Bab 5

1.9K 92 10
                                    

***

"Cuit.. Cuit. Istrinya siapa, tuh?" Siulan Usil terdengar nyaring Kala Aku baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan Rambut basahku menggunakan Handuk.

"Menurutmu?" Tanyaku dengan memutar bola mata saat berdiri dihadapannya sedangkan suamiku masih seperti posisi sebelumnya, Menyenderkan kepalanya di dinding tempat tidur.

"Istri Orang Kali, Ya?" Dia Terkekeh sendiri dengan ucapannya.

Aku Cemberut lalu Melempar handuk basahku ke arah wajah Suami Tengikku itu.

"Uhh, Bahkan Handuknya saja Wangi Apalagi Orangnya." Dia semakin Tertawa layaknya orang gila.

"Sarap." Aku mengambil Handukku yang terjatuh di pahanya dengan senyum samar.

"Istri Orang Kok Cantik Gini, Ya? Boleh nggak aku miliki?" Ucapnya menyampirkan Helaian Rambutku ketika aku menunduk mengambil handuk yang kulemparkan tadi padanya.

Aku memiringkan wajah ke kiri menatap dia yg kini Mengulum senyum.

"Terima Kasih Tawarannya, Sayangnya Aku nggak suka Selingkuh!" Aku memeletkan lidah sekilas Kearahnya.

Dia Tertawa Kecil dengan Bahu yang berguncang.

"Yah, Sayang Banget Ya? Padahal Aku lebih Ganteng Dari Suamimu itu." Ujarnya dengan nada menggoda.

Suamiku masih waras'kan? 

"Jangan Mulai bersikap tidak waras deh, phiu."  Aku berdiri lalu melangkahkan Kaki menuju kamar mandi untuk menggantungkan Handuk basah yang kugunakan tadi.

Aku Mendengar tawanya yang tidak mereda sedikitpun dari luar kamar mandi.

Tawanya Adalah Candu bagiku, Candu yang membuatku Ingin terus mendengarnya.

***
Malam Harinya, kami menonton Tv diruang tamu. Dia merebahkan Kepalanya pada pahaku.

Aku mengelus rambutnya yang mulai melebat.

"Phiu?"

"Hm?"

Dia sibuk Menatap Gadget tabletnya.

"Lagi ngapain sih dari tadi?"

"Meriksa Jadwal praktek."

Aku tidak bersuara lagi.

Punya Suami Doktor, ya! harus siapin mental deh, kalo nggak sibuk dengan pasien, Ya sibuk ngatur jadwal praktiknya walaupun besoknya Weekand.

Tontonan Didepanku bahkan tidak menarik lagi. moodku seketika menguar begitu saja.

"Mhiu?"

"Ya?"

"Besok kita liburan Ke Anyar, Mau?"

Dia menatapku sebab Aku tidak menjawabnya. Hey! Bagaimana bisa aku langsung menjawab ketika aku begitu terkejut atas ajakannya.

Aku menundukkan kepala menatapnya dengan melebarkan kelopak mata.

"S-Serius?"

"Ya, Lagipula jadwal praktekku hari senin tidak begitu padat."

"Tapi, Nanti kamu Capek soalnya hari senin kerja lagi."

"Tidak apa-apa, 'kan cuman sehari doang, Mhiu." Dia mencolek hidungku," Anggap saja ini pengganti Honeymoon kita sebab jadwalku tidak memungkingkan untuk mengajakmu liburan begitu lama, Sehari tak masalah?"

"Tidak Sama Sekali." Aku mengangguk dengan wajah berbinar. Dia tersenyum seakan ada kelegaan diwajahnya.

"Oh ya, kita tinggal disini mulai sekarang."

NL (ON Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang