3

2.6K 162 2
                                    

Hinata terus menangis, terisak isak dalam dekapan seorang pria can eh tampan didepannya.

"Kak mereka selalu datang" ucap hinata.

"Tenanglah, lebih baik sekarang kamu makan dan aku akan mengantarmu kesekolah" ucap pria itu sambil tersenyum manis.

"Cuma hinata saja yang dihantar?" Tanya sakura sambil memanyunkan bibirnya.

"Kau juga dan jangan dimanyun manyunin gitu mambuatku gemas" ucapnya kembali.

"Iya deh, aku kekamar dulu yah, siap siap" ucap sakura lalu melangka kelantai atas.

Seketika hawa didapur berubah mencengkram, sup dimangkuk hinata berubah putih seperti nanah, potongan ikan dan sayurnya berubah menjadi potongan tubuh bayi yang masih barwarna merah muda.

Terpotong kecil kecil beserta kulit, rambut, dan bola matanya yang mengambang ngambang.

Ingin rasanya hinata berlari dan berteriak namun mulutnya terasa dibungkam, kaki beserta tangannya dicengkram kuat hingga terasa perih.

Kelopak mata hinata juga tak mampu menutup.

"Kamu kenapa?" Tanya pria tadi saat memperhatikan kondisi hinata.
.
.
.
.
.
                             *******
"Aah..aw" rintih sakura saat pantatnya mencium lantai kamar.

"Kenapa kau muncul tiba tiba?, aku kaget tau" ucap sakura dengan kesalnya pada mahluk bersurai panjang didepannya.

"Ada seseorang yang mampu membantu adikmu" ucap mahluk itu.

"Haruka kau seriuskan?" Tanya sakura pada mahluk yang dipanggil haruka.

"Iya ra, bukannya mereka selalu menghilang saat kau datang?, jadi kita butuh seseorang yang bisa melihat biodata mereka yang menganggu hinata" ucap hantu yang dipanggil haruka.

"Memang ada orang yang bisa melihat identitas hantu?" Tanya sakura kaget, jujur ini pertama kalinya sakura mendengar hal itu.

"Mala sangat detail, seperti kenapa hantu itu meninggal, apa tujuannya, bahkan cara mengusirnya" jawab haruka.

"Wau, berarti aku juga bisa mengetahui tujuan keberadaanmu disini dan cara membuatmu tenang" ucap sakura.

"Iya" ucap haruka namun terselip nada sedih didalamnya.

"Dimana aku bisa menemuinya?" Tanya sakura memecah keheningan sesaat tadi.

"Dia murid baru disekolahmu tapi..." jawab haruka menggantung.

"Tapi apa?" Tanya sakura kembali.

"Berhati hatilah dengannya karena dia sangat membenci seorang indigo" ucap haruka lalu menghilang.

Namun tiba tiba sosok dengan wajah buruk rupanya muncul tepat dipunggung sakura.

Memeluk erat leher sakura.

"Hihihi aku mendapatkanmu" ucapnya sambil menjulurkan lidah super panjangnya.

"Jangan ganggu aku sora, aku sedang kesal" ucap sakura.

"Kesal kenapa oneechan?" Tanya hantu yang dipanggil sora tadi sambil berdiri tepat didepan sakura.

"Karena kau datang dengan wajah jelekmu itu, akukan jadi jijik melihatnya, kamu mau aku gak bisa menelan makanan seharian?" Teriak sakura tepat diwajah sora yang perlahan berubah bentuk menjadi lebih baik.

"Maaf deh, maaf" ucap sora sambil cengengesan.

"Gitukan..." ucap sakura terpotong karena teriakan keras dari arah dapur.

"Hinata" ucap sakura sambil berlari kebawah.

Mulut itu sudah mampu dibuka namun makanan didepan hinata terus berubah menjadi hal hal yang menjijikkan dengan mahluk mahluk berwajah aneh dan menyeramkan yang ikut duduk mengelilingi meja makan.

Salah satu diantara mereka ada sosok pemuda yang terus tersenyum mengerikan pada hinata.

Semakin mendekat dan langsung berada tepat didepan wajah hinata membuatnya terkejut bukan main.

"Kak neji ada apa?" Tanya sakura sesampainya disana bersamaan dengan menghilangnya para hantu hantu tadi.

Pria yang dipanggil neji hanya diam, menujuk hinata yang kondisinya seperti seorang zombi.

Dalam benaknya dia bertanya tanya, apa yang terjadi dengan adik sepupunya itu?.

"Hinata, kamu baik baik saja?" Tanya sakura sambil memeluk tubuh hinata yang terus bergetar.

"Kak kumohon jangan tinggalkan aku, mereka selalu datang saat kakak pergi" ucap hinata lirih.

"Tenanglah, kakak tidak akan perna meninggalkanmu" jawab sakura.

"Yah sudah, ayo kita berangkat" lanjut sakura.

"Apa tidak sebaiknya hinata istirahat dirumah dulu?" Tanya neji kawatir dengan kondisi hinata.

"Dia tidak akan mau ditinggal dan aku juga benar benar harus pergi" ucap sakura.

"Untuk mencari orang 'itu" lanjut batin sakura.

"Lagian kita kan sekelas jadi aku masih bisa menjaganya, kakak tidak perlu kawatir" ucap sakura kembali.

Sakura dan hinata berada dikelas yang sama walaupun hinata lebih muda satu tahun, karena nilai hinata yang cukup bagus dan dia tidak perna mau jauh dari sakura.

Akhirnya neji memperbolehkan mereka pergi bahkan mengantar mereka.

"Permisi" ucap seseorang sesampainya sakura disekolah.

Mendengar suara seseorang dari belakang sakura dan hinata langsung menoleh.

Namun saat hinata melihat orang tersebut dia langsung histeris dan bersembunyi dibelakang sakura.

"Pergi, pergi, menjauh dariku" ucap hinata sambil berteriak hebat membuat mereka menjadi pusat perhatian orang orang.

Bersambung.

***********************************

Maaf yah kalau kependekan, lain kali aku usahain lebih panjang deh.😊*serius

😊*serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shimai No HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang