saam

1.2K 158 4
                                    


"Detak Ini"
Ori. By Leungfa
{Godt Bass}

{Saatnya}
________________________________

   
   Cerita ini hanya fiksi belakang, kalau ada kesamaan tempat/ lokasi, nama, atau alur. Kemungkinan itu hanya unsur ketidak sengajaan.

               Perhatian
  Cerita ini mengandung muatan dewasa, seperti kata kata kasar, kata kata jorok, asumsi dewasa dll. Bagi pembaca yg belum cukup umur atau tidak nyaman dgan konten tsb. Dianjurkan tidak membacanya.


Warning.!!!
🚨🚨🚨🔞💢

***************
Happy reading...

Sekarang entah apa yg ada dlam benakku? Aku merasa tergoda untuk melangkah maju kedepan dan untk langkah selanjutnya aku terhempas mundur dan semuanya gelap. Sebelum itu ku dengar suara sayup memanggil namaku.

.
.
.

Pov Phana

Aku mulai mendekat kearahnya dan aku sdah mengenal org itu? Dia Bass! Dia masih blum menyadari keberadaan ku dibelakangnya. Ketika aku hendak menyentuh pundaknya, dia sdah mulai bangkit dan melangkah kedepan. Aku bingung? apa yg harus aku lakukan? Hingga ku sadari didepan ada jurang tak terlihat karna ilalang tinggi. Sial! Ku panggil namanya namun tak ada jawaban. Melihat langkahnya makin dekat akan kematian gila itu, ku berlari menujunya. Ku bawa dia kedekapanku, hingga kami terhempas kebelakang karna gerakan refleks tsb. Ku atur napas, ketikan teringat akan dirinya. Dan ku dapati dia terpejam dalam dekapanku. Ku coba untuk memanggilnya namun nihil tak ada reaksi apapun.

"Bodoh! Aku seorang dokter! knp aku jadi binggung?" runtuk ku pada diriku sendiri.

Ku periksa dirinya, untung aku membawa peralatan medis kesayangan kmn pun didalam ranselku. Setelah pemeriksaan singkat ini, aku cukup lega karna ia hanya shock dan tidak ada luka apapun.

"Apa ia gila? " gumam ku. Sambil menggendongnya menuju mobil. Selama perjalanan aku aneh sendiri, ini mobilku dan tak ada yg pernah ku ijinkan menyentuhnya apa lagi menduduki nya. Tapi dia bagaimana dg mudahnya aku membawanya masuk kedalam MOBILKu!!!

Tersadar dari pikiran pikiran berkecamuk dalam otak cerdasku. Aku mencoba setenang mungkin. Dan tak disangka aku sdah sampai diapartemant. Ku turunkan dia dan ya kembali ku gendong dia, menuju lift. Tak banyak org digedung ini karna masih jam kantor. Sampailah didalam apertemant, dan ku rebahkan dia di kamarku diking size ku. Setelah selesai dgannya aku langkahkan kaki ku menuju dapur mengambil minum. Selama aku didapur, aku kembali tersadar akan sesuatu?

Normal pov

"Dia pingsan! Aku mengendongnya! Aku membawanya menggunakan black! Aku membawanya masuk kedalam apertemant! Aku merebahkan nya diranjang ku!" ingat ingat Phana linglung.

"Tunggu! APA ? Ranjang?" Phana tak percaya apa yg ia sebut itu. Phana seperti org linglung.

"Ada apa dganku? Sudahlah ini membuatku pusing!" pasrah Phana

Dilain bilik

"Eugh... Eh! Astaga sakit sekali!" rintih seorang memegang kepalanya dan berusaha mengubah posisi tidurnya menjadi bersandar pada kepala ranjang itu. Seperti nya ia belum menyadari dimana ia sekarang sampai mata lebar cantiknya itu menyadari sesuatu. Benda indah tergantung pada tengah pintu kaca disampingnya.

Detak Ini -complateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang