Seven

8.7K 602 28
                                    

Dentingan jam terus terngiang di telinga Lisa, rasa takut menyelimuti dirinya, dengan mata yg tertutup dan mulut yang di lakban ia hanya bisa meratapi nasibnya sekarang

"Hiks... Ku mohon lepaskan aku" ucap Lisa dalam hati

Disaat Lisa terus meratapi nasibnya ia mendengar bahwa pintu yg berada didepannya itu terbuka sontak itu membuatnya kaget dan semakin takut

"Ini dia cucunya" ucap hanbin

Orang yg hanbin ajak bicara ini hanya diam dan terfokus pada Lisa

" Harus aku apakan dia? Langsung ku lakukan atau kita bisa bermain main dulu dengannya" ucap hanbin yg semakin membuat Lisa ketakutan

Pria yg hanbin ajak bicarapun mulai mendekati Lisa, ia memperhatikan jelas wajah lisa

"Ternyata benar dia" ucapnya dalam hati

"Hyung apa yg kau lakukan? Haruskah aku bermain main dengannya dulu?" Ucap hanbin

"Tidak! Jangan lakukan apapun padanya sebelum kuperintahkan!"

Suara yg terdengar berat itu membuat Lisa sedikit tenang setidaknya ia masih memiliki waktu untuk bernafas

"Hyung kau serius?" Ucap hanbin yg merasa ada yg aneh dengan hyungnya itu

"Kunci pintu ini!, jaga seluruh ruangan dengan ketat jangan biarkan ia berharap bisa keluar dari sini"

🚬

"Lisa kenapa belum datang jam segini" ucap dahyun dalam hati

Selang beberapa menit gurupun datang dan memulai pelajaran

"Aishh jinjja.. dimana kamu lisa"

#jam istirahat

"Sungguh anak itu membuatku khawatir" ucap dahyun

"Sendiri?" Ucap Jimin

"Nde? Ahh~ sun-sunbae " ucap dahyun dengan malu malu

"Boleh aku duduk disini?" Ucap Jimin

"Ha? Ne si silahkan " ucap dahyun dengan terkejut

"Tumben sendirian" ucap Jimin

"Sendiri? Aniyaa ada banyak orang disini" ucap dahyun

Jimin yg mendengar itu hanya bisa tertawa pelan

"Ahh kau benar ada banyak orang disini, tapi maksudku kemana temanmu itu?"

"Hmm.. aku juga tidak tau ia tidak ada kabar dari tadi pagi, aku sangat khawatir padanya ga biasanya ia kaya gini" ucap dahyun

" Dia tidak memberi kabar sama sekali?" Ucap Jimin

Dahyun hanya menggelengkan kepalanya

"Hyung" ucap Jungkook sembari menepuk pundak Jimin

Jimin hanya menoleh kepada Jungkook

"Ingin datang nanti malam?" Tanya Jungkook

"Liat nanti kalo hyung ga ada jadwal" ucap jimin

"Hm.. kemana temanmu?" Ucap Jungkook

"A a aku?" Sahut dahyun

"Menurutmu?" Ucap Jungkook

"A aku juga tidak tau ia kemana" ucap dahyun

"Hm.. usahakan datang hyung kau akan menyesal kalo ga dateng" ucap Jungkook lalu iapun pergi meninggalkan dahyun dan Jimin

"Yasudah aku pergi dulu, terus cari kabar tentang temanmu itu" ucap Jimin

"Ne.. gomawo" ucap dahyun

Jimin pun pergi meninggalkan dahyun sendirian

"Jadwal? Menyesal kalo ga dateng? Maksudnya? Aishh ini semakin membuatku pusing"

🚬

"Hiks... Hiks...."

Hanya suara tangisan yg terdengar disebuah ruangan, Lisa hanya bisa pasrah akan kondisinya sekarang. Ia tak bisa mencari cara untuk kabur karena matanya yg tertutup

suara pintu terbuka

Mendengar ada yg membuka pintu dan ada seseorang yg berjalan kearahnya lisapun terkejut dan ketakutan namun ia merasa sedikit aneh karena orang ini membuka lakban yg ada di mulutnya, Ya hanya mulutnya

"Makanlah dulu"

"K ka kau siapa?" Tanya Lisa

"Tenang saja aku tidak akan menyakitimu"

Mendengar hal itu Lisa sedikit tenang dan hanya bisa tersenyum

"Ini aku bawakan makanan untukmu, mari ku suapin"

"Tidak bisakah kamu lepaskan saja tanganku, aku ingin makan sendiri" ucap Lisa

"Mian aku tidak bisa, aku hanya ditugaskan untuk memberimu makanan"

"Hem.." sahut Lisa

"Aku wendy, aku anak dari salah satu pelayan disini"

"Wen wendy?"

"Ne, sepertinya kamu lebih muda dariku"

"Ha? Eonni?"

"Kamu ini lucu sekali, kajja buka mulutmu"

Lisa pun membuka mulutnya dan mengunyah setiap makanan yg masuk ke mulutnya

"Sepertinya kamu sangat lapar"

"Hem? Hehe sepertinya" ucap Lisa dengan malu malu

"Hem.. tugasku sudah selesai aku harus pergi"

"Eonni" panggil Lisa

"Nde?" Sahut Wendy

"A-aku berada dimana sekarang?"

"Kamu ada dirumah tuanku"

"Tu-tuanmu? Lalu bagaimana nenekku?"

" Ahh jadi kau cucunya si nenek"

"Kamu mengenal nenekku?"

"Nde, nenekmu meminjam uang pada tuanku dalam jumlah yg besar katanya ia membutuhkan banyak uang untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari hari"

"A apa? Meminjam uang?"

"Nde, mungkin karena nenekmu tidak bisa membayarnya maka kamulah jaminannya"

"Jaminan? Be berarti nenekku tidak apa apa?"

"Sepertinya tidak apa apa, jika tuanku sudah memiliki sebuah jaminan dari para peminjam uangnya maka ia akan membebaskan orang tersebut"

Lisa sangat senang mengetahui bahwa neneknya tidak apa apa, sekarang ia hanya bersedih karena selama ini neneknya menanggung beban yg sangat berat

"Hiks.."

"Hei.. kamu kenapa?" Tanya Wendy

"Ani.. aku hanya sedih karena nenek menanggung beban seberat ini"

"Hidup pasti akan ada cobaannya kamu harus tegar menghadapinya jangan mudah putus asa"

"Jangan mudah putus asa? Bagaimana bisa aku tidak putus asa disaat kondisiku yg seperti ini, aku ingin bersama nenekku kembali"

"Maafkan aku, aku tidak bisa berbuat apapun aku hanya seorang anak pelayan yg harus patuh pada perintah tuanku"

"Siapa tuan yg eonni maksud?"

"Ani.. aku tidak bisa memberitahukan padamu, mian"

"Ku mohon eonni"

"Maaf aku tidak bisa, jika aku memberitahumu maka nyawa ibuku terancam"

"Nyawa ibumu?"

"Ne.. tuanku adalah orang yg sangat kejam, aku tidak ingin mengambil resiko, mian"

"Ke ke kejam?!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

𝑭𝒐𝒓 𝒀𝒐𝒖 [taelice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang