Natalia terus berlari menuju kota Moonlight, dengan Stealth mode nya, ia takkan terlihat oleh pasukan orc. Sementara Alucard mulai tersudut melawan para orc, sedang Ruby masih bisa bertahan disisi lain. Dilain tempat ada seorang petarung yang menyaksikan kedua pemuda ini dikepung, petarung dari barat, atau lebih tepatnya dari Wasteland Desert. Dia Clint.
"Siapa mereka? Mereka sungguh berani melawan para orc, haruskah kubantu dua orang ini?" Tanya Clint bergumam dalam hatinya.
"Kurasa harus, tapi tak sekarang. Sebaiknya aku memanggil yang lain, ini saatnya untuk membalas dendam atas kotaku yang mereka hancurkan." Gumam Clint, lalu ia menembakkan senjatanya ke sisi hutan yang lain untuk mengalihkan perhatian para orc, setidaknya dia membantu sedikit atau tak sedikitpun. Para orc yang terkejut dengan tembakan Clint barusan, mereka segera memeriksa kesisi hutan yang berbunyi. Dengan cepat Alu dan Ruby mengambil kesempatan untuk segera membunuh para orc yang tertinggal lalu berlari menjauh, tapi tak untuk kabur. Itu bukanlah prinsipnya.
On Moonlight City
Miya POVAku berlari didalam lorong yang gelap serta lembap, pencahayaan disini pun kurang. Setelah beberapa meter dari pintu masuk ada seorang wanita yang mengejutkanku. Lesley..
"Hey Miya, mau kemana kau dengan batu bulan itu?" Tanya Lesley.
"Apa kau tak dengar kata kakakmu, aku harus menyembunyikan ini segera." Balasku.
"Kau yakin? Dengar, apa yang diucapkan kakakku tak selalu benar." Jawabnya. lantas akupun menghentikan langkahku.
"Apa kau pernah melihat perkataan nya itu salah?" Tanyaku demikian.
"Hmm kalau kuingat aku tak pernah melihat perkataannya itu salah." Jawabnya.
"Kalau begitu, kali ini pun dia juga benar." Saut ku.
"Kurasa, tapi aku tak mau mengambil kesimpulan dulu atas informasi yang belum tentu benar atau tidaknya." Jawabnya.
"Lalu apa yang kau lakukan setelah ini?" Tanyaku.
"Aku akan melihat kesisi hutan, perbatasan kota ini." Jawabnya.
"Tidak Lesley, jika mereka memang benar ingin kesini, itu adalah ide buruk karena kau akan ditangkap oleh mereka." Saut ku.
"Kau tahu, aku tak seburuk itu. Mereka takkan bisa menangkap ku." Ucap Lesley dengan tatapan percaya diri. Dia memang selalu begitu, aku hanya bisa berharap nantinya takkan terjadi apa-apa padanya.
Sampai diujung lorong aku segera meletakkan batu bulan di peti jebakan. Peti yang mana dibuka peti itu meledak, sementara isinya akan diturunkan otomatis kekubus anti magis, jika ada yang menyentuh petinya. Aku segera pergi dari lorong ini, secepat mungkin. Sesampainya diatas yang pertama kulihat adalah Altar Moonlight. Semua penyihir berkumpul didepannya. Altar adalah bangunan yang harus dilindungi. Aku melihat kesekitar tempat tak ada Lesley, mungkin dia sudah pergi. Lalu Wesley memanggil ku.
"Hey Miya apa kau melihat Lesley?" Tanyanya.
"Aku tak melihatnya sekarang, tapi tadinya dia bilang pada ku, dia akan pergi melihat Abyss sendiri." Ucapku.
"Akhh, sial dasar anak itu. Tolong kau tetap disini, pimpin para pemanah. Jika bisa kau pimpin semua pasukan, lindungi Altar dan batu bulan." Titahnya demikian, lalu dia langsung menunggangi kudanya dan memacunya lebih cepat untuk menyusul Lesley.
Aku hanya bisa menatapnya. Sekarang aku hanya harus melakukan tugasku. Wesley, cepatlah temukan Lesley dan kembali lah cepat. Aku tak bisa mengurus kota ini tanpa kalian berdua. Jika kalian tak ada, hanya Kagura lah yang bisa membantuku. Dulu dia seorang penyihir terkenal, yang konon nya mampu mengalahkan seribu pasukan. Tapi kini dia memilih untuk berhenti jadi penyihir, dan membuat toko bunga yang besar.
"Aku tak ingin lagi membunuh sekarang." Itulah yang ia katakan, saat aku bertanya mengapa ia berhenti mengabdi pada kerajaan.Sudut pandang Wesley
Aku sudah menemukan Lesley, dan kini ia masih tak apa. Namun janggalnya dihutan ini terlalu senyap. Tak seperti biasa, bahkan pasukan Orc belum muncul satupun.
"Hey, nanti berhentilah mengada-ngada, sekarang tak ada satupun orc yang terlihat ataupun Abyss." Ucapnya.
"Tolong kau diamlah dulu." Titah ku.
Aku menatap jalan dan mulai menyusuri nya, Lesley mengikutiku dari belakang. Lesley memang tak pernah berani membantah padaku. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki kecil dengan sangat cepat. Tapi tak terlihat seorangpun dihutan sekarang.
"Hey !" Ucap seseorang yang mengejutkan ku.
Aku dan Lesley berbalik dan menatap seorang wanita berkerudung.
"Apa yang kau lakukan disini?!" Ucap Lesley dengan tatapan membunuh.
"Aku hanya ingin bilang, sebentar lagi Abyss dan pasukan nya akan kesini. Soal Abyss aku tak tahu pasti, karena saat kulihat tadi Abyss tak bersama pasukannya.
"Bisakah aku mempercayaimu?" Tanya Wesley.
"Aku tak berbohong! Kumohon, cepatlah! Alucard dan Ruby terjebak disana!" Seru Natalia, sembari menggoyangkan bahu Wesley.
Lalu Wesley menatap Lesley. Lesley mengangguk, Wesley langsung berlari ke Moonlight city. Untuk segera menyiapkan pasukan pengintai. Sementara Lesley dan Natalia pergi menyusul Alucard dan Ruby.
Sudut pandang Zilong
"Kini kerajaan ku semakin melemah, kau sendiri, apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Tanyaku sembari menatap keluar jendela, dimana banyak burung yang bermigrasi disore hari yang sungguh senyap ini.
"Jika semua kerajaan melemah, baiknya kita membagi kekuatan saja." Usul Tigreal.
"Dengan apa?" Saut ku."meskipun kita berdua dengan semua kerajaan pun takkan mampu menandingi Abyss, jika saja Hestia mau membantu." Sambungku.
"Kita takkan tau jika tak mencoba, jangan mudah putus asa. Kau adalah putra naga kebanggaan ayahmu. Tak seharusnya kau terus berdiam diri, melihat kerajaan lain hancur." Simpul Tigreal yang kini berdiri di depanku, menatapku dengan wajah penuh motivasi.
Tak lama kemudian, terdengar langkah lari dari lorong. Lalu Hayabusa masuk ke ruangan dengan panik.
"Lord, Moonlight City diserang Abyss. Dan kedua anak anda ada disana!" Seru Haya.
Lalu Tigreal menenangkan Haya dan berucap."maksudmu Alucard dan Ruby ada disana?" Tanya Tigreal halus.
"I-iya." Jawab Haya.
To be Continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legends: Age of Extinction
Fantasyshort stories taken from some backgrounds of the characters and some are not, so please no denial when reading the characters he likes different from the others. if you do not agree to get out of this page and look for another story. Ratu darah suda...