Daniel POV
Musik berisik ala club terdengar di telinga. Meski bising gue tetep aja menikmati musik di club Seongwoo hyung ini. Gue selalu kesini kalau gue bosan di rumah dan gak ada teman main. Lagi pula gue dapat diskon juga. Inilah enaknya punya koneksi orang dalam.
Gue memandangi lantai dansa yang ramai dengan Cocktail ditangan. Gue ingin banget nunjukin kemampuan bboying gue disana. Tapi gue gak bodoh banget. Yang ada gue malah di injak injak sama penari mabuk itu.
"Br*ngsek kau Oh Sehun!!"
"Kau juga! Hwang Minhyun!!"
Gue melihat cewek disebelah gue yang udah mabuk berat. Gue sedikit kasian tapi juga ingin ketawa lihat orang yang mabuk berat begitu. Dia pasti barusan diputusin ckck.
Seongwoo hyung mulai menasihati cewek itu. Sampai merebut botol sojunya. Gue hanya menjadi saksi bisu. Gue males banget berurusan sama orang patah hati yang mabuk berat.
"Oh oke oke. Aku sudah memutuskan! Hicup Dia pria berambut pink ini akan mengantarku pulang hicup"
Gue?
Beneran gue?
"Lu kenal dia Dan?" Tanya Seongwoo hyung kepadaku.
Kujawab saja tak tahu dengan mengangkat bahuku.
"Kau tak mengenalku? Hicup oke kenalin aku Oh Hayoung hicup" cewek ini memberikan tangannya untuk berjabat tangan dengan gue. Gue mau menjabat tangannya tapi dia malah menggoyangkan tangannya seperti sudah berjabat tangan dengan gue. Trus dia senyum cerah gitu tapi kalau kata gue sih senyum gila. Mana ada cewek yang sedang patah hati senyum cerah.
Bruk
Cewek itu menjatuhkan kepalanya ke meja. Itu pasti sakit karena suaranya terdengar sangat nyring. Cewek itu benar benar pingsan atau lebih tepatnya tidur.
"Lu mau bantu gue Dan?"
"Apaan hyung"
"Nganterin dia"
"Panggil aja taksi kayak biasanya hyung. Atau gak telepon aja" gue mengangkat ponsel cewek itu yang tertindih tangannya.
"Nggak bisa Dan. Kalok udah tidur begini gak bakal bisa diajak omong. Please Dan"
"Hmm okelah. Tapi gue besok bolehin ya bboying disini bareng temen temen"
"Gampang mah itu. Bisa diatur"
Gue memasukkan ponsel cewek ini ke dalam tas yang dia bawa. Gue kalungkan asal tas itu di leher gue. Gue mau membopong cewek ini keluar. Tapi karena terlalu ribet akhirnya gue mengode ke Seongwoo hyung untuk menolong.
Udah dua orang lelaki sejati membopong cewek mabuk ini tapi gue masih bisa ngerasain kalok cewek ini berat banget. Gue nunggu taksi lewat sementara Seongwoo kembali kepada pekerjaannya. Cewek itu.. gue senderin aja ke tiang lampu jalan.
Begitu taksi lewat. Gue berhentiin taksinya. Taksi itu kosong. Gue membopong cewek itu masuk ke taksi bagian belakang.
"Pak jaga dia ya pak sampek tempat tujuan."
"Tujuannya kemana pak?"
Bener juga
Gue menepuk nepuk pipi cewek itu mencoba menyadarkannya dan menanyakan alamat tempat dia tinggal. Tapi dia malah mengataiku.
"Br*ngsek"
Dasar cewek gila. Terpaksa gue lancang buka tas dia dan dompet dia untuk mencari kartu identitasnya.
"Yah!! Mau apa kau buka buka tas orang!! Pencuri ya?"
Cewek itu mengambil kembali tas dan dompetnya sebelum gue berhasil mendapatkan apa yg gue cari.
"Gak tau deh pak tanya aja sama orangnya. Lagian saya gak kenal"
Pak sopir itu terlihat bingung. Percayalah pak gue juga bingung. Gue menutup pintu taksi itu. Tak mempedulikan dia lagi.
"Jangan tinggalin aku hun"
Ucap lirih cewek itu. Gue pun gak tega untuk meninggalkan dia. Gak tau apa yang gue pikirin saat ini. Gue masuk ke dalam taksi itu duduk di sebelah cewek gila ini. Gue masih terus berusaha tanya alamat tempat tinggal dia. Gue rasa gue udah keliling kota Seoul berkali kali. Gue kaget ketika mengintip tarif taksi yang hampir aja gak bisa gue bayar. Gue langsung menyuruh sopirnya turunin ke hotel terdekat.
Tuhan. Tolong ingetin gue nagih hutang kalau ketemu cewek ini lagi. Tapi lebih baik jangan ketemu lagi.
Gue menggendong cewek ini dipunggung gue. Gue sabar aja rambut gue dijambak jambak. Kakinya nendang nendang badan gue. Tapi begitu dia memperlihatkan tanda itu.. gue langsung panik. Gue langsung turunin dia dan dia sukses mengeluarkan semua isi perutnya. Gue bernafas lega. Nasib gue gak seperti cowok di drama drama itu yang selalu sial jika mengantar pulang seorang cewek yang mabuk.
Gue masuk ke hotel itu. Seorang resepsionis bertanya pada gue.
"Tolong satu kamar yang paling murah untuk semalam."
"Maaf tuan. Kamarnya tinggal satu dan itu suite room"
Mampus gue hotel ini aja udah sangat mahal ditambah suite room? Gue pindah ke Seoul untuk sukses bukan bangkrut kayak gini.
"Mbak uangnya DP dulu boleh gak? Soalnya yang make bukan saya. Dan saya gak kenal sama nih cewek"
"Oh boleh tuan. Ini kuncinya untuk kamar nomer 906"
Gue senyumin aja resepsionisnya. Gue ingin segera melepas beban yang ada dipunggung gue ini.
Setelah sampai kamar, gue segera membanting cewek ini diatas ranjang king size. Gue menuju lemari pendingin meraih sebotol air dingin. Gue meneguk abis air di botol ini. Cukup menguras tenaga menggendong cewek itu. Tanpa sadar gue melepas kancing kemeja gue karena gerah. Namun kuurungkan. Karena gue gak mau diterkam sama cewek ini. Lebih baik gue segera pergi dari sini.
"Jadi begitu lah ceritanya" tutur gue kepada mereka berdua.
"Terus yang di hotel itu...."
"Mana gue tau. Kalok gak percaya tanya aja sama resepsionisnya. Gue langsung pergi kok"
Cewek itu terlihat malu karena udah salah menuduh.
"Loh Hayoung?"
"Maaf ya udah salah dan ganggu"
Cewek itu langsung pergi menjauh setelah ada yang memanggilnya. Mungkinkah pacarnya itu??Bodo amat lah. Bukan urusan gue juga.
"Gue tau bisa percaya sama lu Dan" ucap Seongwoo hyung bangga kepada gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love You
ФанфикJika bukan karena hari itu aku tak akan bertemu dengan Kang Daniel - Oh Hayoung Jika bukan karena hari itu, Hayoung tak akan datang kepadaku - Kang Daniel Author's note : Ini bukan Fanfiction rated / NC kok Tapi aku sarankan yang belom 15 tahun ja...