaiku.

Sebetulnya, Aku tidak mau bersifat kekanakan seperti ini. Tapi, Rasa ketakutanku lebih mendominasi belakangan ini, aku seperti diawasi oleh seseorang. Apalagi setelah mendapatkan paket tadi pagi, kupikir sesuatu akan terjadi padaku.

"Nggak, Tapi aku marah!" Aku mengedarkan tatapan membunuh ke arah mereka yang ditanggapi dengan kekakuan yang ditunjukkan dari reaksi tubuh mereka.

"Buset, Semenjak Laura nikah sama Kak Naufal Kok makin garang, Ya?" Sahut Adenna sambil mengetuk-ngetukkan keningnya, seolah sedang berfikir keras.

"Yailah, Hon. Laura'kan diberi makan garam tiap hari sama Naufal." Kelakar dari Kak Zayn membuat seisi makhluk yang ada diruangan ini tertawa kembali.

"Kalian bisa diam sebentar?" empat kata yang keluar dari mulut suamiku membungkam mereka.

"Mereka hanya ingin menyambutmu, Jangan ngambek, Ok?" Bujuk Suamiku dengan mengelus pelan rambutku.

Aku menghela napas pelan lalu mengangguk, Suamiku semakin menampakkan senyum merekahnya.

"Siapa otak dibalik rencana ini?" Aku menatap tajam suamiku yang berdiri disampingku.

"Adenna." Suamiku menunjuk Adenna yang tersentak kaget akibat serangan mendadak yang belum siap diterimanya.

"Ishh! Salahin suamimu, Ra. Dia kenapa mulutnya GATAL banget membeberkan tentang rumah barunya padamu, padahal'kan kami udah sepakat nyusun rencana dengan semaksimal mungkin agar kamu kaget." Cerocos Adenna panjang lebar.

"Den! Jaga sikap." Kak Zayn menghunuskan tatapan tajamnya pada adenna.

"Sorry Hon, Keceplosan."Adenna menghampiri suaminya lantas mengelus lengan kak Zayn.

Aku menarik napas lelah.

"Miu, Are you Okay?" Suamiku menggenggam tanganku, kala menatapku.

"Ya, Phiu. I'm okay." Aku menunjukkan sedikit senyum, Walau kenyataannya tidak seperti itu. Ada beribu untai kata yang ingin kukeluarkan dari bibirku. Namun, tidak dapat kurangkai menjadi satu makna agar dia dapat mengetahui bahwa aku sekarang dihantui rasa ketakutan yang amat besar.

"Phiu? Mhiu? Kok mendadak gerah Ya, Hon?" Adenna menyentuh lengan Suaminya.

"Hm, Sepertinya karena pasangan Alay didepan mata kita." Kak Zayn tiba-tiba cekikikan, "Bubar Yuk?" Adenna mengangguk dan beranjak entah kemana, Diikuti oleh kak abel yang masih menggendong anaknya didampingi oleh suaminya yang geleng-geleng kepala melihat kami, Dania yang masih bergeming ditempatnya seketika tersadar dan menengok kanan dan kiri setelah itu, dia beranjak mengikuti yang lainnya.

Makanya, Punya suami Romantis dong seperti suamiku! Biar bisa mesra-mesraan hehe. Tuturku dalam lubuk hati ketika berhasil mengatasi keresahan yang menerjangku tadi.

Ya! sekarang perasaanku sudah jauh lebih baik dibanding tadi.

"Kamu benar-benar tidak apa-apa?" Ulangnya sekali lagi dengan tatapan penuh selidik terhadapaku.

NL (ON Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang