37°

5.9K 908 54
                                    

Siangnya, rumah gue yang lebih tepatnya kamar gue udah dipenuhi sama manusia-manusia bengek yang sialnya adalah sahabat-sahabat gue bersama gebetannya masing-masing.

Kita berenam kompak menatap pada 3 boneka beruang berukuran besar yang ada di hadapan kita saat ini.

"Mau sampai kapan kita liatin terus?" Tanya kak Kai memecah kesunyian di kamar gue.

Ya. Jadi yang ada di kamar gue saat ini adalah sudah pasti gue dan Baekhyun ditambah Liya dan Sehun dan juga Indah dan kak Kai.

Jangan tanya apa-apa ke gue.

Gue gak tau hubungan Liya dan Sehun apa, apalagi Indah dengan kak Kai. Hubungan mereka tuh impossible banget, terutama Indah dan kak Kai.

"Kita laporin ke Polisi aja gimana?" Usul Liya.

"Setuju. Penjara seumur hidup!" Tambah Indah.

"Hukum mati." Tambah gue dengan tangan yang mengepal.

Baekhyun yang duduk di samping gue mengambil tangan gue yang mengepal itu kemudian dia mengelus punggung tangan gue sambil membuka kepalan nya dengan mengeluarkan satu persatu jari gue. Setelahnya dia menggenggam erat tangan gue.

Kelakuan Baekhyun tak terhindar dari tatapan yang lain. Gue sih udah biasa, mereka aja yang belum terbiasa.

Boleh jujur gak sih?

Iya iya. Gue baper.

:"

"Kalau gitu kita harus cepet. Sebelum anjingnya Chanyeol bawa dia ke luar negeri juga." Ucap Sehun yang buat gue menatap ke arah dia.

"Huh? Chanyeol dikirim ke luar negeri juga?"

"Yeu, lo kata Chanyeol barang impor." Celetuk Indah.

Ya emang dia gini, situasi tegang aja masih bisa nyeletuk. Gak heran sih kalau kak Kai sekarang lagi nepuk jidatnya sendiri.

"Tapi di surat Liya yang kita baca tadi, kita disuruh diem aja sama Dini. Dia mau hidup damai dan mengikhlaskan semuanya. Kita gak bisa apa-apa kalau gak ada Dini." Ucap Sehun yang membuat kita berenam merenung.

"Kita harus hargai keputusan Dini. Dia pasti mau hidup dengan tenang tanpa masalah. Kita doakan saja dia." Tambah kak Kai yang bikin kita semua mengangguk menyetujuinya.

"Gue yang salah.." ucap gue saat keheningan melanda.

"Eiy! Bukan salah lo kok astaga!" Balas Liya sambil memukul gue dengan bantal yang ada di pangkuannya.

"Ya trus kalo bukan gue yang salah siapa? Kalian tau kan Dini kayak gini itu karna gue! Gue yang nolak Chanyeol dan ngebiarin dia bermain dengan kehidupan gue! Harusnya gue terima dia dan setelahnya gue putusin kalau gue tau dia gak hanya bermain sama diri gue seorang, tapi kehidupan gue yang lainnya, kalian." Jelas gue penuh emosi.

"Udahlah gue pergi! Gue bisa urus semuanya sendiri!" Ucap gue lagi sebelum ada yang membantah gue.

Gue menghempaskan genggaman tangan Baekhyun di tangan gue dan mulai berlari ninggalin kamar gue sendiri.

Setelah mengambil kunci mobil dan tas gue yang isinya dompet, hp, powerbank, dan sebotol air minum; gue pergi ke garasi lalu ngeluarin mobil yang jarang banget gue pake.

"CHANMI PLEASE!" Itu teriakan Liya.

"CHANMI GO BACK PLEASE!" Itu teriakan Indah.

"Chanmi.." itu lirihan Baekhyun yang masih bisa gue dengar.

Tanpa memperdulikan mereka, gue melajukan mobil ke arah hotel yang kemaren merenggut jiwa dan raga sahabat gue.

Gue yakin banget itu hotel milik nyokapnya Chanyeol.

FRIEND;BBH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang