17

414 54 4
                                    


Rasanya baru kemarin sore Yeri menerima pesan dari sang kakak yg berbunyi ;

' cil, mas udah kirim uangnya. Jangan dikirim balik ke rekening mas lho! Jaga jaga, siapa tau kamu ada keperluan mendadak'

' Mas sayang bocil...'

Sang kakak yang kabarnya sedang ambil cuti itu, Yeri kira sedang bersantai-santai di kontrakan mewahnya.

Iyah, awalnya ia kira begitu..

Sampai mbak Yura menghubunginya pada malam hari.

"Dek... Mas-mu....." ucapnya tercekat

Perasaan Yeri tak menentu menunggu lanjutan sang kaka.

"Mas-mu -" belum sempat Yura melanjutkan

"Yeri pulang sekarang mbak." langsung ia tutup sambungan telepon dengan sang kakak.

Jungkook yang malam itu asik ngapelin kura-kura milik Yeri, langsung berhenti dari kegiatanya begitu mendengar ucapan sang kekasih yg kini buru-buru memasukan baju dan beberapa barangnya ke ransel abu pemberian Jungkook.

Ia pun ikut bersiap-siap, mengangkat akuarium kecil itu dan membawanya ke kamar sebelah.

"Teh Joy! Titip kaka sama kuku yah! Urgent!!" ucapnya sambil lari menjauh memasuki kamar Yeri.

Joy melongo di depan pintu menerima akuarium tersebut.

"Kenapa si Ujang yang? Kok buru-buru gitu?," tanya Sehun yang kini mengambil alih kuku dan kaka

Joy hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.





"Pake!!" Jungkook menyodorkan helm bogo warna pink milik Somi pada Yeri.

Namun Yeri masih bergeming dengan segala pikiranya.

Gemas, akhirnya ia sendiri yg memasangkan helm pada sang kekasih.

"Loh kok?," Yeri menatapnya bingung

"Nurut aja! Kita otw Cirebon malem ini." ucap Jungkook yg tengah memasukin cekrekan helm pada tempatnya (?)

"Jaket dipake! Jangan lupa!"

"Tapi mamah kamu-"

"Aku udah bilang kalo mau nginep di kosan Jaehyun, nanti sampe rumah kamu aku kabarin mamah. Ayo cepet naik!," ia telah bersiap diatas motornya.






Selama perjalanan, Jungkook bisa merasakan isakan sang kekasih yang memeluknya erat di jok belakang.

Jungkook yg memakai kaus tipis dilapisi kemeja flanel mulai merasakan basah di punggungnya seiring dengan kencangnya isakan sang kekasih.

Motor vixion yg ia kendarai membelah jalan di dinginya malam ini. Untung saja tas Yerim ia pakai di bagian depan guna menahan angin.

Sebenarnya ia juga tak kuat menahan air bening di pelupuk matanya. Tapi karena ia membawa Yerim, ia urungkan niat tersebut. Ia harus membawa Yerim pada sang kakak dengan selamat.











RIP JH




Liat Yerim, kayanya kehilangan banget yah huhu 😢😢😢

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang