Part 14

180 27 3
                                    

Hayoung berjalan cepat dengan tangan yang sibuk mendorong stroller berisi beberapa roti isi subway dan beberapa gelas plastik berisi jus buah. Hayoung membuka pintu sebuah ruangan. Ruangan itu sangat luas. Beralaskan lantai kayu, berdinding cermin di salah satu sisinya.
Penghuni ruangan itu langsung menyerbu Hayoung. Lebih tepatnya menyerbu makanan dan minuman yang dibawa Hayoung.

Diantara penghuni ada wajah yang tak asing bagi Hayoung. Ya Daniel, Samuel dan juga Woojin, Park Woojin dan Kim Samuel yang pernah diajak Daniel ke acara kampus Hayoung tempo hari.

Tugas Hayoung sebenarnya sudah selesai di ruangan itu. Tapi kakinya enggan untuk melangkah keluar dari ruangan. Hayoung ingin melihat tarian mereka. Setidaknya dia ingin mencuci matanya.

Semua trainee itu memamerkan kebolehannya, mereka menari mengikuti irama lagu yang menggema di seluruh penjuru ruangan. Hayoung terpesona dengan mereka. Tapi tanpa sadar ia terfokus kepada Daniel. Mereka sempat bertatapan mata. Daniel pun tersenyum karenanya. Sementara Hayoung salah tingkah, pipinya memerah, suhu tubuhnya menaik tanpa sebab dan memilih keluar dari ruangan.

Hayoung menekan dadanya, menata perasaannya. Ketika ia sudah sendiri di sebuah lorong dengan dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan Seoul.

"Sudah mulai menyukaiku?" Hayoung terkejut melihat Daniel yang sudah ada di belakangnya.

"Tidak sama sekali. Kenapa kau disini? Kembalilah berlatih!"

Hayoung pergi meninggalkan Daniel begitu saja. Tapi ditahan Daniel. Daniel menggenggam erat tangan Hayoung.

"Dan... Tidak disini. Bagaimana kalau ada yang melihat dan mereka salah paham?" Ucap Hayoung seraya berusaha melepaskan genggaman Daniel dari tangannya.

"Jadi kalau tidak disini aku bisa.."

"Menggenggam tanganmu?" Daniel menggenggam tangan Hayoung.

"Memelukmu?" Daniel mendekatkan diri ke Hayoung dan mendekapnya.

"Dan menciummu?" Daniel meraih dagu Hayoung, menariknya mendekati wajahnya. Hanya terpisah beberapa centi bibir mereka. Hayoung terdiam. Namun ia sadar ini tidak benar. Ia mendorong Daniel dengan keras.

"Kang Daniel!!!"

"Baiklah baiklah. Aku akan berlatih lagi setelah membawamu kembali. Kami membutuhkanmu. Untuk merekam latihan kami"

"Merekam? Kalian kan belum debut"

"Ini hanya untuk penilaian. Setiap kami sudah menguasai koreografi, kami harus merekamnya untuk dinilai"

Hayoung pun mengikuti Daniel untuk kembali lagi ke ruangan training itu. Tentunya dengan menggumamkan berbagai kutukan untuk Daniel. Setelah menyerang jantungnya.

🍑🍑🍑

Hari sudah menjadi sore. Hayoung sudah menyelesaikan tugasnya sebagai pegawai magang di hari pertama. Sore itu langit menjadi kelam, mendung. Hayoung mempercepat langkahnya untuk keluar dari gedung dan menuju halte bus.

Namun sial, baru lima langkah ia melangkah ia berbalik lagi. Hujan tiba tiba mengguyur dirinya.

Bugh

"Maafkan aku" Hayoung menabrak seseorang ketika ia sibuk melindungi kepalanya dari guyuran hujan.

"Tidak apa" Itu Daniel. Hayoung hafal suara Daniel. Hayoung mendongakkan kepalanya. Dan itu benar benar Daniel. Daniel mungkin akan langsung memeluk gadis itu saat Hayoung menabraknya. Tapi tangannya sibuk mengangkat jaketnya, pertahanannya dari serangan rintikan hujan.

"Kenapa diam? Cepat lari!!"

Hayoung tersadar. Ia menarik jaket Daniel sehingga ia ikut berlindung dibawah jaket itu. Daniel tak membuang kesempatan itu. Daniel menggenggam tangan Hayoung yang mencengkeram kuat di jaket denim miliknya.

Meski hanya sekejap perjalanan mereka menuju halte bus di tengah hujan. Cukup membuat Daniel tersenyum. Yakin itu adalah salah satu dari sekian fantasinya bersama Hayoung. Sementara Hayoung sibuk menata degup jantungnya.

Bus yang ditunggu akhirnya datang. Tak seperti tadi pagi yang sepi. Kini bus itu sangat ramai bahkan mereka berdua tak mendapatkan tempat duduk. Mungkin hujan menjadi alasannya. Terpaksa mereka berdiri.

Hayoung bingung untuk meletakkan tangannya. Tak ada celah untuknya berpegangan. Jadi terpaksa ia harus menumpuh berat badan di kakinya. Berusaha tidak jatuh tanpa berpegangan apa pun.

Daniel menyadari itu. Daniel lebih mendekat ke Hayoung. Sekarang mereka saling berhadapan. Hayoung menghadap dada bidang Daniel sementara Daniel menghadap puncak kepala Hayoung. Daniel sudah akan memeluk gadis itu namun diurungkannya. Daniel tahu Hayoung tidak menyukainya.

"Berpeganganlah padaku, jika kau tidak mau malu"

Daniel meraih tangan Hayoung dan diletakkannya diatas tangannya yang menggenggam tiang besi bus.

"Aku tahu kau tak mau melakukannya. Tapi ini untukmu. Dan juga aku takut jika nanti kau terjatuh dan aku menertawakanmu dan kau akan semakin membenciku"

Hayoung mendengus kesal. Jika ada sedikit ruang gerak di sana, Hayoung akan menyerang Daniel dengan seribu pukulan miliknya.

🍑🍑🍑

Sesampainya di apartmen mereka, Hujan berhenti. Hanya tersisa titik titik air yang jatuh dari dedaunan pohon. Ajaib memang
Hayoung sudah ingin masuk ke dalam apartemennya mengganti pakaiannya dan juga menghangatkan tubuhnya.

"Hayoung"

"Hmm?" Hayoung kembali mengeluarkan kepalanya dari balik pintu.

"Jangan lupa besok test SIM dan jangan belajar juga biar kita bisa nge-date. Ah jangan lupa makan dan istirahat juga"

Daniel menaiki tangga setelah melambaikan tangannya ke arah Hayoung yang masih terdiam.

🍑🍑🍑

Hayoung

Aku menutup pintu apartmenku. Aku bersandar di pintu itu. Aku mengamati tanganku yang tadi sepanjang jalan menempel di tangan Daniel, menyentuh kulitnya, menyentuh urat nadinya yang menonjol di balik kulitnya. Apa tangan seorang pria memanng seperti itu? besar dan berotot?

Aku kembali menekan dadaku. Merasakan detak jantung ku. Jantungku berdegup dengan kencang.

Apa yang kulakukan? Kau memikirkan tangan pria dan jantungmu berdegup kencang?!

KAU SUDAH GILA OH HAYOUNG!

Uncontrollably Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang