--Sudut pandang Alucard--
"hiyaaa!" teriakku pada kuda putihku, untuk memacunya berlari lebih cepat lagi.
pergi dari Land of dawn bukanlah hal yang bagus. huft.. biar kuperjelas. 10 tahun lalu aku datang ke Land of dawn untuk belajar menjadi petarung yang hebat, dan akhirnya aku mendapatkan seorang guru yang mau mengajarkanku cara bertarung. aku punya 3 saudara seperguruan saat itu, mereka Zilong, Fanny dan Natalia. waktu berlalu dengan cepat, hingga 7 tahun kedepan aku berhasil menjadi petarung yang hebat, usahaku tak sia-sia sama sekali. dengan ini aku berhasil mengalahkan para petarung hebat dari Land of dawn dan para penantang dari kota luar. tapi kesenanganku berakhir setahun kemudian, ada seorang petarung berpedang kembar pulang dari misinya membawa seseorang ke Land of dawn, dia berzirah seperti robot, bersenjatakan tombak dengan kepala yang bisa berputar-putar, dan setiap kali ia berjalan kemana saja ia selalu diikuti sebuah drone. dan ia berhasil mengalahkanku, reputasiku jatuh drastis. kalau tak salah namanya Alpha, dia berteman baik dengan sipedang kembar itu, Saber. dan setahun kemudian segalanya berubah, segalanya berakhir begitu saja. ratu Abyss sudah bangkit kembali dari kelumpuhan totalnya, dan Abyss menyambutnya dengan baik. karena kebangkitannya pasukan Abyss dan Abyss sendiri menjadi lebih kuat dari sebelumnya karena pemimpinnya sudah kembali. korban mulai berjatuhan seiringnya waktu, diakibatkan oleh serangan dadakan yang dilakukan oleh Abyss sang Dark lord.
setahun kemudian Land of dawn ditutup dan dijaga ketat oleh para pendatang dari luar, kota lain mulai dilanda kelaparan yang lumayan besar. terpaksa aku harus pergi dari Land of dawn bersama dengan temanku, Natalia saudara seperguruanku dan Ruby adikku untuk menjauh dari Land of dawn. tujuan kami adalah ke Empire Guards untuk menemui Tigreal, kami ingin menanyakan batu kehidupan. lalu ke Moonlight temple untuk menanyakan keadaan batu bulan. dan ke Nost gal, untuk menanyakan keadaan batu suci. ketiga batu ini adalah penentuan antara menang atau kalahnya ras kami, jadi penting untuk mengetahuinya meski kami bukanlah orang orang yang penting.
"jadi pertama-tama kita akan kemana dulu?" Natalia bertanya.
"Ruby, saat ini lokasi kita dan tiga kota yang akan kita tuju yang mana yang paling dekat?" tanyaku kepada Ruby.
"kita ada dimana sekarang?" tanya Ruby kecil.
"haunted forest" jawab Natalia.
"benarkah?" tanya Ruby lagi.
"iya.. cepatlah jawab" sambungku.
"jika kita di haunted forest, kita akan melewati desa rhiase lalu hmm, moonlight temple adalah yang terdekat dari lokasi kita saat ini" ucap Ruby.
"apa ada yang ingin kau temui disana?" tanya Natalia.
"hm mungkin aku akan menemui kepala desanya dulu, lalu Ruby kulihat kau senang sekali jika kita pergi ke Moonlight temple, ada apa?" aku bertanya.
"sudah 5 tahun aku tak bertemu dengan Miya, sekarang aku sangat ingin menemuinya" ucap Ruby girang.
"oh iya mungkin kita bisa stop disini dulu sebentar untuk mencari persediaan makanan untuk digunakan saat perjalanan selanjutnya" usulku.
"ide bagus" sambung Natalia, lalu ia turun dari kudanya begitu juga aku.
--Sudut pandang Zilong--
aku berjalan dilorong, lalu masuk kedalam ruanganku. aku berjalan perlahan dan berhenti didepan jendela. aku menatap keluar dimana upacara penguburan pasukan Empire yang gugur dalam pertarungan sedang dilakukan. Kemudian kuangkat kepalaku untuk menatap kelamnya langit, dimana cahayanya mulai redup, matahari akan terbenam sebentar lagi. Dan bintang tak lagi mau menempati singgasananya untuk melengkapi cahaya bulan.
"Tuan anda kedatangan tamu" ucap seorang penjaga dilorong.
"Suruh dia masuk" jawabku singkat.
Suara pintu terbuka.
"Azzhazel?" ucapku tanpa berbalik menatap siapa yang masuk.
"Iya, apa yang kita lakukan selanjutnya teman lamaku" jawabnya.
Aku berbalik menatapnya, Diahound Azzazhel II. jenderal pasukan Empire kedua setelah Fanny, saudara seperguruanku. Kini ia sudah pensiun menjadi jenderal. Kini ia sedang memiliki penyakit yang tak dapat disembuhkan dengan mudah.
"Simpan saja tenagamu untuk saat ini. Perketat penjagaan, aku tak ingin wabah penyakit itu masuk kekota ini" aku berkata.
"Akan kulakukan" ia memberikan salam pergi lalu keluar tanpa menutup pintu.
Aku menatap foto yang terpajang diruangan, dengan bingkai emas berukiran bunga mawar. Itu foto peninggalan adikku sebelum dia mati.
"Kau merindukannya?" ucap Gatot kaca bersender disisi pintu dengan menyilangkan tangannya.
"Apa yang kau lakukan disini" kataku, tanpa menoleh kearahnya.
"Melihatmu? Aku disini ada yang perlu kusampaikan" jawabnya.
"Langsung intinya" jawabku.
"Raja peri bulan ingin menemuimu" jawabnya.
"Oh tidak" gumamku dalam hati.
Jika raja peri bulan datang menemui seseorang itu adalah peristiwa besar. Dia jarang sekali berbicara pada semua orang, raja peri bulan terkenal dengan sifat dinginnya. Tujuannya kesini itu pasti sangat penting.
"Bersama siapa?" tanyaku.
"Bersama Aurora dan Tigreal" jawabnya.
Aku langsung panik, nafasku tak teratur, jantungku berdetak sangat cepat. Mereka semua bukanlah orang yang biasa, apa tujuan mereka kesini!?
"Baiklah persiapkan sambutan untuk mereka bertiga"
--sudut pandang Alucard--
"Natalia apa yang kau kumpulkan?" aku bertanya.
Ia membawa sebuah plastik yang berisi penuh, apa isinya?
"Hanya jamur, ini enak untuk kita makan sebagai cemilan" jawab Natalia sembari melirik kedalam plastiknya.
"Ya Ruby akan menyukainya" jawabku sembari tersenyum lalu menoleh kearah Ruby yang murung.
"Bersabarlah Ruby, kau akan menemui Miya besok. Baiknya mulai malam ini kau buatlah hadiah untuk Miya, mungkin dia akan senang" ucapku.
"Iya tapi makanlah dulu ini" Natalia berkata sembari menjulurkan tangannya untuk menyerahkan sekantong plastik berisi jamur. Ruby pun mengangkat kepalanya dengan raut muka girang.
"Kuharap perjalanan besok tak ada apa apa" gumamku khawatir sembari menatap kedasar hutan yang kelam.
###
Udah ini ajah, ntar saya jamin kalian yang baca ini pasti kecapean baca chap dua nya. Kalau nggak berarti saya kalah taruhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legends: Age of Extinction
Fantasyshort stories taken from some backgrounds of the characters and some are not, so please no denial when reading the characters he likes different from the others. if you do not agree to get out of this page and look for another story. Ratu darah suda...