Langit yang tadinya biru perlahan berubah menjadi warna merah. Angin berhembus mengibarkan kain kain yang tergantung diatas tali yang menghubungkan dua tiang. Daniel baru saja masuk ke tempat ke kuasaannya, rumah rooftop barunya. Dia membawa dua kantong plastik di kedua tangannya sementara mulutnya sibuk menyesapi permen lolipop. Dia membawa kedua plastik itu ke arah dapur dan meletakkannya di atas meja. Ia membongkar isi dari kantong plastik itu. Isinya terlihat banyak namun itu hanya satu macam, kue beras.
Daniel memilah kue beras itu menjadi lima bagian sama rata untuk dibagikan kepada para tetangganya dan juga satpam, penghuni apartmen yang ada di bawah kakinya ini. Tak lupa ia menyiapkan paket kue beras spesial untuk gadis spesialnya, Hayoung. Daniel juga menyisakan beberapa untuk dirinya nanti.
Daniel menuruni anak tangga dan langsung menuju lift. Ia menekan tombol bertuliskan angka 1 menuju lobby. Pertama ia memberikan kue beras itu kepada satpam yang setia menjaga keamanan gedung apartmen ini. Lalu Daniel kembali meneruskan kegiatannya. Satu persatu ia menekan bel apartmen tetangganya, menyapa penghuninya dengan ramah. Hingga dia sampai ke pintu terakhir dengan paket kue beras terakhir yang spesial ditangannya.
Sedikit gugup, namun ia tanpa menunggu lama segera menekan bel. Pemilik apartmen itu tak kunjung datang sehingga membuat Daniel menekan bel lagi. Kini pemilik apartmen itu membukakan pintunya. Terlihat Hayoung mengeluarkan kepalanya dari balik pintu. Dan Hayoung segera membuka pintu itu dengan lebar setelah mendapati keberadaan Daniel.
"Ini kue beras yang ku janjikan"
"Kebetulan kau kemari"
Hayoung menarik Daniel masuk ke apartmennya. Apartmen Hayoung dalam suasana remang remang hanya diterangi cahaya matahari yang mulai tenggelam dari jendela. Hayoung mengambil bingkisan kue beras dari tangan Daniel dan menggantinya dengan sebuah bohlam lampu. Daniel menatap heran bergantian antara bohlam di tangannya dengan Hayoung.
"Tolong bantu aku menggantikan lampu"
Daniel baru menyadari bahwa suasana remang remang di apartmen Hayoung berasal dari lampunya yang mati. Dia juga mengerti kenapa Hayoung tak kunjung membuka pintu saat dia membunyikan bel tadi. Terlihat sebuah kursi kecil tepat dibawah gantungan lampu. Itu adalah lampu yang perlu diganti oleh Daniel sekarang.
Daniel mendekati gantungan lampu itu dengan percaya diri. Dia juga mengesampingkan kursi kecil yang tadi dipakai Hayoung. Ia mengangkat kedua tangannya untuk mengganti lampu.
"Tanpa kursi kau bisa menggapainya? Aku tau aku bisa mengandalkanmu"
Tapi tidak. Daniel tak bisa meraih lampu yang telah mati itu. Ia bahkan sudah menjinjit tapi itu belum tergapai oleh tangannya.
"Sudahlah turunkan harga dirimu dan pakai kursinya Dan"
"Aku ingin memperlihatkanmu bahwa aku ini lelaki yang punya tubuh tinggi, tapi ternyata apartmen itu lebih tinggi dari dugaanku. Fantasi ku jadi hancur"
Hayoung terkekeh dengan penjelasan Daniel. Sekarang dengan mudah Daniel mengganti lampu itu. Meskipun dia juga harus menurunkan harga dirinya.
Setelah Daniel selesai mengganti lampu, Hayoung mencoba menyalakan lampu itu menguji pekerjaan Daniel. Cahaya lampu mulai menerangi ruangan apartmen Hayoung. Kini Daniel bangga kepada dirinya dan menjadi sedikit sombong.
"Mengganti lampu memang sudah tugas seorang laki laki. Bersyukur lah ada aku di dekatmu, Hayoung"
"Ya terima kasih Kang Daniel -ssi... dan makasih juga dengan kue berasnya" Hayoung memasukkan satu potong penuh kue beras ke dalam mulutnya, dan mengunyahnya.
"Aku jadi berhutang padamu, jadi jika kau membutuhkan bantuanku panggil saja aku. Aku akan membantu" ucap Hayoung dengan masih fokus kepada kue beras pemberian Daniel.
"Bagaimana jika aku membutuhkanmu untuk menggenggam tanganku dan memelukku. Apakah kau akan membantuku?" Goda Daniel kepada gadis yang ia sukai itu.
"Tentu saja aku akan dengan senang hati menjitak kepalamu"
"Oke baiklah.. bagaimana dengan hutangmu waktu itu? Ongkos taxi... Dan DP Ruangan Hotel tempatmu tidur waktu kau mabuk"
"Eumm itu aku akan membayarmu.. tunggu aku akan mengambil dompet dulu"
Hayoung beranjak dari duduknya, ia berjalan masuk lebih dalam ke ruangan apartmennya. Namun ia urungkan karena tangan Daniel menggagalkan tindakannya. Daniel menggenggam tangan Hayoung, menahannya untuk pergi.
"Sudah itu tidak perlu. Aku akan kembali ke rumah rooftopku. Jika aku terlalu lama disini aku takut nanti aku tak ingin pergi dari sini. Selamat malam Hayoung"
Daniel mengacak rambut Hayoung dan pergi meninggalkan Hayoung dalam diam. Hayoung masih terdiam saat Daniel sudah meninggalkan apartmennya."Ini bukan pertama kali ada seorang lelaki yang memperlakukanku seperti itu, mengacak rambutku. Tapi kenapa dengan diriku? Ini terasa berbeda"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love You
أدب الهواةJika bukan karena hari itu aku tak akan bertemu dengan Kang Daniel - Oh Hayoung Jika bukan karena hari itu, Hayoung tak akan datang kepadaku - Kang Daniel Author's note : Ini bukan Fanfiction rated / NC kok Tapi aku sarankan yang belom 15 tahun ja...