***
"Naufal?" Cewek bertubuh semampai menghampiri kami, dia menunjuk suamiku.
Siapa Gadis itu?
Suamiku diam tanpa membalas perkataan cewek yang belum kuketahui namanya itu.
"Fal, Hey Apa Kabar?"
"Baik."
"Zayn sama Dafa Apa Kabar? lama ya kita nggak ngumpul bareng lagi semenjak..."
"Sorry, Ganjani gue rasa pembicaraan kita sudah cukup. Ayo, Ra." Suamiku memegang tanganku, sejak tadi aku hanya terdiam dengan segala pertanyaan yang bersarang di otakku.
"Hah? Iya." Sentuhan tangannya membuatku terkesiap.
Kami ingin beranjak meninggalkan wanita yang seolah memperlihatkan tatapan terluka itu, Namun suara pelannya menghentikan pergerakan kami.
"Fal, Bisa kita bicara sebentar?" Aku melebarkan bola mata seketika, lalu aku memegang lengan suamiku erat.
Astaga! Eh nona, Tadi suami gue bilang pembicarannya sudah cukup! lu gak paham bahasa indonesia Apa? Belajar dulu sono baru bicara sama suami gue!! Gerutuku, kesal dalam hati.
Suamiku Menghela Napas Kasar.
"Gue udah beristri," Dia merangkulku dihadapan wanita bernama ganjani itu, "Gue gak bisa bicara dengan sembarangan wanita lain seperti dulu tanpa persetujuan istri gue," Dia mencium puncak kepalaku.
Aku dan wanita yang ada dihadapanku ini, bersamaan terkejut dengan perkataan dan tindakan suamiku.
"Tapi, Fal. Bagaimana Tentang Cincin Ini? Dia menunjukkkan cincin yang sudah tersemat dijari lentiknya," Impian Kita?"
Suamiku tersentak namun itu hanya sesaat.
"Semua Udah berakhir Jan, lu nggak bisa nyamain seperti dulu, Kita udah punya kehidupan masing-masing."
"Apakah semudah itu kamu melupakan semuanya dan bahkan sudah menikah dengan wanita lain, Kenapa hanya aku yang masih mengharapkan Kita seperti dulu?" mimiknya sarat akan keputusasaan.
Ada hubungan apa sebenarnya wanita ini dan suamiku? Kenapa dia begitu keukeh mengungkit hal yang tidak kupahami sama sekali!
"Maaf Nona, Aku rasa anda tadi mendengar ucapan suamiku, kami sudah menikah." Sahutku, Aku menunjukkan cincin pernikahan yang bertengger di jari manisku," Anda tidak ingin Bukan di cap sebagai penganggu rumah tangga Orang? Oh iya, ini cincin asli pernikahan kami bukan Kw loh." Aku Bosan dengan drama didepanku. Bosan jadi bahan tontonan orang yang lewat disekitar kami.
Sungguh Memalukan!
Kalau tidak begini, Wanita ini tidak akan pernah paham tentang kata, "Sudah Beristri." Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, Aku harus turun tangan, toh! Aku sejak tadi sudah cukup bersabar melihat tingkah laku wanita ini.
Aku jamin wanita diluar sana, pasti akan lebih marah jika suaminya diganggu wanita lain, Namun. Aku hanya ingin mereka menyelesaikan urusan Entah apa itu yang mungkin belum kelar dulu, Aku tidak ingin setelah itu, Suamiku dihantui oleh wanita ini lagi.
Suamiku tersenyum samar sedikit.
Aku menarik Suamiku Pergi, lagipula wanita itu hanya seperti orang bisu setelah aku melontarkan ucapan sndiran halusku. Entah dia mengerti perkataanku atau tidak. Masa Bodoh!
Yang penting Aku hanya perlu menarik suamiku menjauh dari wanita tidak jelas itu.Aku menghempaskan tangan suamiku ketika berada diparkiran.
"Kenapa dihempaskan?" Dia mengulum senyum menyebalkan dihadapanku.